Di saat dua sahabat itu saling bercerita seorang wanita muncul di depan mereka dengan senyum genitnya dan mata merah mudanya.
"A... aquasye kau terbang!!" Alexander terkejut.
"Ya, kitab Athrulith mengatakan bahwa kaum Athurmah memiliki 2 kehidupan di laut dan udara. Mereka memiliki sirip dan juga memiliki sayah disaat yang sama..." terang Hagai, membaca kitab Athrulitnya.
"Apa dia, sekutu buku itu?" lirik Aquasye.
"Hei!" Hagai tersingung.
"Abaikan itu, pertanyaannya adalah apa yang kau lakukan di depan balkon kamarku? Hei wanita gila!" Alexander bertanya kesal.
"Ai.. ai.. ai Sayang, kita itu akan latihan bersama dan asal kau tahu kau bisa memiliki sayap seperti ku juga tahu.." jawab ratu Athurma itu dengan suara genitnya.
"Kau tahu suara aslimu sangat berbeda dengan suara di pikiranmu, suara yang ini..."
"Sangat sexy dan mempesona?" ucap wanita itu mendekati wajah Alexander.
"Membuatku jijik," jawab Alexander ketus.
"Aih, dulu kau suka kan ... dengan suara ini Khalil," wanita itu meraba dada Alexander.
"Lepaskan Aquasye! Ku bilang lepaska..."
"Memoleo moer shhim nyuduer Athurma..." bisik wanita itu.
Pandangan Mata Alexander mendadak kosong kakinya berjalan dan meniaiki tiang balkon namun, saat dirinya hendak menghampiri Aquasye. Hagai mengenggam erat tangan temannya itu. Dan Alexander pun langsung tersadar.
"Kau!" tatap Alexander kesal.
"Ya, setidaknya aku mencoba..." bela wanita itu.
"Selama aku hidup aku tidak mengizinkanmu untuk mengendalikan pikirannya Aqua," ucap Hagai kesal.
"Ya.. ya.. ya.. dasar tameng anti sihir, lagipula ini bagian dari latihan tahu, " bela wanita itu kesal.
Tanpa mereka sadari pembicaraan mereka sedang diawasi oleh seorang perempuan cantik yang dengan sekumpulan cahaya merah di tanganya dan bersiap untuk menyerang.
"Dasar perempuan murahan!" ucap perempuan itu melempar serangan pada Aquasye.
"Batu api, hah.. Elthalind!" Alexander membalikan tubuhnya dan benar serang nitu berasal dari Ethalind.
Ethalind menghampiri Aquasye mereka saling melempar tatapan penuh amarah.
"Dasar Lacur!" ejek Elthalind pada Aquasye.
"Beraninya kau mengejekku dasar perempuan licik!" balas Aquasye kesal.
Dan kedua perempuan itu pun kembali berseteru hanya kali ini mereka berdua hanya adu mulut saja.
"Bagaimana rasanya menyaksikan istri dan calon istrimu bertengkar Alexander," bisik Hagai mengejek.
"Aku bahkan belum menikah..." ujar Alexander pasrah lalu menarik tubuh kedua wanita itu ke ruang tamu.
"Berhenti bertengkar!" perintah Alexander.
"Tidak!!" jawab keduanya.
"Aih... dasar kalian berdua!! Apa yang mau kalian ributkan. Aku, aku bahkan tidak pernah punya hubungan dengan kalian, tubuh ini masih jejaka. Usiaku 35 tahun mengerti..." bentak Alexander kesal.
"Ya, salahmu bereinkarnasi bekali-kali!" bela Aquasye.
"Hanya untuk manusia biasa," sahut Elthalind.
"Ya, dan kau membuatku jatuh hati untuk memperalatku.." balas Alexander tidak terima.
"Oh hoho... kau," Elthalind kesal.
"Aku ingat semuanya, dan asal kau tahu Aquasye lebih tulus darimu, akunya yang saja yang brengsek!" ungkap Alexander.
"Dengar itu licik!" ejek wanita Athurma itu puas.
"Diam kau, sudahlah mari Alexander kita harus latihan sekarang!" ajak Elthalind mengalihkan pembicaraan.
"Latihan, denganmu! Hahaha... Alexande rkau harus latihan denganku. Ingat aku leboh tulus..." rayu Aquasye.
"Bagaimana kalau begini pagi hingga siang kau Aquasye melatihku, dan Ethaling kau siang hingga sore. Lalu malam harinya aku akan berbincang bersama Hagai dan Monner tentang pengetahuan mereka tentang Yhunmant. Bagaimana?" saran Alexander.
"Kenapa kau harus latihan bersamanya pada pagi hari!! Kenapa tidak denganku?" tanya Elthalind.
"Karena pada pagi hari laut sedang terang-terangnya dan aku ingin mengenal seluruh bangsa Athurma. Seperti dulu saat menjadi Khalil Azthari..." terang Alexander.
"Ba... baiklah," jawab mereka berdua.
"Jadi sayangku, bisa kita latihan sekarang!" ajak wanita cantik itu.
"Tidak, ini sudah siang... aku akan latihan bersama Ethalind," jawab Alexander tertawa.
"Makan itu dasar lacur!" ejek Elthalind.
"Kurang ajar kau!" ketus Aquasye.
"Berhentilah bertangkar apa pun alasan bodoh yang kalian miliki!" pinta Alexander.
"Dua wanita itu sampai kiamat pun mereka akan terus begitu, tapi kalau kau dalam bahaya mereka akan berdamai..." sahut Hagai.
"Serius, haruskah aku mau mati dulu, Tuan Hagai..." keluh Alexander.
"Mari kita coba!!" seru Willtyanu dan Adirantu yang menguping pembicaraan mereka.
"Tidak puas kalian mau mmebunuhku 15000 tahun yang lalu hah!" Alexander kesal.
"Astaga, saat ingatan kembali dendam 15000 tahun langsung muncul, Willtyanu," ejek Adirantu.
"Iya, kakak benar sekali hahaha..." sahut Willtyanu tertawa.
"Sudahlah mana yang satunya?" tanya Alexander melirik.
"Di sini," sahut Ruqztira membawa makanan.
"Kalian laparkan," ucap pria itu datar.
"Ya, tentu saja!" sahut Aquasye yang langsung mengambil masakan Ruqztira dengan lahap.
"Hoi Ethalind bahkan, adik laki-lakimu lebih ahli memasak darimu," ejek Aquasye.
"Diam kau," ketus Elthalind.
"Ahahaha..." Aqusye mengejek Elthalind.
"Kau hanya ahli memasak ikan Aqusye sisahnya tidak enak," ejek Alexander.
"Makan itu bodoh! Hahahah..." tawa Elthalind puas.
"Sudah-sudah, sehabis makan kita mulai latihannya!" relai Alexander.
"Baik, hari ini kau akan latihan untuk mengumpulkan manaa. Seperti yang ku lakukan pada wanita ikan ini tadi," ucap Elthalind menunjuk Aquasye.
"Hoi!" Aquasye menyingkirkan tangan Elthalind.
"Mengumpulkan manaa, apa itu?" tanya Alexander.
"Cahaya yang di tanganku itu manaa, manaa adalah energi sihir dari tubuhmu. Dan untuk mengeluarkan itu fisikmu harus kuat dan kau harus tangguh..." jawab Elthalind mempertunjukan sihir itu kepada Alexander.
"Wow!!" Alexander takjub.
"Ajari aku sekarang!" pinta Alexander.
"Ya, baiklah..." jawab Elthalind tersenyum bangga.
"Kalau denganku, kau akan ku ajari agar kau bisa berubah wujud dan mengendalikan pikiran..." ucap Aqusye.
"Persetan, hari ini dia latihan bersamaku dan adik-adiku. Cepat kalian kita akan mulai latihannya.." panggil Elthalind.
Mereka berlima pun meninggalkan kamar hotel dengan kekuatan teleportasi dari Willtyanu. Karena meskipun Alexander mengusai kekuatan tersebut dirinya masih belum bisa untuk mengendalikannya.
"Hah... cepat juga geng itu pergi ya, siapa yang ingin main kartu. Hoi kau wanita tua, kau punya kartukan!" ajak Aquasye menunjuk Shallman yang baru saja kembali ke kamar hotel.
"Habis darimana kau Shallman?" tanya Hagai pernasaran.
"Melihat aktivitas monster gila itu..." jawab wanita tua ketus.
" Kapan bangkitnya dia?" tanya Hagai.
"Masih lama tapi dinding sihir sial itu akan segera retak, Yhunmant hampir di depan mata dan Alexander harus sudah siap saat itu untu..."
"Mana kartu tarotmu bodoh, ayo kita main kartu!" sela Aqusye meminta wanita tua itu bermain kartu.
"Yang benar saja sialan! itu kartu sakral dan aku tidak mengizinkanmu..."
"Tara ini kartunya mari kita bermain kartu... asyik!!" sela Aquasye menarik kartu dari kantung baju wanita tua itu.
"Hoi!, jangan yang itu! Yang ini saja..." ucap wanita tua itu menunjukkan kartu tarot lamanya.
"Ah sudahlah ayuk main!" ucap Aquasye tidak peduli.
Mereka berempat pun mulai bermain kartu bersama.
Di sisi lain Alexander dan para 4 penjaga suci memulai latihannya. Alexander terus-terusan gagal mengumpalkan manaa dan mementalkan tubuhnya.
"Ayolah Alexander! Kau harus segera bisa mengendalikan energimu itu. Jangan lengah!" ucap Elthalind kesal.
"Bagaimana bisa kau mengalahkan Yhunmant jika kau seperti ini!" makinya lagi.