Anna yang berjalan masuk ke dalam rumah yang di huni oleh putrinya dan Clark Shark.
Mata Anna melihat Alice yang murkah dengan menghancurkan berapa vas bunga. Ia mendekati Alice selaku putirnya untuk bertanya apa yang terjadi.
"Bu, Clark kena goda sama jalang lagi. aku harus bagaimana?" ngeluh Alice yang melapokan apa yang ia rasakan hari ini kepada ibunya.
Park Anna menghela nafas marah dengan sikap Alicia yang selalu tidak berguna sama sekali dan selalu tergantung padanya.
"Tinggal di musnahkan, masa kau tidak bisa?" decak Park Anna kesal dengan sikap putri satu-satunya yang selalu harus ia bimbing dari dulu sampai sekarang. Untuk bisa mendapatkan apapun yang di inginkan menjadi kenyataan.
Alice menatapi wajah Ibunya yang tidak ada keraguan sedikitpun dalam setiap kata-kata yang di keluarkan. Ia mulai mengerti, kenapa selama ini ibunya bisa sekejam itu untuk orang yang benar-benar menghalangi jalan bisnisnya.
"Sudah paham?" ucap Park Anna dengan gaya sombongnya dan mengebiskan rambutnya.
"Ya, akan aku ikutin semua jejak keberhasilanmu!" balas Alice yang menghubungi seketaris Clark untuk memata-matin gerakkan Clark dan untuk mengetahui siapa wanita jalang tersebut. Yang berhasil merebut hati Clark yang membeku selama ini.
***
Di atas ranjang, Reika tidak menunjukkan respon sedikit pun, seolah-olah ia tidak mendengar apapun. Clark yang tetiba kesal dengan sikap Reika yang datar, tepatnya seakan mendukung apa yang ia sampaikan barusan kepada istri sialanya.
Clark menaruh kembali ponselnya. Melangkah mendekati Reika dan menunduk serta mengecup bibir Reika yang terlihat membengkak.
Mata mereka bertemu dan saling menatap lama.
Clark kembali mengecup bibir Reika. kali ini ciumannya lebih lama hingga Reika hampir kehabisan nafas. Dengan kedua tangan terkepal. Reika berapa kali memukul-mukul dada Clark yang bidang dan berotot.
"Aku akan memuaskanmu," bisik Clark dengan suara seraknya.
Reika meringis, saat Clark melepaskan tali dasi di kedua pergelangan tangannya yang membelitnya sangat kuat hingga hampir meninggalkan bekas merah kebiruan. Seperti ini lah, Clark sangat suka melakukan kekerasan terlebih dahulu padanya. Sebelum menyetubuhinya. Seperti semalam yang di lakukan Clark di malam pertamanya yang meninggalkan berapa ingatan menakutkan di benak Reika.
Kadang Reika berpikir ingin mengakhiri hidupnya. Tapi ia tidak boleh lemah, karena dendamnya belum terbalaskan.
Saat Reika ingin bangkit dari tempat tidur, secepatnya tubuh rapuhnya di tarik oleh Clark yang masih di sampingnya.
"Kau mau kemana?" tanya Clark yang menyipitkan matanya.
"Aku ingin ke kamar mandi."
Clark langsung bangkit dan menindih tubuh Reika. menahan kedua tangan Reika di kedua sisi kepalanya.
"Kau kira bisa membohongiku dengan berpura-pura ke kamar mandi. Seperti yang di lakukan oleh para wanita jalang," ucap Clark dengan tatapan tajamnya.
Tubuh mereka masih dalam keandaan telanjang. Wajah Reika merona, saat merasakan rudal Clark berkedut dan bersentuhan di antara selangkangannya.
"Kita akan bermain sampai malam," bisik Clark yang kembali menikmati bibir tipis merah Reika dengan memperdalam ciumannya, lidahnya membelit dan melumat bibir Reika dengan rakus. hingga menurun ke leher dengan menjilati dan mengigit sepanjang garis ciumannya yang di tinggalkan di tubuh Reika.
Reika kembali mendesah saat tangan Clark meremas buah kembar putih dan kenyal. Memilih puncaknya lalu menariknya dengan kuat.
"Clark..." pekik Reika yang terkejut.
Reika semakin melengkungkan tubuhnya, saat merasakan rudal Chris di belahan intinya.
Ciuman Clark dan jilatan lidah semakin turun menciumi perut rata Reika. lalu membuka kedua kakinya secara lebar yang memperlihatkan lembah yang terlihat basah dan rumput hitam yang tersisir dengan rapi.
"Benar-benar sungguh indah?" puji Clark pada inti Reika.
Reika melenguh saat lidah Clark menyapu belahan inti tubuhnya.
Clark membuka lebar lipatan inti tubuh Reika. Lalu menghisap bagian kecil yang lunak dan menonjol dengan sempurna yang merupakan titik kelemahan para wanita.
"Clark, Please..." tubuh Reika bergetar hebat.
Ketika, ia merasakan perlepasan yang keluar membasahi inti tubuhnya dengan deras mengalir keluar dari dalam cela intinya.
"Kau menginginkan ini sayang?" tanya Clark menegakan tubuhnya, menampar rudalnya di belahan inti tubuh Reika.
Milik Reika berkedut saat Clark dengan gerakkan cepat menampar ujung rudalnya di bagian kecil dan lunak inti tubuh Reika. satu tangan Chris membuka lebar lipatannya.
Reika mengeryit keningnya secara dalam, ketika dua jari Clark menerobos masuk ke dalam lembahnya.
Clark menyerigai dan mulai menggerakkan kedua jarinya di dalam celah lembah Reika secara kasar.
Teriakan demi teriakkan yang Reika frustrasi saat perlepasan kembali menghantamnya. Tubuh Reika terkulai, nafasnya terengah-engah tidak mampu lagi untuk bergerak. Dengan siksaan kekerasan seksual yang di berikan oleh Clark untuknya.
Reika melenguh lagi, saat Clark mengeluarkan kedua jarinya. Ia melihat Clark menghisap cairan miliknya, menjilatinya dengan rakus. Seolah-olah itu adalah lelehan ice cream.
Clark kembali menunduk dan menghisap inti tubuh Reika. kali ini, hisapannya lebih kuat dan Reika hampir mati karena ke nikmatan.
"Katakan kau wanita jalang," Kata Clark yang memposisikan rudalnya di liang milik Reika dan mengesekannya berapa kali. Untuk memancing hasrah Reika.
"Aku wanita jalangmu," bisik Reika sesak. Berharap Clark akan mengakhiri permainan penyiksaan ini.
Clark terkekeh garing, melihat expresi Reika yang memohon.
Hanya satu hentakkan kuat, rudal Clark itu menyeruak masuk ke dalam liang lembah Reika.
Tubuh Reika berguncang seiring hentakan demi hentakkan yang di berikan oleh Clark dalam tubuhnya.
Dengan gemas, Clark meremas buah kembar Reika yang bergoyang begitu indahnya. Mengikuti gerakkan hentakkannya.
Clark mendekatkan wajahnya dan mencium bibir Reika yang mendesah merdu. Kemudian di balas oleh Reika, dengan melingkarkan kedua tangannya di leher Clark.
Merasakan Reika semakin binal, Clark semakin cepat mempompa daerah sensitif Reika dengan kasar.
Keluar masuk... keluar masuk berulang-ulang kali.
Desahan Reika di redam oleh Clark dengan lumatan bibirnya saat pria itu mencapai perlepasan.
"Ehhhmmmm..." desah keduanya di sela tautan bibir mereka.
Clark melepaskan ciumannya, menatap Reika dengan kepuasan. Kali ini ia tidak sekasar semalam. tapi tetap saja rasanya nikmat saat ia menyetubuhi Reika secara berkali-kali.
Reika mengeryit, saat Clark mengeluarkan rudalnya dari celah miliknya dan Clark sempat memperhatikan celah inti tubuh Reika yang masih berkedut. Di mana cairan miliknya keluar mengalir di antara selangkangan Reika yang sudah ia rudal paksa hingga bengkak.
"Mengagumkan," gumam Clark tidak jelas.
Reika masih gemetaran, kemudian di paksa berdiri oleh Clark untuk menghadap ke arah kaca.
Clark memposisikan dirinya, memeluk Reika dari belakang dan menghujam miliknya dari arah belakang.
Reika mendesis nikmat lagi, ketika Clark menghujam miliknya dari belakang dengan keras dan kuat. Tanpa memperdulikan bagian bawahnya yang sudah lecek dan bengkak.
Clark terus menusuk miliknya pada Reika dengan cepat, ia tidak akan melepaskan Reika. sebelum puas menghukum Reika dengan hubungan tubuh.