Matahari mulai muncul di sela sela jendela yang usang. Beberapa orang berbaris untuk mengantri makan kemudian pergi keluar. Ern sangat lapar. ia tak mungkin menunggu antrian. Benaknya teringat uang yang di berikan tuan smith. Tangannya merogoh saku roknya. Akhirnya lembaran uangnya tak hilang. Segera mungkin ia keluar dari tempat penginapan itu.
Ia berjalan melewati beberapa tempat yang menghidangkan makanan. Ia mencari makanan yang paling murah. Langkahnya berhenti saat ia mendengar berita di tv.
(seorang pria dan anak berada dalam mobil tersebut. akibat bom yang ada di jalan nomor enam. Mobil berwarna merah itu meledak seketika. Kondisi mayat pria dan anaknya itu tidak bisa di identifikasi. Mengingat tubuhnya yang sudah gosong dan beberapa bagian tubuhnya meleleh.)
"akukah penyebab itu semua?" bibirnya bergetar saat mengucapkan kalimatnya. Hatinya remuk bersamaan dengan nafas yang mulai melemah. Menyesal karena dirinya tak bisa menyelamatkan pria itu. harusnya ia bisa menahan reaksi sakitnya itu kemudian mengejar pria itu sebelum memasuki mobil. Rasa bersalah ern semakin menusuk batinnya. Kini tubuhnya mulai merinding hingga menjalar sampai ke perutnya. Ern belum memakan apapun sejak semalam. Cacing pada perutnya membabi buta. Cepat cepat ern menguatkan diri untuk menyeret kakinya. Ern tak boleh lemah begitu saja.
Baru beberapa langkah kakinya berjalan. ia tersadar bahwa manusia manusia di sekelilingnya menyorotinya dengan menjijikan. ern putus asa untuk membeli makanan. Bagaimana mungkin dengan keadaan seperti ini ia masuk kedalam sebuah tempat yang bersih. ia takut pada orang-orang yang dengan betah melihat dirinya tak pantas untuk bergabung dengan mereka. tatapan mereka seperti membunuh nyali ern untuk tetap hidup. Mereka menatap seakan ern memang pantas hidup seperti itu. dan polisi yang menolongnya semalampun sama sekali tak mempedulikan dirinya saat ini.
"berpura pura menjadi malaikat. Ku harap polisi itu akan mati di jalan itu." ucap ern lirih. Ia sudah muak dengan manusia seperti itu.
telah sadar dirinya kini adalah bagian orang gelandangan di dalam kotanya. Ia pasrah kemudian membuang selembar dollar itu begitu saja. segera ia menyebrang setelah sebelumnya matanya menangkap seseorang dari restoran itu membuang sisa makanan pada tong sampah. Kini lidahnya merasakan manisnya selai kacang yang lembut bersamaan di kunyahnya roti lapis yang menurutnya masih sama enaknya dengan makanan di kantin sekolahnya. Beberapa gigitan telah habis ditelannya dengan rakus. Tangannya kini mencari minuman pada kantong sampah menjiijikan itu. sial. Air yang ada dalam botol yang di pegangnya terlihat kotor dari kemasannya. Namun dengan tak memikirkan hal semacam itu dengan lama ia segera saja membuka tutup botol itu dan menegaknya dengan cepat. perutnya sudah kenyang sekarang. ia kembali berjalan menjauhi tong sampah mengerikan itu. langkahnya kini cepat karena energinya sudah kembali. beruntunglah matahari memanaskan pakaian yang ia kenakan. Untuk kenikmatan tuhan yang di berikan saat ini. ern mencari sisi jalan yang nyaman untuk duduk. Taman. syukurlah ia menemukan tempat itu. sehingga ia tak perlu duduk di sisi jalan seperti meminta belas kasian orang-orang.
kursi taman yang terbuat dari kayu dan terdapat sandaran pada belakangnya itu sangat nyaman untuk ern duduki. Ern bingung akan dikemanakan raganya ini. hidup sebatang kara di Negara orang. hanya neneknya yang dulu ia punyai. Sekarang kehidupan sudah membuat dirinya seperti ini. semua telah diatur oleh tuhan. Bodoh jika ia memikirkan kesedihan saja. ern segera memantapkan diri bahwa akan ada dimana ia akan merasa bahagia seutuhnya tanpa ada rasa bersalah karena reaksi gilanya yang dapat merasakan sakitnya kematian. Mata beningnya menutup diri dalam gelap dan merasakan hangatnya matahari pagi. Tak ada satu menit ern menikmati sejuknya pagi. Telinganya di penuhi suara melengking dari beberapa gadis. Kejadian itu berlangsung cepat. kecelakaan di belakangnya membuat dirinya bangkit dan berlari mendekat ke jalan itu. bus meleset di aspal sementara dua mobil telah ringsek tertimbun oleh bus. entah bagaimana mata ern bisa menemukan polisi itu tergletak di antara bus dan dua mobil itu. fikirannya terlintas dengan ucapan yang ia lontarkan untuk polisi itu.
polisi itu mati di jalan
"dasar kau ern anak iblis!"
Kedua kakinya berlari cepat menjauhi tempat kecelakaan itu. menangis terisak bersama angin yang membuat kerongkongannya semakin kering. Bayangannya kacau sekarang. antara kebaikan yang diterimanya dengan palsu dan keegoisan dirinya yang membuat semua menjadi rumit. Semakin kencang kaki ern menyeret diri dari apa yang dilihatnya semakin deras pula air matanya meleset pada pipinya. batinnya mengumpat menyalahkan diri. kehidupan akan tetap seperti ini jika ia tak bisa mengubahnya. Lalu bagaimana caranya. Ern tak bisa menghilangkan firasat buruk dan reaksi gila tentang sesuatu mengerikan.
Brak!
Lengannya mengenai sesuatu yang menurutnya sangat keras. Hingga membuat dirinya meringis kesakitan. semua tampak gelap sementara tubuhnya jatuh seketika.
"astaga!" pria itu membuka mobilnya dan tersentak saat matanya menangkap gadis yang sangat di cintainya tergletak begitu saja.
"ern!"
Justin dengan sigap membopong gadisnya kedalam mobil. Dengan hati hati namun terlihat cepat ia meletakkan tubuh kecil ern pada jok belakang. dengan kilat ia menutup pintu mobil dan berlari menuju kursinya kemudian melajukan mobilnya secepat mungkin.
"sadarlah ern." ucap justin dengan harapan penuh. Sesekali ia tak fokus dengan jalanan yang ada di depannya. memikirkan bagaimana bisa ia menabrak ern seperti tadi. Tangannya mengepal keras dan memukul mukul setir mobilnya dengan penuh amarah. Menyalahkan diri dengan bodohnya.
Sementara ern bisa sangat jelas merasakan aroma justin pada saat justin membawanya dengan penuh hati hati. Ia bisa sangat yakin bahwa rasa cintanya terhadap justin bisa sekuat ini.
"justin." suara ern terdengar lemah oleh justin. ia segera menghentikan mobilnya di sisi jalan.
"ern kau sudah sadar?" justin bersyukur dalam hatinya. dilihatnya ern yang masih setengah sadar mencoba melihat justin. justin segera keluar dari mobil dan membuka pintu belakang. ia memasuki jok belakang dan mengangkat tubuh ern dan membuat ern menyender pada lengan keras miliknya. Ini menyakitkan bagi justin sampai ia hampir tak bisa bernafas.
"kaukah itu just?" suara parau ern semakin membuat perih perasaan justin.
Segera tangan justin meraih jari jari ern kemudian di genggamnya dengan sangat erat dan hangat.
"kau pintar ini aku justin." sebisa mungkin justin memperlihatkan senyuman manisnya walau ia tak tahu ern bisa melihatnya atau tidak. mata ern masih samar samar terbuka lebar.
Beberapa detik mata ern mulai terbuka dengan pelan. Tatapan matanya penuh arti memperhatikan setiap lekukan pada wajah justin. ia tak ingin kehilangan sosok justin dalam hidupnya. hanya pria bermata hazel itu yang tersisa dalam hidupnya. ketulusan milik ern tak boleh berakhir tragis.
"aku harus bahagia bersamamu just," batinnya berkata.
butiran lembut kini jatuh di atas kulit justin.
"tak apa semua akan baik baik saja ern." justin memaksakan senyum tipis pada bibirnya. hatinya terpukul menyaksikan ern merasakan sakit. Namun ia bersyukur ern tak terluka. Ern hanya pingsan.