Chereads / Azharu dan 4 Penjaga Suci / Chapter 24 - Athurma

Chapter 24 - Athurma

Hagai dan Shallman membawa tubuh Alexander yang sedang tidak sadarkan diri itu belayar menyelurusuri laut untuk menemukan lokasi Athurma.

"Shallman apa kau sudah melihat ada petunjuk Athurma di dalam sana?" tanya Hagai yang sedang mengayuhkan kanau.

"Sedikit lagi, aku melihat cahaya biru di bawah lautan itu!" tunjuk Shallman.

"Hm.. ya.. ya.. aku juga melihatnya, tolong kau awasi lagi dan beri tahu aku untuk berhenti saat kita sudah sampai!" pinta Hagai.

Shallman menatap pria yang berdiri di sampingnya itu. Dia sangat tahu jika Hagai, menahan rasa takutnya lewat bajunya yang basah oleh keringat dingin.

Nafas Hagai mulai terengah-engah namun, pria hipster itu tetap berusaha untuk mengendalikannya.

"Ingin aku yang mengendalikan kanau dan kau yang melihat ke dalam laut Hagai," wanita tua itu menawarkan bantuan.

"Itu malah lebih parah," cetus Hagai dengan tatapan sinisnya.

"A... itu benar juga," wanita tua itu baru menyadari kesalahannya.

Hagai hanya bisa menggelengkan kepalanya dengan apa yang di ucapakan oleh Shallman. Dia sudah sangat memaklumi sikao dari wanita yang ada di hadapannya ini, karena memang sejak dulu Shallman memanglah terkenal dengan kaya pemikirannya skeptis dan diluar nalar.

"Hoi Shallman siapa nama depanmu?" tanya Hagai mencoba mengalihkan pikirannya tentang laut.

"Jangan tanya, namanya jelek!" jawab Shallman kesal.

"Yang benar..," kekeh Hagai.

"Ya, namaku sangat buruk, 15 mil lagi kita akan benar-benar sampai ke Athurma! " ujar wanita tua itu sambil mengawasi arah mereka.

"Ya, aku bisa merasakannya.. katakan saja padaku siapa nama depanmu!" pinta Hagai memaksa.

"Diamlah kau, mentang-mentang namamu bagus dasar pria tua sialan," ketus wanita tua itu.

"Hoi wujudku ini lebih muda darimu!" ketuk Hagai tidak terima.

Wanita tua itu melirik ke hadapannya dengan tatapan sinis. Hagai pun membalas tatapan itu dengan sinis namun, kemudia dirinya tertawa lebar melihat ekspresi dari wajah temannya itu.

"Hahah... Delora kau sama saja, tidak pernah berubah sedikit pun!" kekeh Hagai.

"Kenapa?" tanya wanita tua itu bingung.

"Wajahmu tetap manis, meski keriput itu menutupi wajahmu!" puji Hagai.

"Diamlah kau, kalau aku manis kau harusnya menikahiku bukan anak perempuan tabib yang malah menjadikan anaknya boneka untuk membunuh Azharu!" ketus wanita tua itu kesal.

"A.. a.. a.. dia dikendalikan oleh Ruqztira ingat! Istriku hanya korban... K-o-r-b-a-n, Korban..." bela Hagai tidak terima.

"Terserah dasar kau bud..., berhenti kita sudah sampai!" Shallman meminta hagai berhenti.

Wanita tua itu, menunjukkan air laut yang bercahaya biru yang menimbulkan efek kristal dengan biasan cahanya.

"Indah bukan!!" wanita tua itu takjub.

"Pakai baju menyelammu, aku tahu kau tidak punya kekuatan untu bernafas dalam laut!" perintah Hagai memberikan peralatan menyelam pada Shallman.

"Kau payah dan berani disaat yang sama," batin Shallman.

Mereka berdua pun membawa tubuh Alexandaer dan menyelam menuju Athurma. Namun, sebelum itu Hagai mengambil semua ramuan di sakunya dan menuangkan pada kanau mereka. Dan kanau tersebut pun berubah menjadi kecil.

"Kita harus menghilangkan bukti sebaik mungkin untuk mencegah, para penjaga suci itu tahu.." terang hagai lalu mengantungi kanau yang sudah diciutkan itu di kantungnya.

Wanita tua itu pun mengangguk lalu melanjutkan penyelaman mereka ke Athurma.

Hagai membawa tubuh Alexander sedangkan wanita tua itu sebagai penunjuk arah.

Mereka berdua saling bekerja sama untuk membawa tubuh Alexander yang tidak sadarkan diri ke Athurma. Dan akhirnya mereka sampai disebuah istana dengan sebuah gerbang yang terbuat dari terubung karang dan mutiara sebagai hiasan pagar tersebut.

Hagai memanggil para penjaga istana untuk mebukakan untuk membukakan gerbang bagi mereka bertiga.

Melihat Alexander yang tidak sadarkan diri para penjaga istana itu langsung membawa mereka bertiga dengan cepat ke istanah Athurma.

Istanah Athurma adalah istana yang megah yang terbuat dari terubung karang berwarna ungu yang besar dengan kerang menghiasai istana itu.

Mereka berdua memasuki istana itu dengan Hagai yang membopong Alexander.

Tepat saat tangan Hagai berenang memasuki ruang tahta sebuah kekuatan menghisap kaki pria dan wanita itu ke lantai istana dan air diruangan itu mulau terhisap, yang membuat ruang tahta dan ruang lain di istana itu kering seteketika.

"Selamat di istana Quamerine!" sambut seorang pria tua dengan pakaian yang terbuat dari gangang laut dan tanpa mengubakan alas kaki.

"Siapa kau?" Hagai menatap orang itu curiga.

"Aku Fidurha, asisten setia dari Yang Mulia Ratu Aquasye Athurmia, pemimpin Athurma!" sahutnya dengan bangga.

"Persetan, kau tahu tujuan kami datang kemari bukan!" sahut Shallman.

"Jika ingin bicara tolong lepas baju selam itu kau terlihat seperti pinguin!" pinta pria tua itu.

Shallman pun langsung melepas baju penyelamnya itu tanpa disadari pria tua itu terpesona oleh kecantikan shallman.

Shallman melirik ke arah pria tua itu dan menghampirinya. Lalu ia melempar baju selamnya pada pria tua itu.

"Sekarang apa aku terlihat seperti pinguin!" sahut Shallman.

"Usiaku memang sudah 800 tahun namun, aku masih jejaka! Kau mau menikah denganku.." lontar pria tua itu.

"Tidak," jawab Shalman singkat melirik pria tua itu dengan perasaan aneh.

"Bisa langsung pada tujuan kita saja," celetuk Hagai.

"A... iya, Penjaga! Bawa Tuan Azharu ke lab.." perintah pria tua itu.

Para penjaga istana itu lalu membawa tubuh Alexande ke lab sedangkan Hagai dan Shallman mengikuti pria tua itu.

"Kemana kita?" tanya Hagai.

"Kita akan pergi ke, kamar ratu apa yang kamu cari tersimpan di sana.." jawab pria tua itu.

"Jauh juga perjalanannya ya..." cetus Shallman.

"Jika Nyonya ingin, aku bisa menggendongmu!" goda pria tua itu.

"Ku robek bibirmu hingga terbelah dua jika sekali lagi kau bicara padaku!" ketus Shallman kesal.

"Berusahalah Tuan Fi.. Fidurha, Shallman itu memang sulit di goda, beruntunglah pria yang mendapatkan hatinya. Semangat!" hibur Hagai menepuk pundak pria tua itu.

"Ada yang mendapatkan hatiku tapi malah membuangnya!" sindir Shallman menepis kepala dua pria di depannya.

Hagai menatap sinis ke arah Shallman, lalu wanita tua itu tidak ingin kalah dan membalas dengan menatap Hagai lebih sinis.

Kedua orang itu saling beradu tatap tanpa ada yang mau mengalah sepanjang perjalanan menuju kamar Ratu.

Sedangkan di sisi lain Alexander sedang menikmati pemandangan Indah sambil meminum air kelapa yang di petiknya langsung.

"Ah.. surga dunia!" seru Alexander.

"Teman-teman itu, mereka lupa padaku atau bagaimana sih! Mengapa tidak ada yang datang kemari?" keluh Alexander.

"Ya, siapa yang butuh mereka toh memang sedari awal aku ingin liburan. Ngomong ini tempat apa ya? Indah sekali!" Alexander pernasaran.

"Selamat datang di Onciantphile Alexander!" sambut seseorang dengan pakaian seba hitam dan rambut putihnya.

...

....

.....

"Onciantphile!" Hagai dan Shallman terkejut.

"Ya, menurut kitab Zhurma.., kondiai yang di alami Tuan Azharu di sebut Hypnethesia!" sahut Fidurha.

"Hypnethesia?"

"Ya, semacam kondisi dimana roh dan tubuh memiliki pendapat yang berbeda dan hal itu menyebabkan berpisahnya tubuh dan jiwa. Dan hal ini ada dapat terjadi di tebing Omurlous," terang pria tua itu.

"Tebing Omurlous? Hm... aku oernah melihatnya!" guman Hagai.

"..."

"...."

"...."

"Hah! Shallman, tebing di tempat aku menemukan hagai di sebut tebing Omurlous karena tebing itu langsung mengarah pada sinar bulan. Lagendanya ada pada kita keping emas, dimana orang yang datang ke tebing itu dengan jiwa yang bergejolak dan putus akan mendapatkan kesenangannya!" seru Hagai.

"Itu mustahil, seharusnya jiwa itu di hisap dalam dinding dibalik tebing itu bersama dengan tubuhnya. Bukan terpisah!" sahut Shallman.

"Mereka terpisah karena kondisi Hypnethesia itu!" jawab Hagai.

"Jadi yang kita harus lakukan hanya pergi ke Onciantphile!" seru Shallman.

"Ya, tentu saja..." jawab Hagai riang.

"Hoi Fidurha bagaimana cara agar dapat Onciantphile?" tanya Hagai riang.

"Tidak ada," jawab Fidurha lirih.

"Apa maksudmu tidak ada!!?" desak Hagai.

"Tidak ada yang bisa mengunjungi tempat itu dengan mantra atau mesin apapun," lirih Fidurha.

"Apa!" Dua orang itu tidak terima.

....

"Apa maksudmu teman-temanku tidak akan datang!" tanya Alexander tidak mengerti.

"Sudah 300 tahun aku terjebak di sini!" jawab orang itu.

"Apa yang terjadi!!" Alexander mulai panik.

Apakah Alexander dapat kembali ke tubuhnya?

Siapakah pria yang memberitahu Alexander itu?

Hanya di Azharu dan 4 Penjaga Suci...