Setelah penantian yang begitu lama, akhirnya Haura akan segera wisuda juga. Mendengar kabar baik itu, Haura tidak sengaja meneteskan air mata bahagia di depan Pak Indra dan mengucapkan banyak terima kasih kepada Pak Indra selaku dosen pembimbingnya.
Pak Indra yang menyaksikan tangisan haru itupun tak sanggup menahan tangis. Melihat hal itu Haura jadi tertawa, dosen yang selama ini di takuti seluruh mahasiswa psikologi ternyata bisa juga menangis. Selama Haura kuliah di jurusan psikologi, baru pertma kalinya ia meihat Pak Indra menitikkan air mata.
"Maafkan saya, Ra, karena selalu menyulitkan kamu," ucap Pak Indra.
"Saya sangat berterima kasih kepada bapak. Kata-kata bapak membuat saya termotivasi untuk terus belajar. Tapi, ini bukan karena Pak Abi kan?" tanya Haura penasaran, karena semenjak Haura menikah dengan Abimayu hubungan Haura dengan Pak Indra membaik.
"Ini murni karena kecerdasan kamu, Ra. Abi menyadarkan saya kalau mahasiswa juga butuh perhatian dari dosennya."