"Ada apa kau ke sini? Ada urusan apa dengan Kanjeng Romo?"
"Romo? Apakah yakin kalau Kanjeng Sultan adalah Romomu? Aku kira kau sama sekali tidak pantas menjadi putri Kanjeng Sultan karena kau lebih pantas menjadi emban."
"Kau. Mengapa kau . . . ."
"Amira, duduklah! Tidak sopan kalau kau menemui tamu dengan cara seperti itu. Khalid ini adalah saudara kita. Anak dari sahabat Romo saat di Belanda. Romo dan Tuan Kusuma Wardhana adalah teman satu kamar saat belajar di Universitas Van Amsterdam. Tuan Kusuma Wardhana selalu memberikan pertolongan dalam hal apapun pada Kanjeng Romomu ini, Amira. Saat kau bersikap tidak sopan pada keluarganya, saat itulah kau juga berhadapan dengan Romo."
Amira mengerucutkan bibirnya lalu duduk sambil tatapannya mengarah kepada Khalid yang sedang tersenyum mengejek. Khalid merasa sangat senang karena Amira kalah posisi dengannya.
"Khalid, ini anak paman sultan yang pertama.
"Amira putri Paman? Kok bisa ya?"