Chereads / Azharu dan 4 Penjaga Suci / Chapter 8 - 4 Penjaga Suci!

Chapter 8 - 4 Penjaga Suci!

Matahari mulai terbit tiga serangkai itu yaitu Alexander, Hagai, dan si cantik mempesona Monner. Sedang berada di sebuah kanau serdehana dan sedang menuju ke utara pulau Anyole.

"Hagai apakah benar ini jalannya?" tanya Alexander.

"Sebentar Aku mulai pusing melihat semua air biru ini..." ujar Hagai menahan kepalanya.

"Ah, ya phobiamu! Monner cintaku bisa kau melihat. peta di kitab itu..." pinta Hagai pada Uthirnya.

"Maaf Tuanku, tapi Kitab Athrulith tidak bisa disentuh oleh seorang Uthir. Buku ini akan menghisap hamba kedalamnya begitu hamba menyentuhnya..." jawab Monner meminta maaf.

"Ah, serius! Lalu bagaimana kita akan sampai ke Anyole..." keluh Alexander kesal.

"Kalau diizinkan bagaimana jika saya yang mengemudi kanu tersebut," saran Monner.

"Wah! multi talented," ucap Alexander yang semakin kagum dengan calon istrinya ini.

Monner dan Alexander pun bertukar posisi, Alexander membaca Kitab sedangkan Monner mengendalikan kanau.

Dan Hagai yang memeriksa arah langit sambil terus memandang ke langit, untuk menghindari dirnya melihat laut.

Dan dengan tugas yang sempurna ini pun perjalanan kembali lancar. Alexander mulai tertari pada Kitab Athrulith dan membacanya dengan serius. Pria itu terus mengembalikan Halaman dan dia berhenti saat mata melihat wajah dari dengan tulisan Khalil Azthari.

Alexander sangat terkejut saat melihat wajah pria itu yang sangat mirip dengannya. Dan itu menandakan jika Hagai sudah mengetahui kebenaran tentang dirinya sejak awal.

"Hagai, apa kau sudah tahu tentang ini?" tanya Alexander memastikan.

"Halaman kosong itu! Hahaha... mana ku tahu hanya yang terpilih yang bisa melihatnya," jawab Hagai santai.

Mata Alexander membulat begitu mendenger jawaban dari Hagai. Dia sangat terkejut bagaimana bisa dirinya begitu mirip dengan Raja yang menghilang 500 tahun yang lalu itu.

Alexander terus membalik halaman dan dia terkejut melihat lukisan Khalil Azthari dengan wanita yang dilihat dimimpinya.

"Apa, apaaan ini!" pekik Alexander kesal.

"Ada apa?" tanya Hagai yang bingung dengan reaksi Alexander.

"Tuan Hagai kau mengatakan bahwa hanga yang terpilih benar.." jawab Alexander.

"Ya, kau melihat apa sampai wajahmu sangat terkejut. Apa itu sihir? Berikan bukunya.." pinta Hagai khawatir.

"Tidak, bukan itu. Hagai aku melihat wajahku di lukisan ini. Dengan keterangan Khalil Azthari!" jawab Alexander.

"Wha.... at!" Hagai terkejut.

"Ya, aku tahu kau yang terpilih tapi Khalil Azthari. Maksudku dia penyihir terkuat dan sangat penuh sihir yang pernah ada dia Raja okaay bahkan gelarnya pun adalah hm... Ozzi Lunar Alfaciant! Terbuat dari sihir..." ungkap Hagai.

"Ya, bukannya aku meragukanmu. Tapi bagaimana bisa raja sihir phobia akan sihir?" tanya Alexander bingung.

"Mungkin Tuanku, di kehidupan sebelumnya sihir telah membunuh Tuanku dengan cara yang sangat menakutkan sehingga, Tuanku takut akan sihir!" sela Monner yang sedang mengemudikan kanau.

"Yap, bisa jadi," ucap Hagai setuju.

"Aku tak tahu..." keluh Alexander pasrah.

"Tenanglah Tuanku, kita akan segera di Anyole. Dan pertanyaanmu akan terjawab!" hibur Monner pada pria yang di anggap sebagai suaminya itu.

Tiga serangkai itu pun tiba di pula Anyole, Alexander kembali menyerahkan Kitab Athrulith kepada Hagai. Dan Hagai pun mengarahkan mereka ke tempat yang di maksudkan oleh Monner tadi malam.

"Nah, ini adalah tiang penner. yang menyimbolkan 4 Penjaga suci. Dan atap itu disebut Luuc itu simbol dari Azharu..." terang Hagai pada 2 orang itu.

"Tapi masalahnya di buku ini tidak ada cara atau petunjuk cara membukanya..." ucap Hagai bingung.

"Yang benar saja, berikan padaku!" pinta Alexander, dia yakin bahwa ada hal tersembunyi dari kitab itu yang hanya bisa dilihat olehnya.

Namun, ternyata kenyataan tak seindah ekspetasi. Alexander tidak menemukan apapun di balik kitab itu.

"Tidak ada, tidak ada yang terlihat..." ucap Alexander datar dan menyerahkan kitab itu pada Hagai.

"Lalu bagaimana?" tanya Hagai.

"Tuanku gengam tanganku, aku tahu caranya..." pinta Monner mengulurkan tangannya.

Alexander pun langsung menggengam tangan wanita itu tanpa bertanya. Karena baginya kapan lagi dia bisa mengandeng tangan perempuan yang sangat cantik.

Monner memastikan genggaman Alexander kuat lalu dia membawa Alexander terbang bersamanya ke atas Luuc.

"Wuow!" Alexander panik.

"Tenanglah Tuanku kita sudah sampai.." ujarnya menenangkan Alexander.

"Ya, aku hanya terkejut sekali..." ucap Alexander angkuh, dia tidak ingin wanita yang di sampingnya melihat dirinya sabagai pengecut. Namun, sebaliknya Alexander ingin di lihat sebagai pahlawan oleh Monner.

"Tuanku, dapatkah engkau berdirilah di tengah simbol itu!" pinta wanita itu.

Alexander pun langsung menuruti perintah tanpa bertanya. Lalu Monner pun terbang di atas Alexander wanita itu membuka tangannya dan mulai mengucapkan Mantra.

"Aku bangkitkan yang tidur, dan aku bangunkan yang masih terlelap! Alothoe Syonye Agustha!" serunya dengan keras.

"Mantra itu..., yang di ucapkan wanita dalam mimpiku!" batin Alexander terkejut.

Luuc mulai bereaksi sebuah cahaya kekuatan muncul dari tempat Alexander berdiri. Dan tubuh pria itu mulai terasa lemas. Dia dapat merasakan energi mulai terkuras.

"Hah... hah..." Alexander mulai kelelahan.

"Tahanlah Tuanku, tahanlah sebentar lagi.." ucap wanita itu menghampiri Alexander dan memeluknya.

Kemudian Alexander pun kembali memeluk wanita itu dan kekuatan itu terpancar semakin kuat. Hingga Alexandee merasakan seperti sebuah sihir mulai mengambil ahli tubuhnya.

"Durantha Medux Xirath Althamu! Bangkitlah kalian semua para penjaga suciku!!" ucap Alexander.

Monner terkejut melihat perbedaan pada Alexander. Dan dia merasakan bahwa Alexander menghisap tubuhmya yang sepenuhnya sihir itu.

Wanita itu pun menangis kerena lagi-lagi ia harus berpisah dengan cintanya. Beratus-ratus tahun dirinya menunggu Alexander untuk lahir kembali dan kini dirinya harus kehilangan lagi.

"Tuanku, aku akan datang lagi tunggulah aku!" tangis wanita itu sambil tersenyum manis.

Melihat air mata wanita yang berada di hadapan itu Alexander pun langsung sadar dan mendorong tubuh wanita itu sejauh mungkin darinya.

Dan tubuh wanita itu pun kembali utuh namun, kini Alexander yang dalam bahaya kekuatan Alexander keluar terlalu banyak hingga meretakkan Luuc. Sedangkan Alexander dirinya dalam keadaan tidak sadarkan diri.

Monner ingin menyelamatkan Alexander namun, Hagai menahannya dan memintanya untuk melembar Hagai ke Luuc sebelum tempat itu benar-benar retak.

"Lempar Aku!" Teriak Hagai.

Monner pun langsung mengahmpiri Hagai dan melemparnya hingga ke Luuc. Luuc retak dan tubuh Alexander terjatuh. Dan dengan tangkas Hagai langsung menangkap tubuh Alexander. Dan melindungi mereka dari bongkahan Luuc yang jatuh.

" Violet of Ommathius!" Hagai mengucapkan mantra dan runtuhan Luuc itu pun pudar menjadi debu.

Monner terkejut dengan apa yang di saksikannya.

"Anda Ommathius!?" tanya wanita itu terkejut.

"Jagalah rahasia ini Monner! Sampai keadaan benar-benar baik," pinta Hagai.

"Apakah artinya Tuanku Alexander adalah Azharu?" tanya Monner.

"Aku tidak tahu, tapi darah Azharu mengalir dalam dirinya. Namun, aku tidak bisa merasakan keadaan Azharu. Jaga rahasia ini bahkan dari 4 Penjaga..." pinta Hagai.

"Baiklah untuk keselamatan Tuanku, perintah mu akan ku turuti," sahur Monner.

Tiang penner mulai retak dan mulai bangkitlah penjaga suci dari tidur panjang mereka.

"Hoam... sudah pagi ya," sapa Elthalind Sang penguasa Elemen

"Jangan bercanda Ethalind! Tuan Azharu telah memanggil kita" tegur Ruqztira Sang Ahli Ramuan

"Ya, berhentilah bercanda bodoh...." ejek Adirantu Sang Fauna.

"Sialan kau pawang hewan!" maki Ethalind.

"Apa ucapmu!" tantang Adrantu.

"Hoi apa hanya aku, atau kalian juga? Aku merasakan Tuan Azharu, tapi aku tidak melihatnya!" ujar Willtyanu Sang Ahli Telepati.

"Ya kau benar dimana dia?" tanya Ruqztira.

"Akulah Ommathius pelindung dan tangan kanan dari Azharu yang termasyur, ku perintahkan kalian untuk membimbing kami yang terpilih dan mencari Azharu!" Perintah Hagai kepada 4 penjaga suci itu.

"Apa yang terjadi pada Tuan, Ommathius?" tanya Ruqztira.

"Aku tidak tahu tapi, Azharu telah menghilang sejak 500 tahun lalu! Dan kami menemukan orang terpilih untuk membebaskan kalian dan membantu kami mencari Azharu," jawab Hagai. dia sangat sadar dengan tubuhnya yang anti sihir tentu saja sang telepati tidak akan tahu apakah dia jujur atau berbohong. Sehingga mudah bagi hagai untuk menipu mereka semua.

"Hai cantik!" sapa Willtyanu.

Sang telepati memang terkenal sabagi penjaga yang gila akan wanita dan jiga gadis-gadis. Sehingga kadang oramg menyebut dirinya penjaga para wanita.

"Menjauh dariku atau ku bunuh!" ancam Monner.

"Cukup Willtyanu! Ommathius dimana orang terpilih itu?" tanya Ruqztira.

Dialah satu-satunya dari semua penjaga yang paling serius dan dapat diandalkan. Karena dirinya merupakan perwakilan dari kecerdasan Azharu.

"Ini," tunjuk Hagai memeperlihatkan Alexander yang tidak sadarkan ini.

"Orang lemah ini!?" ucap 4 Penjaga itu tidak yakin.

4 Penjaga sudah bebas apakah Yhunmant bisa di kalahkan?

Hanya di Azharu dan 4 Penjaga Suci...