Clark langsung mencabut rudalnya untuk mematikan ponsel yang menganggu proses kenikmatan tubuh Reika.
"Apakah dari istrimu," gumam Reika dengan suara manja, sambil melap bibirnya yang merah dengan lidah.
"Biarin," ucap Clark dengan kembali membuka kedua kaki Reika secara lebar. lalu memmasukkan rudalnya dengan sekali hentakkan keras. Yang membuat Reika menjerit dengan suara keras.
"Fuck…" umpat Clark kasar dengan mengoyangkan pinggulnya dengan kasar.
Tubuh Reika tersentak-sentak mengikuti irama goyangan pinggul Clark yang sangat cepat.
"Clark ... pelan... sakit," rintih Reika. Saat Clark mulai bergoyang liar di dalam celah intinya.
"Oh Shitt.. kau sungguh nikmat," Clark memaki dengan kasar. Karena celah inti tubuh Reika kembali sempit lagi dan mencengkram rudalnya dengan keras. Membuat dirinya harus extra mengeluarkan tenaga untuk menyesuaikan kesakitan tersebut.
Reika merintih kesakitan hingga menarik-narik sprai dengan kuat. Merasakan tekanan di bawah pangkal pahanya yang sesak.
Suara merdu dari Reika semakin menambah semangat Clark untuk menghentakan semakin dalam. Bahkan, Clark semakin brutal dengan pengerakkan pinggulnya. Tubuh Reika terus bergoyang menerima hentakkan demi hentakkan dari Clark bertubi-tubi. Kedua tangan Reika yang semula mencengkeram sprai, kini ia lepaskan dan mengalungkan kedua lengannya di leher Clark. Dengan tubuh mengejang karena kenikmatan yang di berikan Clark padanya.
Untuk kedua kalinya, Reika mengeluarkan air bening dari miliknya. Sedangkan Clark masih belum mendapatkan pelepasannya. Ia semakin mempercepat gerakan pinggulnya maju mundur. Untuk menyiksa Reika yang tidak berdaya di bawah tubuhnya, hitung-hitung sekalian menghancurkan tubuh Reika di malam ini.
"Aku akan menikmati tubuhmu sampai pagi, bahkan beronde-ronde."
Setelah mengatakan kalimat tersebut. Clark semakin memperdalam permainannya. Ia tidak perduli dengan Reika yang berteriak kesakitan. Akibat perbuatannya. Karena ini pertama kalinya, Clark merasakan kesenangan tiada tara.
Kesenangan yang tidak ia dapatkan dari para wanita yang ia sentuh selama ini. termasuk istrinya sendiri yang menjebaknya dengan kata hamil, hingga mereka menikah dan ternyata kehamilannya palsu.
Di bawah tubuh Clark. Reika semakin berteriak kesakitan, memohon pada Clark untuk mengeluarkan rudalnya. Tapi Clark tetap diam. ia semakin cepat bergerak untuk mengejar pelepasannya akan akan segera datang.
Reika merasakan benda panas tersebut membesar di dalam tubuhnya yang terasa semakin sesak, penuh dan perih.
"Sakit.." rintih Reika yang kesekian kali.
"Nikmatin saja! kau sama saja dengan wanita jalang yang berpura-pura kesakitan," sarkas Clark yang memenamkan seluruh badan rudalnya di dalam celah inti Reika.
"Ahhh.. sakit.. sakit."
Reika semakin berteriak kesakitan, bagian bawahnya sudah tidak dapat menerima ukuran rudal Clark yang semakin besar berlipat-lipat. Terasa sangat sesak dan pedih, karena ia barusan melepaskan keperawanannya yang berharga untuk Clark.
Clark merasakan kedutan besar setelah puluhan menit menikmati tubuh Reika. Denyutan yang menandakan ia akan segera mendapatkan pelepasan. Sehingga Clark semakin mempercepat gerakkan hingga menembus dinding rahim.
"Ahhh…" desah Reika dengan kedua mata membesar. Saat merasakan benda tumpul itu masuk ke dalam rahimnya berkali-kali.
Clark mengeram dan berakhir dengan menyemburkan semua penderitaannya di dalam tubuh Reika yang ia siksa sedari tadi.
Reika merasakan semburan kehangatan di dalam perutnya dan sekaligus lega, yang menandakan permainan akan selesai. Ternyata Reika salah besar. Clark seakan tidak puas, ia langsung membalikkan tubuh Reika ke belakang dan meminta Reika menunging di hadapannya.
Dengan berat hati, Reika melakukannya. Walau tubuhnya hancur sekalipun. Ia harus memndapatkan cincin tersebut. Bagaimana pun caranya.
Melihat bokong Reika yang berisi dan padat. Sudah membuat rudalnya mengeras dengan sempurna. Kedua tangan Clark mengusap bokong Reika yang berisi dan mulus. Terasa sangat kenyal. Saat Clark meremasnya secara bergantian dan menepuk bokong itu dengan keras.
Reika mendesah lagi dengan suara merdu. Ketika rudal Clark masuk kembali ke dalam tubuhnya melalui posisi belakang. dalam posisi seperti itu, Reika baru menyadari rudal Clark benar-benar sangat besar dan panjang.
Reika memeluk bantal dengan kuat dan kepala menunduk ke bawah untuk tetap bertahan menerima setiap kali hentakkan yang menyakitkan sekaligus nikmat.
"Kenapa kamu bisa senikmat ini," racau Clark tidak jelas sambil mengerakan pinggulnya dengan cepat.
Keringat berjatuhan dari dahi Reika kedua dada saling berlari untuk mencapai finish. Kedua kaki Reika bergetar dengan hebat. Saat kedua tangan Clark meremas, memijit dan memutar ujung dadanya dengan gerakkan kencang hingga menariknya.
"Udah Clark… sakit…." Pekik Reika yang merintih kesakitan.
Clark tidak perduli, baginya Reika adalah wanita jalang. Yang pantas mendapatkan perlakuan kasar. Ia terus meremas kedua buah dada Reika secara kasar, seperti hendak memecahkannya.
"Sakit…." Teriak Reika yang kesakitan atas prilaku Clark yang begitu kasar padanya.
Seperti biasa, Clark tidak bersuara. Ia sibuk mengejar perlepasannya. Sehingga mempercepat setiap tusukkan demi tusukkan hingga menyentuh dinding rahim Reika kembali.
"Urrrghhh," Clark mengeram dan berakhir dengan menyemburkan cairan penderitaanya yang banyak dalam celah inti Reika yang masih saja memberikan ia kepuasan.
"Ahhh… " jerit Reika kesakitan, bukan kenikmatan yang ia rasakan lagi. tapi sebuah kesakitan yang menusuk sampai kedalam tulang berlulang tubuhnya.
Clark seakan tuli, ia terus mempompa tubuh kecil Reika dengan gerakkan kuat hingga menembus ke mulut rahimnya lagi dan lagi.
Tak lama kemudian, Clark merasakan denyutan di rudalnya. Dengan bangga ia membuang semua penderitaannya di dalam Rahim Reika.
"Arggghhh, sungguh nikmat," ucap Clark dengan kepala tersentak ke belakang.
Rudalnya merasakan denyutan yang memijat di dalam celah inti tubuh Reika. Ia kembali bergerak dan menghentakkan kehebatan rudalnya kembali hingga Reika tidak bisa berkata-kata lagi. bahkan untuk mendesah saja ia sudah tidak mampu melakukannya. tubuhnya sudah tidak bertenaga dan hanya pastrah di setubuhi lagi oleh Clark.
***
Pagi hari, Clark yang tidak ada niat kerja. Memilih keluar dari dalam kantornya.
"Pak Clark?" sahut seketaris bernama Lisa kepada Clark yang menutup pintu kantor.
"Tolong mundurkan jam rapatnya! Saya ada keperluan mendesak," balas Clark yang langsung pergi tanpa melihat wajah seketarisnya.
Lisa memandangi punggung Clark dengan tatapan rumit. Selama ini, ia tahu. Atasanya tidak pernah mengundurkan jadwal rapat sepenting ini.
Sebagai mata-mata dari utusan Park Alicie. Lisa langsung menghubungi Park Alice untuk memberitau Park Alice apa yang terjadi soal Clark yang meninggalkan kantor sesuka hati. tepatnya tergesah-gesah dengan wajah cemasnya.
Park Alice yang mendengarkan Info dari Lisa. Mengepalkan kedua tangannya. Ia yakin, suaminya pasti keluar menemui para jalang yang tidak ada urat malunya.
"Jalang mana lagi yang mendekatimu!" ucap Park Alice dengan nada penuh kemarahannya.
Selama ini, Park Alice sudah menyingkirkan berapa jalang yang mendekati suaminya. Bahkan menyogok atau meminta orang untuk memperkosa para jalang yang tidak tahu diri itu. sehingga mereka menyerah begitu saja tanpa mendapatkan sepersenpun dari Clark.