"Tentu saja kau harus mengingat semuanya, Kak. Ibu kan orang yang sudah melahirkanmu ke dunia ini. kalau kau tidak mendengar dan mengingat nasihatnya sama saja kau ini sudah durhaka kepada ibu."
Amira tersenyum. ia tahu Anjani benar. tidak perlu ada perdebatan atas apa yang sudah ia dengar. Amira tahu karena ayahnya sudah berkali-kali mengatakan hal yang sama kepadanya. Yang membuat Amira kesal adalah kebiasaan Anjani yang selalu menyalahkan orang lain tanpa mau melihat bagaimana sikapnya selama ini.
"Anak-anakku semua, mumpung kita bisa berkumpul di sini bagaimana kalau kita membuat komitmen untuk diri kita sendiri?" usul Sultan Adyaksa Muda sambil memandang keempat anak-anak yang duduk di depannya. Andika mengangguk. ia setuju pada usul pamannya yang meminta anak-anak untuk membuat komitmen atas kehidupan masing-masing.
"Komitmen apa yang Kanjeng Romo maksud? Apakah aku harus belajar bagaimana menjadi pemimpin atau belajar mengaji seperti Diman Andika?"