Halo 😋 I'm coming...
Sebelum kalian baca ceritanya, saya Cuma mau mengingatkan sekali lagi bahwa ini hanya wattpad. So, saya meramu plot-nya jadi agak campur aduk (maksudnya, kadang saya mengikuti plot The Untamed, kadang juga Donghua, kadang juga Manhua, kadang juga Novel, kadang juga imajinasi sendiri-walaupun yang paling menunjang plot tetep info lebih detail yang saya baca di sebuah fandom 😂) tolong dimaklumi ya. Semua demi berjalannya cerita 😉.
Cekidot!
.
.
.
WARNING! PHSYCO NIE HUAISANG, BL WANGXIAN, etc.
.
.
.
"Sudah kuduga Jin GuangYao akan digulingkan cepat atau lambat atas apa yang sudah dia perbuat!"
Akhir-akhir ini, suara tawa puas sering kali bersahutan memenuhi kedai-kedai. Tepatnya sejak insiden menggemparkan di Kuil Guanyin. Ah, bukan. Mungkin bahkan di seluruh wilayah sekte terutama para kultivator.
Kabar kematian Jin GuangYao yang mengenaskan telah menyebar. Luas, dan jauh lebih cepat dari sekedar minyak tanah disulut api. Mulut-mulut menyinyir. Tak peduli dari golongan mana mereka... tua muda, perempuan laki-laki, bangsawan-bangsawan terhormat, golongan pedagang, masyarakat biasa, pelacur, bahkan pelayan-pelayan tukang gosok debu guci pun berani menarikan lidah demi menghujat pria itu.
"Aku sudah menunggu hari ini sejak lama, dan sekarang akhirnya dia ketahuan, hah! Perbuatan setiap orang pasti akan dibalas bagaimana pun caranya. Dia akan menuai apapun yang dia tanam!" seru salah seorang pengunjung kedai dengan semangat.
Temannya menyahut, "Benar! Pepatah lama itu samasekali tidak salah! Orang-orang yang berada di atas, semakin terlihat bersih, semakin kotor mereka di balik punggungnya!"
Suara tawa bersamaan pun pecah.
"Setuju sekali! Tidak ada orang yang benar-benar baik. Tidak peduli 'lelaki mulia' macam apa mereka, memangnya ada yang tidak memakai topeng di luar wajah asli mereka?"
Sambil menenggak araknya, seorang lagi menyahut. "Ngomong-ngomong SiSi itu pelacur terkenal kan dulu. Tapi kalau melihat dia sudah tua, aku bahkan tidak bisa mengenalinya! Sungguh terlihat seperti nenek-nenek. Kematian Jin GuangYao sendiri juga cukup mengenaskan. Hahahahahaha..."
"Bagus juga Jin GuangYao berpikiran membunuh ayahnya dengan cara seperti itu. Mereka benar-benar cocok. Sangat cocok!"
"Itu memang misteri—kenapa Jin GuangYao tidak membunuhnya saja? Harusnya semua saksi dimusnahkan kan... apa dia tolol?"
Semua yang dibicarakan orang-orang itu telah berubah. Mereka memang menggunakan nada mengecam yang tak jauh beda, seperti enam belas tahun lalu saat Yiling Laozu tersudutkan di Bu YeTian. Menghina, mencaci, menghujat seenak hati, dan kemudian menertawakannya hingga ludah mereka bermuncratan.
Hanya saja... kali ini lebih parah. Sebab yang menjadi bahan olokan bukan hanya satu orang seperti Wei WuXian, yang dulu sudah memutuskan relasi dari sekte Jiang YunMeng, tak lagi punya keluarga, dan hidup liar dengan pilihan sendiri—melainkan seorang pemimpin seluruh kultivator, anak pelacur yang pernah diseret keluar oleh seorang pelanggan dalam kondisi telanjang, pernah ditendang sang ayah dari tangga tertinggi hingga terguling di tangga terendah, pun memiliki riwayat buruk dilempar beberapa kali dari sekte Jin LingTai ke Nie QingHe sebelum kembali lagi ke Menara Koi itu.
Jin GuangShan sendiri tidak benar-benar memiliki citra bersih. Dia adalah pecinta wanita dan itu bukan rahasia. Dialah ayah Jin GuangYao sekaligus istrinya yang beda ibu, yang merupakan pelaku kasus pembunuhan anak sendiri, belum lagi pernah memiliki kerjasama dengan seorang pelacur bernama SiSi.
"Untuk apa dia berbuat tolol? Dia kan berasal dari benih Jin GuangShan. Mungkin dia punya hubungan gelap juga. Apalagi kalau mengingat kabar.... setelah menikah, dia tidak pernah meniduri saudarinya sendiri. Selama ini? Mana ada yang seperti itu... jadi menurutku dia memang punya ketertarikan 'khusus' kepada pelacur tua itu..."
"Ha! Kau benar juga. Tapi bukannya malah jadi beda cerita? Karena sudah berhubungan inses dengan saudarinya sendiri, dia pasti terlalu syok sampai tidak mampu lagi melakukan itu dengan satu pun wanita. Hahahaha...."
Semakin lama obrolan mereka pun mulai terdengar tidak senonoh. Orang-orang yang sependapat pasti akan ikut menimbrung sementara yang masih bisa menahan diri mungkin hanya geleng-geleng kepala menyimak semuanya, atau yang agak bijak meminta memelankan suara sendikit, sebelum kemudian berlalu. Namun tidak ada satu pun yang melarang mereka membicarakan Jin GuangYao.
Mungkin karena semua orang setuju. Jin GuangYao pantas mendapatkan semua itu. Walaupun mereka tidak sadar, bahwa itu berarti mereka juga setuju dengan pendapat Nie HuaiSang.
"Obrolan mereka bahkan terdengar lebih menyenangkan daripada perkiraanku."
Nie HuaiSang tetap berjalan pelan melewati kedai-kedai itu. Dengan dua orang penjaga yang mengikuti. Dia menggerakkan kipas lebar yang terbuat dari besi hitam bergambar pemandangan. Tampak santai.
Tatapan mata Nie HuaiSang ke depan, dengan senyum tipis sesederhana biasanya di wajah itu, dia melewati daerah Gusu menuju ke jalan penuh pepohonan yang tampak indah.
Disana ada jalur bebatuan yang ditata rapi. Anak tangganya mengarah ke atas dengan beberapa liukan berukir yang masih tampak sama seperti enam belas tahun lalu.
Bekas-bekas bantuan Jin GuangYao setelah sekte Wen menghancurkannya nyaris di semua bagian. Nie HuaiSang jadi agak bersalah telah memanfaatkan Lan XiChen malam itu. Mungkin suatu saat ia harus memberikan bantuan pada tempat ini lebih dari yang pernah Jin GuangYao lakukan.
Nie HuaiSang ingat dia pernah berlari di sini bersama Wei WuXian karena berencana kabur ke sungai menangkap ikan. Mereka juga pernah berdiri tegang di depan jalur masuk utamanya karena mendadak Lan Qiren keluar bersama beberapa murid. Dengan tangan tersembunyi di belakang punggung, menyembunyikan buku porno yang baru saja mereka baca.