Alara berusaha makan dengan cepat. Mood yang tadi sempat hilang, kini telah kembali lagi. Membayangkan jika Arvin akan bahagia mendengar berita kehamilannya, membuat Alara semakin semangat setiap kali menyendokkan suapan-suapan ke dalam mulutnya. Ingin sekali Arvin tertawa melihat tingkah wanita di sampingnya, namun urung. Jika sampai dia ketahuan menertawakan polah tingkah istri pertamanya, pasti Alara akan berbesar hati dan Arvin tidak akan membiarkan itu terjadi. Tentu bagi Arvin, gengsi tetap paling utama. Pria itu memalingkan wajahnya guna menahan senyuman agar tersembunyi dari Alara.
"Aku sudah selesai, Mas!" Arvin langsung memindahkan pandangan menatap Alara.
"Ayo ke kamar."
"Mas duluan saja, aku masih mau membereskan semua ini." Tanpa suara, Arvin hanya mengangguk dan berlalu pergi begitu saja meninggalkan wanita yang kini tengah senyum-senyum sendiri.