Chereads / KISAH CINTA PUTRI MUSANG DAN MANUSIA BIASA / Chapter 14 - 14. ARIANA SIAP UNTUK KE KANTOR POLISI

Chapter 14 - 14. ARIANA SIAP UNTUK KE KANTOR POLISI

Aku kaget saat Justin menjelaskan itu kepadaku. Apa mungkin ada orang yang begitu tega dengan mencelakai Ariana?

"Apa Ariana mempunyai musuh? kira-kira siapa yang mencoba mencelakai Ariana?" tanyaku kepada Justin.

"Aku tidak tahu pasti. Yang aku tahu Ariana sering bermain balap liar. ya mungkin saja ada orang yang dendam dengan Ariana," kata Justin dengan wajah mengira-ngira.

"Kalau begitu sebaiknya kau harus membicarakan soal kecelakaan itu kepada Ariana dengan detail," kataku kepada Justin.

"Baiklah! mungkin nanti malam aku akan mengobrol dengan hati-hati kepada adikku Ariana," kata Justin. lalu dia kembali melihat masakanku.

"Hem! harum sekali!" hidungnya mencium aroma masakanku.

Aku tersenyum melihat wajahnya yang begitu menggemaskan saat dia mencium aroma masakan.

"Apa kau membuat bumbu spageti sendiri?" tanya Justin dengan wajah penasaran ingin sekali mencoba makananku.

"Ya aku membuatnya sendiri? apa kau suka?" tanyaku bersemangat saat Justin dengan cepat mencolet saos dan bumbu spageti.

"Em yummy!" seru Justin dengan mulutnya bergoyang.

"Ini enak sekali! serius aku baru pertama kali merasakan masakan enak seperti ini," kata Justin membuatku tersipu malu.

"Terimakasih!" seruku dengan segera menyiapkan makan malam untuk justin dan Ariana.

Kini kami bertiga duduk di sebuah meja besar untuk makan bersama.

"Makanlah yang banyak Ariana! kau membutuhkan tenaga," seru Justin dengan menatap wajah adiknya yang muram.

"Aku hanya butuh cinta. aku tidak nafsu makan. kau tidak akan pernah tahu bagaimana rasanya di tinggalkan seorang pacar. karena kau sendiri tidak pernah mempunyai pacar," kata Ariana dengan berani melihat mata justin.

justin yang mendengarkan kalimat itu hanya bisa membuang muka.

Disini aku jadi tahu kalau justin ternyata tidak mempunyai mantan kekasih.

"Ariana makanlah! kau harus kasihan dengan badanmu. kau harus kuat Ariana. mau aku suapin?" tanyaku dengan lembut.

"Boleh!" kata Ariana dengan raut wajah datar.

"Kau serius Ariana?" tanya Justin saat melihatku dengan tangan memegang sendok siap untuk menyuapi Ariana.

"Aku sebenarnya lapar. tapi aku malas bergerak. tangan aku lelah!" kata Ariana dengan cepat dan wajah jutek. meskipun jutek ariana terlihat cantik dengan rambut kuncir kuda dan kelopak mata yang besar serta hidung mancung.

"Heh dasar manja!" seru justin lalu segera melahap spagetinya. dia mengunyahnya dengan nikmat.

"Hem enak sekali! Kau tinggal disini saja terus. Tapi kau harus masak untuk aku dan Justin setiap hari. Gimana setuju?" seru Ariana dengan semangat. Dia mengunyah spagetti dengan penuh kenikmatan.

"Eh eh! Tidak bisa. Kasihan dia kalau harus masak setiap hari. Memangnya dia pembantu apa," kata Justin dengan wajah kesal.

Aku tersenyum melihat kakak beradik ini.

"Aku mau saja memasak untuk kalian kapan saja. Tapi aku tidak bisa tinggal disini untuk waktu yang lama. Aku juga harus mencari pekerjaan dan melanjutkan sekolahku," kataku dengan jelas kepada Ariana.

"Hah malang sekali hidupmu! Baguslah kalau kau bisa mencari uang sendiri seperti aku. Jangan seperti kakakku. Dia bahkan suka sekali menghamburkan uang," kata Ariana melihat Justin dengan mengejek.

"Hei! Aku tidak menghamburkan uang ya! Enak saja!"

"Lalu tidak menghamburkan uang bagaimana? Kau selalu berbelanja buku setiap tiga hari sekali. Hah apa gunanya!" seru Ariana gadis tomboy yang bekerja di sebuah bengkel.

"Heh! Sudah jangan berisik di meja makan! Ayo makan lagi!" seruku lalu segera menyuapi Ariana.

***

Malam telah larut. Kini aku jadi tahu kalau Justin ternyata suka membaca buku. Ya aku sudah lihat dari kamarnya yang begitu banyak buku.

Suara ketukan pintu terdengar. Aku segera membukanya.

"Hei!" seru Justin.

"Ada apa just?" tanyaku.

"Aku ingin memastikan kalau kau baik-baik saja dan nyaman dengan kamarmu?" tanya justin dengan antusias.

"Aku baik-baik saja dan aku nyaman sekali di kamar ini. Terimakasih kau telah membersihkan dan menyiapkan kamar ini untukmu," ucapku dengan senyum.

"Ya sama-sama," justin tersenyum begitu manis. Dia terlihat agak canggung.

"Aku berharap nanti akan menemukan tempat tinggal dengan kamar nyaman seperti ini," kataku dengan bersemangat.

"Oh ya aku doakan itu! Aku akan menemui Ariana untuk membicarakan tentang kecelakaan mobilnya," kata Justin dengan serius.

"Oh ya! Semoga akan di temukan titik temunya," kataku lalu aku segera menutup pintu kamar.

***

Justin sekarang ada di kamar Ariana.

"Untuk apa kau kesini?" Ariana dengan judes menanyakan itu kepada kakaknya. Ariana merasa Justin telah menganggu dirinya yang sedang merawat rambutnya dengan masker rambut.

"Heh kau ini jangan judes judes dengan kakakmu," seru justin dengan mencubit pipi Ariana.

"Ih sakit tau!" seru Ariana meringis kesakitan.

"aku ingin berbicara serius kepadamu," kata justin.

"Bicara saja? Tapi jangan membicarakan kecelakaan itu. Aku sudah melupakannya. Lagi pula ternyata jacob pacarku itu. Dia meminjam mobilku untuk selingkuh denganku," kata ariana dengan geram.

"Hahaha baiklah! Kau kasihan sekali!" kata Justin meledek.

"Kalau begitu kau ingin membicarakan apa?" tanya Ariana.

"Aku ingin membicarakan bahwa cctv telah merekan kejadian kecelakaan itu,"

"Sudah! Jangan membahas itu! Aku sudah tidak mau lagi memikirkan itu," kata ariana dengan beralih bermain ponsel.

"Aku tahu kau sudah move on dengan jacob. Tapi kata polisi di dalam cctv itu ada seseorang yang mencoba mengutak atik mobilmu ketika mobilmu berada di kampus,"

"Lalu?" ariana mulai penasaran.

"Ya itu berarti dia ingin mencelakaimu. Apa kau tidak punya musuh selama ini?" tanya justin serius.

"Maksudmu itu berarti mobil aku sengaja di otak atik seseorang agar berhenti di rel kerata api?" tanya ariana penasaran.

"Yap! Kau benar sekali," kata justin.

"Ya Tuhan siapa yang tega melakukan itu," kata Ariana dengan wajah sedih. Dia segera memeluk kakaknya.

"Aku takut justin!" seru Ariana dengan ketakutan.

Justin mencoba mengelus punggung adiknya dengan lembut.

"Sabarlah aku yakin polisi dan penyidik pasti akan menelusuri kasus ini. Kau jangan takut. Aku pasti akan selalu ada di dekatmu," kata Justin dengan yakin.

Kini Ariana melepas pelukannya. Ariana menatap justin dengan penuh harapan.

"Kau janji akan selalu ada di dekatku?" tanya Ariana.

"Ya aku berjanji!" jawab justin dengan mengulurkan jari kelingkingnya.

Kini jari kelingking mereka berdua telah menyatu dengan penuh harapan.

"Kalau begitu nanti besok kau dan aku harus ke kantor polisi. Mereka akan memutar vidio cctv di kantor polisi. Kau siap?" tanya justin.

"Ya asal ada kau aku akan selalu siap!" kata Ariana dengan hati berdebar.

Sejak saat itu Ariana sadar bahwa kakaknya begitu menyayangi dirinya. Ya. Ariana kini merasa di lindungi oleh justin.

Ariana begitu ketakutan sebenarnya. Karena baru kali ini ada kejadian seperti itu. Itu berarti ariana adalah target salah seorang pembunuh. Ariana begitu takut jika harus membayangkan kalau dirinya di bunuh oleh seorang pembunuh.