"Please Zemira!" Zemira menghela nafas berat. Dengan berat hati Zemira pun mengangguk, menyanggupi permintaan suaminya.
"Aku merasa jahat sebagai wanita. Kau tahu, Vin? Saat aku setuju dengan permintaan Alara untuk menikah denganmu, disaat itu pula aku berjanji pada diriku sendiri. Aku akan membuat kamu juga bisa menerima dan mencintai Alara. Sebagai sesama wanita, aku bisa ikut merasakan sakit luar biasa yang kini tengah Alara rasakan. Jika aku di posisi Alara, mungkin saja aku tidak akan pernah menyatukan suamiku dengan orang yang dia cintai. Nyatanya, Alara memang berbeda dengan wanita lain. Dia bahkan mempersatukan dirimu denganku, wanita yang kamu cintai. Kamu tahu apa artinya, Vin?" Arvin masih bergeming.