Hari ini Sam bangun lebih awal dan lebih semangat dari biasanya. Aneh sekali, pikirnya. Padahal biasanya dirinya tak seperti itu.
Sam kemudian melakukan olahraga ringan, untuk melemaskan otot-otot tubuhnya.
Sam membalikkan tubuhnya untuk melihat luka yang berada di punggungnya.
'Sepertinya aku harus ke rumah sakit lagi' pikir Sam.
Tiba-tiba gagasan ingin ke rumah sakit lagi membuatnya bertambah semangat. Yah, tentu saja begitu. Karena Sam berpikir untuk mengunjungi si Gadis Payung.
Gadis Payung. Itulah julukan yang diberikan Sam pada gadis kecil itu. Karena Sam yang tak tau siapa namanya gadis kecil.
Sam tertawa-tawa sendiri mengingat dirinya akan bertemu gadis itu dan buru-buru masuk ke kamar mandi, membersihkan tubuhnya.
Dirinya sudah tak sabar ingin pergi ke rumah sakit.
'Semoga saja dia sudah sadar' batin Sam.
Karena luka di punggungnya membuat Sam agak kesulitan sebab luka itu tak boleh terkena air. Sehingga Sam harus menyibakkan air itu dengan hati-hati kalau tak ingin lukanya semakin basah dan tak kering-kering.
Setelah selesai mandi, Sam bersenandung pelan seraya memilih baju yang akan dipakainya.
Sam membolak-balikkan baju-baju di lemarinya, entah mengapa dirinya bingung memakai baju apa. Padahal hanya ingin ke rumah sakit untuk periksa lagi dan sekaligus bertemu dengan Gadis Payung.
"Aku harus terlihat keren di depan gadis itu. Aku tak ingin dia takut saat melihat ku" ujar Sam pelan.
Padahal pertama kali dirinya bertemu Gadis Payung, gadis itu tak terlihat ketakutan, lalu apa yang membuat Sam berpikir jika gadis itu akan takut saat melihatnya lagi.
Entahlah Sam mengangkat bahunya tak ingin menjawab pertanyaan dalam batinnya itu.
Tunggu seperti tersadar, Sam baru kepikiran bagaimana jika sebenarnya gadis itu melupakan dirinya.
'Ah selama ini, aku saja yang berpikir berlebihan' ucap Sam pelan.
Sam lalu asal aja menarik baju yang ada di lemarinya. 'Percuma saja jika Gadis Payung tak mengingat ku, berpakaian keren pun tak akan ada artinya' batin Sam pelan seraya tertawa sinis menertawakan kepercayaan dirinya yang terlalu tinggi itu.
Karena hari ini Sam masih dapat libur, Sam berencana akan menghabiskan seluruh waktunya di rumah sakit menemani Gadis Payung.
Untuk itu Sam berpikir jika lebih baik dirinya membeli sesuatu. Tapi apakah itu? Sam belum pernah mengalami semua ini. Dan ini adalah pertama kalinya.
'Apa yang harus ku belikan untuk Gadis Payung? Apakah mainan atau makanan?' batinnya menerka-nerka sambil mengerutkan alisnya seraya berpikir.
Tiba-tiba terlintas dalam pikirannya untuk menghubungi Andrew.
Sam segera menyambar cepat ponselnya, dan mencari kontak Andrew.
"Halo" Suara wanita di seberang sana menyambut panggilannya.
"Hai. Apa ini kau, Mia?"
"Ya, ini aku. Andrew sedang berada di kamar mandi. Apa ada yang ingin kau sampaikan, Sam?" tanya Mia
'Duh, apa yang harus ku katakan pada Mia? Bagaimana aku menyampaikannya' Suara hati Sam berbisik.
Sam menggaruk kepalanya yang tak gatal.
"Ada yang ingin aku tanyakan pada Andrew, tapi ya sudahlah ku tanyakan saja pada mu" jawab Sam seraya memijat pelan pelipisnya.
"Silahkan, Sam"
"Menurut mu kado apa yang cocok untuk anak perempuan kira-kira umurnya sekitar dua belas tahun?" tanya Sam takut-takut. Dirinya sejujurnya takut jika Mia mencurigainya atau malah menertawakannya.
Seketika tawa Mia menggelegar di sambungan panggilan itu.
'Tuhkan benar saja. Mia menertawakan ku' batinnya kesal.
Lama sekali Mia tertawa sepertinya dirinya terlalu terkejut mendengar pertanyaan Sam barusan.
Sedangkan Sam dengan wajah merah padam menahan malu meminta Mia untuk membungkam mulutnya.
"Apa kau sudah selesai menertawakan ku?" tanya Sam dengan suara rendahnya.
"Maaf, maaf" Mia masih terdengar cekikikan di seberang sana.
Andai Mia berada disini, Sam ingin Mia melihat jika saat ini dirinya sudah sangat kesal dan siap untuk menutup panggilan itu.
Namun Sam masih dengan sabar menunggu jawaban Mia karena dirinya sangat membutuhkan jawaban itu.
"Baiklah, biasanya anak perempuan itu suka sekali dengan boneka. Ku pikir berikan saja dia boneka beruang. Kau tau, boneka itu sangat lucu" kata Mia gemas.
Sam menimbang-nimbang saran dari Mia.
"Baiklah kalau begitu. Terima kasih dan jangan tanyakan apapun" ketus Sam karena masih kesal
"Baiklah aku mengerti. Aku tinggal bertanya saja pada Andrew" ujar Mia acuh
"Terserah kau saja"
Setelah itu Sam langsung memutuskan panggilan dan tersenyum puas.
Dirinya sudah memutuskan untuk membelikan Gadis Payung boneka beruang.
Sam segera bersiap-siap pergi menuju toko boneka.
***
Begitu banyak pilihan boneka beruang dengan ukuran yang berbeda-beda.
'Apa aku beli yang besar saja?' batin Sam sembari mengetuk-ngetukkan jemarinya ke dagu indah milik Sam.
"Apa ada yang bisa saya bantu, pak?"
Sam terkejut karena kedatangan salah seorang karyawan toko
"Ah, saya ingin membeli sebuah boneka beruang untuk seorang anak perempuan kira-kira umurnya sekitar dua belas tahun" jelas Sam panjang lebar.
"Bapak ingin boneka yang bagaimana, biar saya bantu carikan" kata karyawan toko itu dengan ramah.
Seketika pandangan matanya menangkap sebuah boneka beruang couple dan langsung menuju ke rak dimana boneka itu berada.
Sam tersenyum melihat boneka itu begitu lucu.
"Saya ambil yang itu aja mbak" kata Sam seraya menunjuk boneka yang dimaksud.
"Baiklah. Apa mau sekalian dibungkus kado pak?" tanya karyawan itu lagi menawarkan.
Sam mengangguk mengiyakan. 'Lebih baik dibungkus kado daripada dibawa begitu saja'. Pikir Sam.
"Mari ikuti saya pak"
Sam mengikuti karyawan toko itu ke meja kasir, dan menunggu pesanan bonekanya di bungkus kado.
Setelah selesai, Sam segera membayarnya dan pergi meninggalkan toko boneka, memacu mobilnya dengan kecepatan tinggi menuju rumah sakit.
Dirinya benar-benar sudah tak sabar bertemu dengan si Gadis Payung.
Jalanan Kota Jakarta benar-benar padat, namun entah mengapa hari ini Sam begitu beruntung karena jalanan terlihat lengang sehingga tak perlu mengalami kemacetan.
Sesampainya di rumah sakit, Sam bertanya kepada perawat dimanakah gadis itu.
Sam ingin terlebih dahulu bertemu gadis itu kemudian memeriksakan kembali luka di punggungnya.
Sang perawat mengatakan bahwa gadis yang dimaksud Sam sudah dipindahkan ke kamar rawat inap, dan dirinya sudah diperbolehkan pulang esok hari.
Sam mengangguk mengerti dan segera menuju ke kamar rawat inap yang ditunjukkan perawat tersebut.
Entah apa yang membuat Sam begitu gugup. Dirinya menguatkan dirinya dan perlahan masuk ke ruangan itu.
Terlihatlah gadis payung itu sudah sadar dan duduk sambil bersandar. Pandangan matanya menatap ke luar jendela menatap pohon-pohon yang berkibar terkena hembusan angin.
Seketika dirinya menoleh ke arah Sam, tampak tak terkejut. Lebih tepatnya tak ada ekspresi yang ditunjukkannya.
Sam diam terpaku di tempatnya. Bingung harus melangkah maju atau pulang saja. Tatapan mata Sam jatuh ke tangan gadis itu yang diberi perban. Sejak kapan tangan gadis itu luka? Apa mungkin dirinya tak menyadarinya. Pikir Sam kalut.
Sedangkan gadis itu juga diam menatap Sam.
"Om payung?" tanya gadis itu pelan.
Sam terperangah mendengar apa yang dikatakan gadis itu.
'Apa katanya, om payung'. Batin Sam
Apa itu artinya gadis itu mengingat dirinya. Pikiran itu membuat Sam menjadi senang dan memutuskan untuk melangkah mendekati gadis kecil.
"Kau mengingatku?" Sam tak bisa berhenti tersenyum
Gadis itu mengangguk
"Ya, om payung" katanya sambil tertawa pelan.
Sam juga ikut-ikutan tertawa, dan teringat bahwa dirinya membawa kado yang sudah disiapkannya.
"Untukmu. Ambillah" Sam menyodorkan bingkisan kado itu kepada gadis payung.
Gadis itu menerimanya dengan senang hati
"Apa ini?" tanyanya girang
"Coba kau buka saja" Sam kemudian menarik kursi yang ada di samping ranjang itu dan duduk seraya melipat kedua tangannya di depan dada.
Gadis itu membuka kado yang diberikan Sam dengan antusias dan terkejut serta terharu melihat isinya.
Lagi dan lagi Sam melihat tatapan sedih yang terpancar dari mata si Gadis Payung.
"Terima kasih" ucapnya tanpa bisa menutupi air matanya yang sudah jatuh.
"Tak perlu menangis. Aku sengaja membelinya untuk mu" jawab Sam pelan seraya mengelus-elus kepala gadis itu.
Namun gadis itu justru semakin menangis dan memeluk erat boneka beruang yang diberikan Sam.
Sam ikut terenyuh melihat gadis itu, dan rasanya dirinya ingin menangis juga. Tapi Sam tak akan pernah melakukan hal itu demi mempertahankan harga dirinya.
"Kenapa boneka beruangnya ada dua?" tanyanya polos dan sesenggukan karena habis menangis.
"Boneka beruang ini disebut boneka couple atau berpasangan. Kau bisa berikan satu boneka lagi kepada seseorang yang kau ingin berikan boneka ini kepadanya" terang Sam
"Kalau begitu ini untuk om" Gadis Payung menyodorkan salah satu bonekanya pada Sam.
Sam terkejut namun tetap menerima boneka yang diberikan gadis itu.
"Kenapa kau justru memberikan ini pada ku?" tanya Sam tak mengerti.
"Karena aku ingin memberikan boneka ini pada om" katanya singkat, padat dan jelas.
Hal itu membuat Sam jadi tersenyum malu dan salah tingkah.
Sam melihat kembali boneka beruang yang diberikan Gadis Payung padanya. Dirinya mendapatkan boneka yang perempuan dan yang laki-laki dipegang oleh si Gadis Payung
Sam mengalihkan pandangannya menatap gadis di depannya. Terlihat gadis itu bahagia dengan apa yang Sam berikan, tak henti-hentinya mencium boneka itu dan memeluknya seerat mungkin.