"Hoi! kita sedang bicara serius di sini dasar dua orang tolol!" sela wanita tua itu, yang mulai muak dengan percakapan dua sahabat ini.
"Kau sendiri juga berebutan bir, dengan Xander..." protes Hagai tidak terima.
"Ya tapi, aku tetap membahas hal yang penting..." bela wanita tua itu.
Kedua orang tua itu saling bertengkar, satu sama lain. Hingga Alexander mengelengkan kepalanya miris dengan kelakuan kedua orang tua yang berada di hadapannya ini.
"Ya initinya, kita bertiga ini sama gilanya..." sela Alexander.
"Ya jadi Nonya Shall apa yang kau maksud dengan Azharu Lich?" tanya Alexander mengalihkan perhatian
"Ah..itu Azharu Lich, Kau adalah Azharu pertama Xander. Dirimu yang dulu bermutasi dia.. memisahkan kekuatannya dengan tubuhnya. Sedangkan tubuhnya sendiri berpindah-pindah ke manusia lainnya...." jawab wanita tua itu.
"Apa maksudmu berpindah-pindah?" tanya Alexander.
"Bereinkarnasi sialan! selama 15.000 tahun, kau berpindah-pindah dan mengulang hidupmu sebagai anak bayi, demi mencari kebahagiaan. Namun, saat ini kau tidak bisa menemukan sosok yang pantas untuk menerima kekuatannmu. Sehingga kau menyatukan tubuhmu dengan kekuatanmu lagi," ujar wanita tua itu.
"Kenapa aku, melakukan hal itu.. dan jika itu benar mengapa aku bisa merasakan sakit sebelum batu emas sialan ini masuk dalam tubuhku lewat mimpi?" tanya Alexander tidak percaya.
"Kau jatuh hati pada seorang manusia.., kau menduakan hati istrimu. Dengan jatuh hati pada manusia. Sehingga ketika kau merasa pulau Azthariland sudah aman. Kau merekayasa kematianmu, memisahkan kekuatanmu, dan menjadikan dirimu manusia hanya demi cinta!" jawab wanita tua itu kesal.
"Kenapa kau kesal!?" tanya Alexander terkejut dengan wanita tua itu yang tiba-tiba menaikkan nada bicaranya itu.
"Kau mengkhianati temanmu, pelayanmu, negaramu, dan yang utama istri dan anakmu. Ethalind dan Ashiir, hanya untuk satu manusia yang bahkan tak pernah kau temukan!" ujar wanita itu kesal.
"Aku melayanimu Tuan, kau bertanya padaku.. saat itu. Hai Delora, apakah aku akan mendapatkan dia. Ketika aku mengatakan bahwa kau tidak akan bisa mendapatkannya. Karena keabadianmu yang kekal. Kau membuang segalanya... kau mahkluk sialan!" pekik wanita tua itu.
Tiba-tiba-saja dada Alexander terasa sangat sesak. Dan wajahnya memucat, pandangan mulai kabur. Alexander bangkit dari tempat duduknya menunu pintu keluar.
"Hah.. .ha... ha..." nafas Alexander mulai terengah-engah.
"Xander! Kau baik-baik saja..." Hagai menghampiri Alexander panik.
"Perasaan apa ini? Rasanya menyakitkan! Sakit Hagai, ini sangat menyakitkan..." jawab Alexander.
"Kau merasa bersalah, kau merasa sangat bersalah... Azharu! Kau hidup dalam dua tubuh, wujudmu sebagai manusia. Dan wujud kekuatanmu sebagai Azharu mereka telah hidup berpisah selama 15.000 tahun. Kau kesakitan, kekuatanmu kesakitan, begitu juga tubuhmu seluruh ingatanmu. Yang sangat menyesal atas semua yang telah kau lakukan!" jawab wanita tua itu.
"Nyo... nyo.. nyonya sha.. shall, ba.. ban.. bantu aku!" pinta Alexander memohon.
"Akulah Azharu, aku mati karena cinta. Aku hidup untuk cinta dan kini aku akan mati sekali lagi untuk menebus semua kesalahanku. Tapi tolong bantulah aku.... hah... ha..." Alexander sudah tidak bisa menahan rasa sakitnya. Tubuhnya terjatuh ke lantai, tak sadarkan diri.
"Alexander!" Hagai panik melihat keadaan Alexander.
Wanita tua itu melihat kearah jam kota lewat jendela Apartementnya. Dan wanita tua itu mulai panik.
"Ommathius!" panggil wanita tua itu.
"Apa!" sahut Hagai panik.
"Waktu mulai berjalan, apa yang kau katakan pada para penjaga suci itu. Tentang... orang si... ten... ten... tentang bocah baik hati yang selalu membantu dan selalu ada untukku ini, Ommathius?" tanya wanita tua ini lembut.
"Bukan tadi kau membentaknya!" pekik Hagai kesal dengan reaksi wanita tua itu.
"Aku hanya kesal! Kau tidak bisa menghakimiku, tapi bocah ini. Hah... Azharu memang berdosa dia meninggalkan kita. Membuatmu kehilangan putramu. Dan aku harus bereinkarnasi, hanya untuk menemaninya. Namun, Alexander hanya hidup untukku..." ucap wanita tua itu lirih.
"Saat pertama kali aku melihatnya datang ke tempat ini. Hatiku merasa sangat marah, aku ingin membunuhnya. Dan segera mencabut nyawanya, tapi ketika aku melihatnya menghubungi orang tuanya lewat telepon selurel. Dia berkata begini pada orang tuanya... Ayah, ibu jangan khawatir! Aku akan pulang dengan uang banyak. Untuk menolong pertenakkan kita. Jaga kesehatanmu, dan tunggulah aku...." lanjut wanita tua itu.
"Lalu?" Hagai tidak peduli dan terus membuat ramuan untuk meredakan sakit Alexander.
"Anak itu berbicara dengan matanya, suatu hal yang tak pernah di lakukan saat bersama kita dulu. Anak ini punya hati dan itu adalah hati baik yang sangat tulus..." ujar wanita tua itu.
"Ya, sebenarnya aku mencarinya. Untuk memintanya menghidupi anakku lagi. Namun, melihat matanya aku jadi tidak tega..." ungkap Hagai sambil meminumkan ramuan yang telah di buatnya kepada Alexander.
Dengan cepat tubuh Alexander bereaksi, rambut dab tubuhnya bersinar. Hingga mengeluarkan cahaya yang menembus langit.
Dan matanya pun terbuka dengan mata emas terang yang begitu bersinar dan bercahaya.
"Maaf, aku janji! Semuanya akan ku bayar.." ucap Alexander mengulurukan tangan pada kedua orang itu.
"Genggam tanganku!" pinta Alexander.
Mereka pun menggengam tangan Alexander dan pria itu membawa mereka ke Azthariland dalam waktu sekejab.
"Apa yang terjadi? Waktu masih terhenti disini.." tanya wanita tua itu.
"Disini waktu berjalan dengan cara yang berbeda. Jadi saat di Athalin telah melalui 30 menit. Disini seperti satu detik!" jawab Alexander.
"Wow!" sahut wanita tua itu pura-pura peduli.
"Kau tidak pedulikan..." cakap Alexander sinis.
"Ti... dak!" sahut wanita tua itu.
"Sudah kuduga..." sahut Alexander kesal.
"Hm... jadi, Apa!?" tanya wanita tua itu.
"Bagaimana cara aku menjalankan waktunya lagi, tanpa membuatku hampir mati?" tanya Alexander.
"Pertanyaan tolol macam apa itu! Lalu, bagaimana caranya kau membuatku tidak membeku oleh alenia waktu?" umpat wanita tua itu kesal.
Mendengar perkataan wanita tua itu mata Alexander membulat. Dia tidak percaya dengan apa yang di dengarnya. Apa maksud dari perkataan Nyonya shallman.
"Maksudmu, bukan hanya pulau ini yang kau hentikan waktunya?" tanya Alexander terkejut.
"Tidak tolol! Seluruh dunia... hanya kita bertiga yang bergerak di bumi ini sialan..." umpat wanita tua itu.
"Bagaimana Mungkin!?"
Kebenaran demi kebenaran telah terungkap. Semua pernyataan dalam mimpinya terjawab satu persatu. Semua mulai terungkap, setiap kejadian ada artinya.
Kisah demi kisah, pecahan memori demi memori mulai terhubung. Azharu telah bangkit, akankah dia akan menjadi cahaya abadi?
Atau tenggelam dalam kegelapan yang fana, dan sesat. Alexander telah mengetahui hampir semua pertanyaan yang menghantuinya.
Bagamanakah dia akan menghadapi semuanya?
Apakah Alexander akan siap menghadapi setiap kenyataan pada dirinya?
Apakah Alexander akan bisa menghubungkan semua kebaran yang di dapatkannya?
Apakah Alexander akan bisa mengembangkan kekuatannya?
Apakah Alexander akan berhasil mengalahkan Yhunmant.?