Chereads / Azharu dan 4 Penjaga Suci / Chapter 23 - Terpisah!!

Chapter 23 - Terpisah!!

Kitab Athrulith 228 : 4a

Azharu yang telah menjadi manusia memiliki 3 unsur kekuatan, yaitu Ithimoe berarti waktu, Tyanues berarti pikiran. Dan yang terakhir yaitu Azharu sendiri yang berarti kekuatan.

"Kekuatan, kekuatan seperti apa?" tanya Alexander bingung.

"Apapun, yang bisa kau bayangkan dengan pikiranmu!" jawab Aqusye.

"Apapun ya..." guman Alexander.

Pria itu pun bangkit berdiri dan memfokuskan tujuannya dan sebuah serpihan cahaya datang menghampiri tanganya dan sebuah kekuatan nampak pada tangannya.

"Wah benar luar biasa!" Alexander takjub dengan kekuatan sendiri.

"Dia menyedihkan..." bisik Aquasye pada Hagai.

"Diamlah..." balas Hagai berbisik pada Aquasye.

Alexander menatap 2 orang itu dengan wajah lugunya. Dia sangat ingin tahu kira-kira apa yang sedang dibisikan oleh kedua orang itu.

"Kalau ingin tahu dua orang itu sedang membicarakan apa, gunakan saja imajinasimu!" ajur wanita tua itu.

"Tidak, menguping itu suatu hak yang sangat tidak beretika aku tidak mau melakukannya!" tolak Alexander.

Pernyataan Alexander membuat tiga orang itu terkejut. Karena yang mereka tahu Azharu adalah orang yang sangat haus akan pengetahuan, dalam segala segi dan bidang.

Dia rela melakukan apa saja yang selama itu dapat dilakukan demi memuaskan rasa hausnya itu. Bahkan, karakter tersebut sangat menurun pada Ruqztira, dia rela melakukan apa saja demi pengetahuan.

Hingga suatu hari dia berkhianat, dan membuat dirinya mati di tangan Azharu.

"Kau!"

"Ya?"

"Anak yang baik!" sebut Shallman.

"Dulu, aku menyebabkan banyak kesalahan. Karena sifatku itu, maka sekarang aku harus berubah. Agar aku tidak perlu lahir berkali-kali dan dapat mati dengan tenang!" ucap Alexander.

Mendengar jawaban Alexander, membuat mereka semua tertegun. Dan dapat merasakan bahwa Azharu yang mereka kenal telah berubah seratus delapan puluh derajat.

Yang dikenal sebagai sosok haus pengetahuan dan gila pujian itu, berubah menjadi sosok yang tertutup dan rendah hati. Dia bahkan, seperti tidak memiliki semangat untuk menjalani hari.

"Yang aku inginkan hanyalah Tidur, tidur dengan tenang dan lelap. Berjalan pelan dan menikmati pemandangan dan melihat la.. air biru yang indah!" keluh Alexander.

"Aku tahu itu laut Xander," sahut Hagai datar.

"Ya, untuk jelasnya aku ingin sekali Yhunmant itu bangkit. dan biarkan saja dia menghisap kekuatanku lalu membunuh semua penghuni pulau ini. Asal monsters itu mau membiarkan kalian berempat hidup. Aku tidak masalah harus mati..." jawab Alexander.

"Aku ini datang ke pulau ini! Untuk berlibur...." ucap Alexander kesal.

"Mengapa semesta tidak pernah mengizinkan aku untuk Istirahat! Aku lelah...." pekik Alexander, melarikan diri.

"Alexander!!" panggil Shallman mengejar pria itu, tapi tidak didapatkannya.

"Apa yang terjadi? Dia bukan Azharu," seru Aquasye.

"Tidak, dia Azharu! Azharu yang sebenarnya..." ucap Hagai.

"Apa maksudmu Hagai, dia sangat berbeda! Bahkan dengan dirinya yang 15000 tahun yang lalu .." ujar Shallman tidak mengerti aoa yang dimaksud oleh Hagai.

"Kau hanya melihat Azharu sebagai manusia, tapi tidak sebagai kekuatan yang terus diperas, dicangkok, dan diuji coba. Kau tidak tahu betapa tersiksanya dia. Bahkan, dulu dirinya hampir mati kerena terus dipaksa untuk perang! Dia adalah kekuatan yang harusnya dinikmati seperlunya bukan diperas paksa seperti itu..." terang Hagai.

"Biarkan dia! Alexander sudah kelelahan..." perintah Hagai.

.

.

.

.

Alexander berlari sangat kencang, hingga dirinya tidak merasakan kehadiran mereka lagi.

"Hah.., menyebalkan! Mereka semua sangat membuatku kesal!" maki Alexander.

"...."

"..."

".."

"."

"Ke.. cuali Monner," sahut pria itu.

"Ah ya.., seharusnya aku membawa Monner!" pikir Alexander.

"Si cantik itu..." guman Alexander.

Alexander melihat sekitarnya dan menyadari bahwa ada sesuatu yang berbeda dengan tempat ini.

"Tempat apa ini?" Alexander bertanya-tanya.

Alexander terus menyelusuri tempat itu, dirinya sangat takjub dengan keindahan yang yang disaksikannya.

Alexander melepas sepatunya dan berlari-lari menyelusuri tempat itu dengan bahagianya. Pria itu juga menemukan sebuah danau dibalik pepohonan yang ditelusurinya. Dan dia pun menyelam, lalu menangkap banyak ikan.

Kemudian pria itu membakar ikan itu dan membakar serta memakan hasil bakarannya itu sendirian.

Beberapa saat kemudian pria itu telah bersantai di atas sebuah alat tipis yang dibuat dari daun pohon kelapa yang berjatuhan.

"Akhirnya aku dapat liburanku..." guman Alexander gembira.

Bintang-bintang hari ini bersinar begitu terang dan begitu banyaknya. Hingga membuat langit malam itu, nampak seperti berwarna ungu.

"Teman-teman yang lain pasti sedang mencariku..." guman Alexander.

"Ah! Masa bodo mereka bahkan, tidak peduli apakah aku ingin tidur atau tidak..." batin Alexander.

Alexander terus memandangi langit malam itu hingga matanya mulai tertelap dan Alexander pun tertidur dengan pulasnya.

Keesokannya Alexander terbangun di tempat yang sama oleh suara burung camar dan terang sinar matahari siang hari.

"Tidak ada jam weker, hanya matahari, suara burung, serta angin yang sejuk ini.." senyumnya semeringah.

Di sisi lain Hagai, Shallman, Monner serta Aquasye berusaha untuk membangunkan Alexander yang sedang tidak sadarkan diri.

"Alexander bangunlah!!" panggil Aquasye yang terus berusaha menyembuhkan Alexander bersama Monner.

"Apa yang terjadi pada Tuanku, Nyonya Shallman?" tanya Monner khawatir, karena dirinya tidak bisa merasakan jiwa dalam tubuh Alexander.

"A.. aku tidak mengerti! yang jelas dia tidak berada di, dimensi ini..." jawab Shallman terus mencari penyebab hilangnya kesadaran Alexander pada kitabnya.

Saat Alexander melarikan diri, meskipun Hagai telah melarang yang lain untuk mengejar Alexander. Namun, tetap saja sebagai seorang teman Hagai tidak bisa diam saja melihat Alexander yang nampak begitu frustasi sendirian.

Hagai pun mencari Alexander, dan menemukan pria itu di sebuah tebing tinggi dalam keadaan yang sudah tidak sadarkan diri.

Pria hipters itu lalu membawa Alexander kepada ketiga temannya dan meminta mereka untuk mencari tahu apa yang telah terjadi pada Alexander.

Namun, hingga sekarang tidak ada satu pun dari mereka bahkan, hagai yang mengetahui apa yang salah pada tubuh Alexander. Dan kemana jiwa pria itu pergi.

"Apa yang terjadi? Sudah aku buka seluruh kitab ini dan tidak ada informasi tentang apa yang terjadi pada Alexander!" pekik Hagai.

Melihat wajah Hagai yang terlihat kesal tiga wanita itu terkejut. Pasalnya mereka belum pernah melihat Hagai marah sebelumnya.

"Bisa kesal juga kau Ommathius!" seru Aquasye mengejek.

"Diam kamu!" sahut Hagai.

"Hei wanita Athurma, Apakah kitab Zhurma yang melenggenda itu diwariskan padamu?" tanya Shallman, membanting kitab-kitabnya.

"Ya, kenapa?" jawab Aquasye yang masih terus melakukan penyembuhan pada Alexander.

"Kau membawanya?" tanya Shallman.

"Tidak, kitab itu ada di rumahku Athurma," jawab Aquasye.

"Hentikan tindakanmu, kita harus membawa Alexander ke Athurma!" perintah wanita tua itu.

"Apa?" Hagai sangat tidak mengerti mengapa Alexander harus dibawa ke Athurma dalam keadaan yang tidak sadarkan diri.

"Maaf Ommathius, aku tahu kamu takut akan menyelam sejak lima puluh ribu tahun. Dan diperparah setelah kejadian 200 tahun lalu, tapi kita harus kesana. Karena jika, ada yang salah dengan Xander. Hanya tempat itu yang tahu jawabannya..." ungkap Shallman.

"Baiklah bawa Xander kesana! Aku ikut, tapi Aquasye harus tinggal dan mebgawasi 4 Penjaga Suci. Jika, mereka tahu kita membawa Xander ke Athurma maka, semua akan kacau!" usul Hagai.

"Baik!" jawab Aquasye.

"Jadi, Shallman! Kau dan aku membawa Alexander ke Athurma. Lalu, Monner kau pergi dan awasi pergerakan Yhunmant. Apakah dia melakukan pergerakan baru atau kebangkitannya melambat, setelah itu kau bisa langsung menghampiriku ke Athurma dengan mengandalkan hubunganmu dengan Xander sebagai tubuh dan kekuatan," Hagai mengatur strategi untuk melancarkan mirisi mereka.

Dan dengan rasa takut yang ditahannya, pria hipster itu bersama sahabat wanitanya belayar menuju Athurma.

Apakah yang terjadi pada Alexander?

Bagaimanakah tubuh dan jiwanya dapat terpisah?

Sedangkan kekuatannya masih berasa utuh dalam tubuhnya.

Perbuatan siapakah ini?

Apakah para penjaga suci dalam dari semua ini?

Hanya di Azharu dan 4 Penjaga Suci...