Chereads / Azharu dan 4 Penjaga Suci / Chapter 14 - Waktu!

Chapter 14 - Waktu!

"Apa.. yang terjadi!!" Alexander terkejut.

Alexander sangat bingung melihat kedua wanita itu, tidak bergerak dan bertahn dengan posisi mereka yang saling menyerang.

Dan bukan hanya itu, Alexander juga menyaksikan dinding pusaran air yang berhenti memutar. Pria itu benar-benar dan tidak mengerti dengan, apa yang sedang terjadi.

"Arusnya berhenti?" Alexander bertanya-tanya.

Alexander keluar dari pusaran air, dan menyaksikan jika seluruh ikan di dalamnya kolam berhenti berenang.

"Apa ini? Aku harus melibat keadaan di atas!" Alexander pun berenang menuju permukaan kolam. Dan dirinya terkejut melihat kejadian yang sama pada teman-temannya.

Namun, yang membuat dirinya tambah terkejut adalah melihat Hagai yang berjalan ke sana- kemari. Dan tidak ikut membeku bersama yang lainnya.

"Hagai?" panggil Alexander.

Hagai yang mendengar panggilan Alexander langsung menghampiri pria itu. Dengan wajah yang bingung.

"Astaga Xander, apa yang terjadi? seakan-akan waktu seperti berhenti..." ucap Hagai.

"Waktu, berhenti!?" tanya Alexander.

"Ya, lihat jam ku ini tidak berjalan..." ujar Hagai sambil menunjukan jam tangannya.

"Tapi oleh siapa?" tanya Alexander bingung.

"Tidak tahu, yang pasti pelakunya bisa meramal masal lalu dan masa depan..." jawab Hagai santai.

"Bagaimana aku bisa meramalkan nasib seorang penguasa masa lalu dan masa depa... an... " tiba-tibanya saja Alexander mengingat apa yang telah di katakan oleh Nyonya Shallman.

"Apa jangan-jangan Nyonya Shallman tahu sesuatu," batin Alexander.

"Hagai...." panggil Alexander.

"Ya," jawab Hagai.

"Aku harus pulang ke negara asalku," ujar Alexander pada pria Hipster itu.

"Ada apa!?" tanya Hagai terkejut dengan perkataan Alexander

"Aku harus bertemu dengannya!," jawab Alexander.

"Siapa!?" tanya Hagai.

"Tidak ada waktu pokoknya kita harus ke Athilan dan menemuinya sekarang!" sahut Alexander lalu menarik tangan Hagai bersamanya.

Tiba-tiba sebuah cahaya menghampir dua sekawan itu dan membawa mereka ke tempat yang sangat tidak asing bagi Alexander.

"Tunggu ini...."

"Tempat apa ini Xander!?" tanya Hagai terkejut.

"Ini basement apartementku, di jam segini biasanya..."

"Bruk!!" baru saja di bicarakan seorang wanita tua terlihat kelimpuhan dengan barang bawaan yang terjatuh.

Alexander menengok kearah suara yang di dengarnya dan dia pun segera menghampiri wanita tua itu.

"Nyonya Shallman! Mari saya bantu," sapa Alexander membawakan barang-barang wanita tua itu.

"Alex, apa yang lakukan disini, bukankah kamu seharusnya sedang berlibur?" tanya wanita tua itu.

"Tidak ada waktu untuk menjawabnya, cepatlah aku akan mengantarkan ini pada kamar Anda dan kita bicarakan soal ramalan itu...." jawab Alexander berjalan terburu-buru menuju lift.

"Wow! sudah ku duga kau akan mencariku, aku telah... meramalkannya..." ujar wanita tua itu.

"Terserah, ngomong-ngomong dia Hagai " ucap Alexander tergesa-gesa menunjuk ke arah temennya yang sedang berdiam diri di tengah basement.

"Hoi Hagai, cepalat!" panggil Alexander pada temannnya itu.

Sebenarnya Hagai berdiam sejak tadi, karena dirinya sedang dalam perasaan yang sangat-sangat terkejut.

Bagaimana tidak, seorang penyihir seperti Alexander. Bisa membawanya seorang yang seharusnya anti sihir sepertinya, dengan sebuah kekuatan sihir.

Mereka pun sampai di kamar wanita tua itu, Alexander menutup sebuah jendela mengunci pintu dan mematikan lampu kamar wanita tua itu.

"Berhentilah bersikap dramatik! Dan katakan saja apa yang membuatmu terkejut..." pinta wanita tua itu.

Alexander pun menghentikan semua hal gila yang dilakukannya dan menghampiri wanita tua itu. Dia mengambil sebuah kursi kayu, lalu menaruhnya dengan arah yang berlawanan dengan wanita tua itu. Sedangkan dirinya menduduki kursi itu dengan posisi mengahadap sang wanita tua.

"Dia sudah sinting!" umpat wanita tua itu pada Alexander.

"Berhenti komentar dan jawab aku!" ucap Alxander.

"Pertanyaan apakah yang aku harus jawab?" tanya wanita tua itu sambil meminum segelas bir.

"Pertama, berhentilah mabuk itu tidak sehat!" ucap Alexander menarik gelas bir dari tangan wanita tua itu.

"Kedua, apa maksudmu saat mengatakan padaku tentang yang mengendalikan masa lalu dan masa depan?" lanjut Alexander bertanya.

"Bukankah itu keahlianmu Alexander? Sang Azharu Lich! Saat ini tubuhmu di kusai oleh pendahulumu, kau harus mengeluarkan dia untuk mendapatkan kekuatanmu sepenuh sebagai Azharu Lich..." jawab wanita itu santai sambil menarik birnya dari tangan Alexander.

"Kau tahu aku Azha... ru?" tanya Alexander berusahan menahan gelas bir wanita tua itu.

"Ya.., berikan gelas birku!" jawab wanita tua itu berusaha menarik gelas birnya.

"Berhentilah minum dan jawab aku wanita tua, bagaimana kau tahu aku Azharu?" tanya Alexander masih berusaha menahan gelas bir yang akan di rebut oleh wanita tua itu.

"Dasar otak dangkal, kan sudah ku bilang aku ini peramal. Aku bukan peramal sembarangan aku berasal dari Azthariland..." jawab wanita tua itu masih berusaha merebut birnya dari tangan Alexander.

Hagai yang melihat kelakuan dua orang itu pun mulai kesal dan langsung menarik paksa gelas bir itu dari tangan keduanya dan membuangnya ke wastafle.

"Sialan!" umpat wanita tua itu kesal.

"Kenapa tidak dari tadi!" seru Alexander puas.

"Hm... kau dasar Ommathius! kau selalu melindungi dan menjaga Tuanmu, kapan kau jadi penghianat, hahaha... malah mungkin kau yang sering dikhinati..." ujar wanita tua itu kesal.

"Ommathius?" tanya Alexander bingung.

"Ouh kau tidak tahu?" wanita tua itu menutup mulutnya.

"Tidak tahu apa?" tanya Alexander.

"Pria yang di sampingmu ini adalah seorang Omma..."

"Aku Ommathius, pelindung dan sayap kanan sang Azharu. Aku temannya, sahabatnya dan juga pelayannya di saat yang bersamaan.. " jawab Hagai.

Mendengar jawaban Hagai, Alexander terdiam sejenak. Otaknya terus berpikir bagaimana bisa dirinya tidak menyari apapun.

Mulai dari pertemuan mereka yang tidak di sengaja. Halaman sesuai dengan dalam mimpinya. Dan semua itu adalah akal-akalan Hagai untuk memancingnya agar dirinya mendekati Hagai.

"Kau melakukan semuanya! Semua liburanku, waktuku, musnah karenamu..." pekik Alexander kesal.

"Kau Bajingan licik Hagai, kau menipuku dengan wajah baik itu. Sialan kau!" umpat Alexander kesal.

"Kenapa, kenapa kau lakukan itu padaku! Tepat saat aku pertama kali datang? Kau bahkan, tak memberiku kesempatan untuk menimati liburanku sebentar...." lanjutnya marah pada Hagai.

"Xander, maafkan aku... aku melakukannya karena aku.. aku takut kau akan lari bila aku langsung mengatakan semuanya padamu," ungkap Hagai lembut.

"Ya, pasti aku lari! Tapi itu urusanmu bukan aku.., tapi pasti. Pada akhirnya, aku akan membantumu..." bela Alexanxaner.

"Terserah! Aku juga tidak bisa marah padamu..." ucap Alexander pasrah.

"Terima kasih Xander," ucap pria hipster itu tersenyum.

"Jawab pertanyaanku Hagai, apakah dulu kau adalah pria bermata satu yang muncul di mimpiku?" tanya Alexander.

"Ya, itu aku!" ungkap Hagai.

"Kenapa matamu satu?" tanya Alexander.

"Style aja, jaman itu fashionnya seperti itu. Meskipun Azthariland adalah tempat yang kuno namun, pakaian cukup bekembang disana..." jawab Hagai.

"Terserah!" sahut Alexander pasrah, dirinya tak habis pikir jika ada seseorang menggunakan penutup mata pada abad ke 16 hanya untuk Fashion.

"Hoi! kita sedang bicara serius di sini dasar dua orang tolol!" sela wanita tua itu, yang mulai muak dengan percakapan dua sahabat ini.