Chereads / KISAH CINTA PUTRI MUSANG DAN MANUSIA BIASA / Chapter 8 - 8 SEPERTI ORANG GILA

Chapter 8 - 8 SEPERTI ORANG GILA

"ini uangnya. Kuserahkan padamu,"

Penjaga toko itu hanya mengangguk paham seraya membenarkan kaca mata besarnya.

"kuharap ia akan baik baik saja." ucap penjaga cafe itu saat melihat pria yang menolong ern pergi.

"ja…ngan biarkan ia per….gi." ucap ern dengan kesusahan mengingat ia menahan sakit di kepalanya.

"kau berkata apa nona?"

Ern malah meremas kepalanya dengan kedua tangannya.

"aaaa!" semua terkejut dengan teriakan ern.

Beberapa orang melihat pemandangan di depannya. panik dan takut penjaga café itu meminta tolong kepada beberapa orang untuk mengangkat ern yang setengah sadar. Baru saja lima orang mendekat untuk membantu ern malah berteriak tak karuan.

"aaa! Jangan biarkan pria itu pergi…" nafasnya memburu dengan keringat dingin di keningnya.

"pria itu sudah pergi dengan mobilnya nona." Jawab penjaga café itu dengan tetap memegang lengan ern.

"dia tidak boleh memakai mobil itu!" suara ern terdengar sangat keras. Kini rambutnya telah berantakan tak karuan. Perasaan buruknya kembali hadir dalam dirinya. Seluruh tubuhnya merasakan panas seperti terbakar. Ern terus mengguncangkan kedua lengan penjaga café itu.

"mobil itu akan meledak kau harus mengejar mobil itu! cepat!"

Penjaga café yang merupakan seorang laki-laki culun ketakutan dan menjauhi ern. ia mematung bersama beberapa orang di belakangnya.

"air! Air!" ern berteriak matanya menyoroti bahu jalan yang penuh dengan sisa salju.

Matanya membelalak seketika seperti singa yang menemukan mangsanya. kemudian sedetik ia berlari dan menggulingkan diri di bahu jalan.

Beberapa di sekelilingnya menatap tindakan ern. mereka tak berkedip sekaligus tidak berkomentar.

Ern merasakan kulitnya terbakar dan meleleh seperti lilin. Jari tangannya menjambak keras rambut yang sudah berantakan. Kini kepalanya merasakan sesuatu telah menghantamnya seperti besi panas yang jatuh di atas kepalanya.

"aaaa! Tidak! panas!"

Ern terus berguling dengan liar. Membiarkan seluruh kulitnya bergesekan dengan sisa salju.

Beberapa wanita menutup mulutnya dengan mata berkaca. Iba sekaligus terkejut. bagaimana mungkin gadis yang berada di depannya itu merasakan panas. Sementara hari gelap dan hawa dingin menusuk. Gadis itu malah memakai rok pendek dan membiarkan dirinya berguling guling di atas salju.

Tak lama ern tersadar dengan apa yang ia rasakan. Panas pada kulitnya sudah hilang. Sementara kepalanya sudah tak merasakan sakit. Ern bisa merasakan sendiri bahwa dirinya sehat.

Perlahan ia mengucek matanya. melihat sekeliling. Orang orang menatapnya dengan tatapan mengerikan. Sorot mata ern melemah. ia perlahan bangkit dari berbaringnya.

Orang-orang masih melihat tindakannya. Ia segera duduk dan memeluk kedua lututnya. sadar bahwa gadis yang dilihatnya sudah waras kembali. mereka yang menyaksikan ern perlahan pergi dan melanjutkan aktifitasnya masing-masing.

ern diam tak berkutik. Kedua mata ern menatap kosong. perasannya hampa hanya gelap yang ada di sekitarnya. ia terus memeluk lekuk mencoba berlindung pada dirinya sendiri.

Satu jam lebih ern tak berkutik sama sekali. Tak ada seseorang yang berani mendekatinya. Cerita ern sudah beredar dari mulut kemulut. Ern tahu ia memang bukan manusia yang pantas untuk di temani. Beberapa saat kemudian ada polisi yang mengumpulkan nyalinya untuk mendekat kepada ern. Mungkin seseorang telah menelepon polisi.

"aku akan mengantarmu ke penginapan." mendengar kalimat itu ern lega. Akhirnya ia bisa tidur dengan nyenyak. Batinnya berkata demikian.

"mari." Tangan itu menggenggam lengan ern dengan lembut.

Setelah cukup lama ia di dalam mobil polisi yang membuat telinganya hampir pecah. mereka menyalakan tanda mobil polisi itu dengan keras. Ern merasa ia seperti penjahat. Untuk pertama kalinya ia membenci polisi.

"kau bisa turun disini." Ucap polisi ini dengan sangat ketus.

Rasanya ern sangat ingin menampar polisi itu dengan kerasnya. Seperti tuan smith sebelumnya. di depan berpura-pura baik. Nyatanya semua hanya kebohongan.

Mobil polisi itu melaju dengan kencang hingga anginnya menghempas sampai terasa oleh ern. dirinya di tinggal sendiri. Matanya mulai terasa berat. Ia ingin segera merebahkan diri. tapi dimana?

"hey kemarilah nak." Ern mencari suara wanita yang ia dengar. Kedua matanya menemukan sosok itu. ern menghampiri dengan memeluk diri. ia mulai merasa kedinginan kembali. bayangan justin melintas begitu saja pada benaknya. Kepalanya mulai pening karena ia berusaha menghilangkan justin pada fikirannya. Di saat seperti ini. ern menolak perasaan tertariknya pada justin. kini langkahnya mulai melambat hingga akhirnya sosok wanita itu yang menghampiri ern.

"sudah larut malam. penginapan ini akan segera di tutup."

Mendengar kata penginapan. Matanya mencari bangunan yang akan di tempatinya. Tepat. Ia melihatnya. namun didepannya berbaris beberapa orang kemudian petugas yang menjaganya memerintahkan agar orang-orang itu segera masuk kedalam penginapan. Termasuk ern dan wanita di sampingnya itu.

Ern tak percaya sekarang ia menginap di tempat ini. tempat penginapan untuk orang miskin seperti dirinya. Saat memasuki ruangan besar. Mata ern melihat dengan perasaan iba. Terlalu banyak orang untuk menempati ranjang ranjang itu. beberapa diantara mereka berebut ranjang. Beberapa dari mereka berpakaian jelek. Orang dewasa yang menggunakan ransel beratnya merelakan diri tidur di lantai. Nenek tua mencoba berbaring di atas ranjang jelek sambil memeluk kain rajut.

"ya tuhan.." Mulut ern berucap. Hatinya teriris. Ia teringat jelas akan neneknya yang sudah meninggalkan dirinya.

Matanya kembali melihat beberapa orang berkumpul sendiri pada tempatnya. Sepertinya itu adalah sebuah keluarga. Tak ada raut kesedihan yang di pancarkan keluarga itu. hanya kebahagiaan yang ern lihat.

"andai saja aku bisa melewati ujian ini dengan seseorang yang sangat aku sayangi dalam hidup ini. siapapun itu. pastinya aku tak akan serapuh ini."

"hey kau!" pundaknya naik seketika. Kemudian turun lagi. suara itu mengagetkan lamunan ern.

"kau harus tidur secepatnya! Besok pagi jam 7 kau harus meninggalkan tempat ini. mengerti?" jelas pria berbadan besar itu.

"mengapa begitu?"

"memang seperti itu peraturannya bodoh!"

Ern menunduk menyembunyikan rambutnya di belakang telinga.

"tenang saja besok akan ada makanan."

"baiklah."

Kaki ern melangkah dengan terpaksa. Ia mencari ruang kosong untuk merebahkan diri. sedikit kesusahan karena beberapa orang sudah tertidur pulas di atas lantai dengan selimutnya. Sialnya ia lupa meminta pakaian kepada penjaga itu. pakaian yang ia pakai masih sangat basah. Ia tak mungkin tidur dengan pakain basah seperti ini. akhirnya ia berbalik berniat untuk meminta pakaian kepada penjaga itu. walau sebenarnya ern tak tahu ada pakaian atau tidak. pakaian kotor sekalipun akan ia kenakan yang penting kering.

"hey kau berdiri saja! tidur bodoh!"

Tep. Lampu dimatikan seketika ern tak bisa berkutik. Mendengar suara penjaga itu hatinya genting. Ia takut. akhirnya ern meraba dengan tangannya. barang kali ada seseorang di dekatnya. Matanya tak bisa melihat apapun hanya cahaya kecil yang muncul di sebuah lubang di atap. Ia beruntung tempatnya berpijak ada sedikit ruang untuk ia berbaring. dengan tak mempedulikkan apapun ia tertidur pulas. Walau tubuhnya saat ini kedinginan.