Haya melihat Clarissa dan para petualang menemuinya. Yang berarti Clarissa berhasil menerima izin dari kepala desa.
"Baiklah, jumlah kita sudah cukup. Sekarang mari kita pergi." ucap Clarissa.
"Tunggu sebentar. Menurut info yang kudapat, makhluk ini tertarik terhadap manusia. Yang berarti kita akan menarik perhatian banyak dari mereka, bukan?" tanya salah satu petualang.
"Itu benar. Apa yang harus kita lakukan? ada yang punya ide?" Clarissa bertanya.
Tidak ada yang menjawab. Mereka tidak mempunyai ide untuk mengatasi masalah ini.
"Mungkin kita bisa menggunakan sihir [Earth : Create] untuk menciptakan golem yang bentuknya mirip dengan manusia. Kita bisa menggunakannya sebagai umpan." Haya menyarankan.
"Tapi siapa yang bisa menggunakan sihir itu?" tanya Clarissa.
"Aku bisa. [Earth : Create Golem]" jawab salah satu petualang dengan tas kecil di pinggangnya.
Petualang itu menggunakan [Earth : Create] untuk menciptakan golem. Muncul golem dari bawah. Bentuknya mirip seperti laki-laki kepala botak, hanya saja itu berwarna coklat dan terbuat dari tanah. Tingginya hampir 2 meter dan tidak bergerak secepat manusia.
"Untuk jaga-jaga bisakah kita menyemprotkan pewangi di golem ini? Setidaknya agar lebih mirip dengan manusia." Clarissa menyarankan.
"Benar juga." ucap salah satu petualang memberikan pewangi di seluruh tubuh golem tersebut.
Tercium bau wangi dari golem tersebut.
"Berarti kita harus bersembunyi dulu, kan?" tanya salah satu petualang.
"Iya." jawab Clarissa.
Mereka pergi sedekat mungkin dari hutan. Memilih bersembunyi dari makhluk hitam. Golem tersebut dikendalikan untuk menjauh dari mereka. Sedikit demi sedikit, makhluk hitam mulai mendekati golem tersebut.
Umpan golem tersebut berhasil. Haya dan yang lain pergi masuk ke dalam hutan. Jika saja mereka tidak menggunakan umpan, mereka akan kesulitan untuk masuk hutan. Stamina dan mana mereka dapat terjaga tanpa menghabiskannya untuk pertarungan yang tidak perlu.
Sambil bergerak, mereka juga sekali-kali melawan makhluk hitam yang terlihat di dekat mereka. Semakin mereka berada di dalam, semakin sedikit jumlah makhluk hitam. Clarissa menggunakan [Detection] untuk mencari sumber mana di sekitar.
Clarissa tidak merasakan mana di dekatnya. Mereka bergerak semakin jauh di dalam hutan. Sudah setengah jam mereka berkeliling, tetapi tidak menemukan apa-apa.
"Tidak ada apa-apa." ucap salah satu petualang.
"Hmm...aneh sekali. Padahal kita sudah berkeliling cukup lama, tapi tidak ada apa-apa." Clarissa heran dengan situasi ini.
Selagi mereka terlihat kebingungan, tiba-tiba muncul sihir [Gate] di depan mereka. Mereka refleks mundur menjauhi gerbang itu.
"Apa-apaan ini?!" Salah satu petualang terkejut dengan kemunculan gerbang yang tiba-tiba.
"Hati-hati. Ini berarti pengguna sihir ini berada di dekat kita." ucap Clarissa.
"Tapi aku tidak merasakan sumber mana apapun selain [Gate] di depan kita." ucap salah satu petualang.
Mereka tenggelam dalam kebingungan. Muncul 4 makhluk hitam. Masing-masing dari mereka ada yang menggunakan pedang besar, pedang biasa, gelang sihir, dan ada juga yang hanya menggunakan tangan kosong.
Sekelompok makhluk hitam maju menyerang Haya dan yang lain. Mereka memilih menyerang petualang yang menggunakan sihir. Ini berarti mereka memiliki kecerdasan, karena mereka memilih orang yang bertindak sebagai pendukung.
Namun, salah satu petualang melindunginya.
"Ehh...mereka sangat kuat. Mundurlah." ucap salah satu petualang memperingatkan si pendukung.
"Aku rasa mereka ini sebenarnya manusia yang berubah." ucap salah satu petualang.
"Kurasa begitu. Mereka mungkin dulunya seorang petualang tingkat 2 setidaknya. Wajar saja jika mereka kuat." balas Clarissa.
Makhluk hitam yang tidak menggunakan apa-apa menyerang Clarissa dari jarak yang sangat dekat. Untungnya Clarissa menyadari itu dengan celah waktu yang kecil. Di sisi lain, si pemegang pedang menyerang Haya yang tampak kecil baginya. Serangan mengarah langsung ke arah Haya. Haya dengan cepat menangkis serangan itu.
"Kalian lawan saja pengguna pedang besar dan pengguna sihir. Serahkan si tangan kosong dan pengguna pedang kepadaku dan dia." Clarissa memerintahkan petualang untuk melawan 2 dari makhluk hitam tersebut.
Mau tidak mau petualang itu setuju, karena mereka bersusah payah melawan makhluk hitam di depan mereka. Haya sekarang sedang melawan si pengguna pedang. Pertarungan mereka cukup sengit. Namun, tidak ada serangan dari makhluk hitam itu yang mengenai Haya. Haya hanya menangkis dan menghindari serangannya.
Haya mendorong ujung bilah pedangnya ke depan mengarah ke kepala makhluk hitam. Serangan Haya tampak ragu-ragu, sehingga makhluk hitam itu bisa menghindarinya. Haya berusaha fokus melawannya, tetapi serangannya tidak ada yang mengenai makhluk hitam itu.
Dia baru saja menyadari kalau makhluk hitam mungkin dulunya adalah manusia. Karena hal itu, dia menjadi ragu-ragu. Membunuh makhluk hitam itu sama saja dengan membunuh manusia.
Berusaha menghilangkan keraguannya, Haya menyerang makhluk hitam lagi dengan kecepatan yang berbeda dengan sebelumnya. Kecepatan serangannya menjadi lebih cepat yang membuat makhluk hitam tersebut terluka.
Darah yang keluar bukanlah berwarna merah, tetapi berwarna hitam, sama seperti warna mereka. Mereka telah berubah hingga ke dalam tubuh. Mereka seperti manusia, tetapi bukan manusia lagi.
Makhluk hitam itu mengeluarkan suara seperti raungan monster. Marah karena serangan Haya yang terus menerus mengenainya. Makhluk hitam itu menyerang Haya dengan membabi buta tanpa berhenti. Haya terus menerus menangkis dan menghindarinya.
Suara amukan makhluk hitam semakin kuat. Serangan semakin acak. Haya yang sekarang dalam posisi bertahan, pelan-pelan mencari kesempatan. Disaat serangan makhluk hitam akan mencapai Haya dari atas, Haya menahan dengan pedangnya. Lalu, dia mengeluarkan sihir api [Fire Burst] dari tangan kirinya yang mengarah langsung ke perut makhluk hitam tersebut.
Sihir api Haya menembus perut makhluk itu hingga meninggalkan lubang yang cukup besar. Serangan itu membuat makhluk hitam tumbang. Dengan kata lain, Haya berhasil mengalahkan sekaligus membunuhnya.
Di sisi lain para petualang masih berusaha melawan makhluk hitam pengguna pedang besar. Mereka kewalahan karena pengguna pedang besar itu dibantu oleh si pengguna sihir di belakangnya. Mati-matian menahan serangan itu. Para petualang berkeringat cukup banyak karena kelelahan menghadapinya.
"Biar aku yang mengalahkan pengguna sihir, sisanya aku serahkan kepada kalian." ucap Haya yang bergerak menuju si pengguna sihir.
"Maaf. Aku serahkan kepadamu." ucap salah satu petualang yang terlihat lelah.
Haya berlari dengan cepat menuju si pengguna sihir. Pengguna sihir sadar dengan kedatangan Haya. Dia tampak mundur untuk menjaga jarak dari Haya. Haya yang melihat itu, mempercepat larinya.
Makhluk hitam meraung dengan keras. Dari tangannya keluar sihir petir yang mengarah ke Haya yang sedang berlari. Namun, Haya dengan cepat menghindarinya. Haya yang sudah di depan mata, langsung menebas makhluk hitam itu.
Haya yang sudah selesai, melihat Clarissa yang sudah mengalahkan makhluk hitam tanpa senjata. Haya bergegas membantu para petualang yang masih berurusan dengan si pengguna pedang besar. Namun, seperti tidak mau kalah, para petualang menusuk si pengguna pedang besar dari 2 arah hingga membuatnya tumbang.
"Akhirnya selesai juga." ucap salah satu petualang.
"Istirahatlah sebentar, tapi tetap waspada." Clarissa memperingatkan.
Haya dan yang lain telah selesai berurusan dengan makhluk hitam yang lebih kuat itu. Saat itu juga, [Gate] muncul di dekat mereka. Haya dan yang lain mulai waspada.
"Apakah ada orang di dekat sini?" tanya Clarissa.