Alara bangkit menuju ke kamar untuk mengambil tas dan juga beberapa berkas yang dibawa pulang ke rumah olehnya. Sedangkan di ruang makan, tidak ada sepatah kata pun dari tiga orang disana. Suasana hening dengan kesibukan dan pemikiran masing-masing.
"Vin, hari ini aku ingin pergi ke mall untuk membeli keperluan kita selama bulan madu nanti," ujar Zemira memecah keheningan. Meskipun dengar, namun Ansel memilih diam.
"Silahkan sayang, belilah apa pun yang kamu inginkan." Zemira tersenyum.
"Terima kasih. Ya sudah, aku ke kamar dulu, ya!" Arvin mengusap kepala wanitanya lalu mengangguk. Zemira pun pergi dari hadapan dua orang yang hanya saling diam seperti orang tidak dikenal.
"Aku akan bulan madu ke Eropa. Kau bisa menjaga perempuan itu lagi," Ansel hanya berdecak kesal. Bukan kesal karena harus menjaga Alara lagi, melainkan kesal karena dengan tidak tahu malunya mereka hendak pergi berbulan madu tanpa memikirkan perasaan Alara.
