"Halo, Anton."
"Apakah kau ada waktu hari ini? Aku ingin menceritakan sesuatu yang tadi malam kujanjikan kepadamu."
Amira mencoba menerawang, membayangkan jadwal yang sudah ia coretkan di kalender yang ada di kamarnya namun ia sama sekali tidak bisa merekam jadwalnya. Ia menggeleng, menyadari kebodohannya yang tidak mencatatnya dalam catatan di telepon.
"Aku kurang paham, Anton. Aku sedang di luar rumah, belum bisa menjawab sekarang ya. Insya Allah nanti kalau aku sampai, aku akan langsung kabari kamu."
Anton yang sedang duduk di balkon dekat kamarnya mengerutkan keningnya. Ia heran sepagi ini untuk wanita semuda Amira paling nyaman berada di kamar, rebahan sambil membuka ponselnya, namun gadis itu berbeda. Ia bahkan sudah keluar rumah dan untuk urusan apa, Anton sama sekali tidak tahu.
"Memangnya putri sedang berada di mana?"
"Ha ha ha, kau selalu seperti itu. kalau sekali lagi kau panggil aku putri aku akan marah, Anton. Aku akan mencoretmu dari daftar temanku."