Memperhatikan Haura yang sedang memotong sayuran kangkung, Firhan duduk disebuah kursi tinggi menghadap Haura. Mereka terlihat seperti seorang detektif yang sedang menginterogasi seseorang. Pertanyaan yang dilontarkan oleh Firhan membuatnya terkejut. Bagaimana bisa suaminya membawa wanita lain di depan umum.
"Tahu kok. Haura juga kenal dengan perempuan itu."
"Siapa? Teman enggak mungkin, saudara juga bukan kayaknya. Lantas siapa wanita itu, kenapa harus gandengan segala!" decak Firhan.
"Anak saudara ibunya Abimayu. Kalau itu biasa bang, budaya kebaratan, belum lama ini baru pulang dari Amerika. Kayaknya dia juga bantu-bantu Abi di perusahaan," jelas Haura dengan santai.
"Serius?"
"Kelihatan ya kalau Haura bohong?"
Firhan menggelengkan kepalanya. "Adik abang tidak akan pernah berbohong," ujar Firhan lalu meninggalkan Haura sendirian di dapur.