Chereads / Azharu dan 4 Penjaga Suci / Chapter 6 - Di temukan III

Chapter 6 - Di temukan III

Hari telah berlalu Alexander dan Hagai pun memulai pencarian mereka. Alexander terlihat diam sepanjang perjalanan dan menundukkan kepalanya.

Hagai sangat memahami sikap Alexander itu terlebih lagi sepanjang jalan pulau Azthariland ini penuh dengan orang yang menunjukkan trik sulap mereka.

"Alexander," panggil Hagai.

"Ya," jawab pria itu singkat.

"Kalau kau takut phobia pada sihir kenapa kau datang kemari?" tanya Hagai pernasaran.

"Awalnya aku akan pergi bersama sahabatku, dai bilang pulau ini sudah tidak memakai sihir lagi...." jawab Alexander.

"Dan saat aku ingin membatalkan perjalan karena dia tidak bisa melakukan perjalanan bersama. Aku harus tetap berangkat agar dia tidak perlu membayar 5000 ilta pada orang Hotel..." lanjutnya.

"Ya, kamu memang sudah ditakdirkan!" sahut Hagai.

"Tapi, untuk apa?" tanya Alexander pernasaran.

"Aku tidak tahu, yang pasti kau punya takdir di pulau ini..." jawab Hagai.

Akhirnya mereka tiba di tujuan yaitu pantai Oechin. Destinasti alam wisata terbaik di pulau Azthariland.

Dan sesuai ekspetasi Alexander banyak perempuan sekxy dengan bokong indah dan busana yang mini.

"Wow!" ucap Alexander.

"Ada apa?" tanya Hagai melirik sekitar pantai.

"Di pantai ini tidak ada sihir dan lautnya sangat Indah..." jawab Alexander, karena tidak mungkin dia mengatakan dia terpesona dengan semua perempuan yang berada di pantai ini.

Namun, setelah di perhatikan lagi Alexander menjadi benar-benar terpesona dengan tempat ini. Apalagi tempat ini seperti area bebas sihir.

"Haruskah kita pergi ke gua itu sekarang, Tuan Hagai?" tanya Alexander.

"Tidak, aku datang lebih awal agar membuatmu lebih relax kita akan pergi saat matahari terbenam. Karena menurut kitab Athrulith pulau ini hanya muncul di malam hari..." jawab Hagai.

"Syukurlah..." Alexander langsung merebahkan dirinya di pasir pantai. Dia melihat laut dengan warna yang begitu cantik dan langit biru yang sangat Indah.

Dan angin timur yang menghembuskan bau laut memuatnya sangat ingin untuk berenang. Sekaligus tebar pesona kepada para wanita dan gadis-gadis sexy itu.

"Kau bisa berenang Tuan Hagai?" tanya Alexander.

"Kau tahu, kau mengatakan padaku kau phobia sihir, sulap dan semacam itu. Dan yap aku phobia laut. Aku senang di pantai tapi tidak dekat laut, danau atau tempat semacam itu..." jawab Hagai.

"Kau tahu aku di tenggelamkan dalam keadaan sekarat ke air ya.. meskipun kau tahu aku menjadi wow! Dan seperti ini tapi, ya.. itu tetap menakutkan..." lanjut pria hipster itu

"Wow, aku mengerti kau punya itu berat sekali..." ujar Alexander.

"Yang membuatku takut adalah karena mereka menenggelamkan ku saat mataku masih terbuka dengan keadaan dimana tubuhku tidak bisa melawannya.. " ungkap pria hipster itu.

"Apa! Wow, dan kau masih mau menemani ku ke pantai Tuan, la.. air di sini sangat terlihat bukan ini menganggumu?" tanya Alexander khawatir.

"Tidak Xander, aku nyaman melihatnya dari jarak ini. Sebenarnya aku ingin lebih dekat tapi... ya kau tahu," jawab Hagai.

"Mungkin kita harus, kembali ke Hotel dan pergi kesini saat malam hari..." saran Alexander.

"Ada pertunjukkan sihir depan Hotel setiap malam, aku mengajakmu sekarang agar kau tidak perlu melihatnya," ungkap Hagai.

"Ah... aku tidak pernah melihatnya, suaranya bahkan, tidak masuk ke kamar. Bagaimana kau tahu?" tanya Alexander.

"Itu karena kamu selalu tidur lebih awal sepanjang 2 hari kemarin, dan gaya tidurmu seperti babi...." jawab Hagai

"Yang benar saja Tuan Hagai, bahkan jarum terjatuh saja aku bisa terbangun. aku orang yang sulit tidur," elak Alexander.

"Mungkin karena kau sakit, kau tahu pepatah mengatakan bahkan, seorang pekerja keras akan tidur seperti babi saat mereka sakit..." ujar Hagai.

"Omong kosong apa itu," ucap pria itu kesal.

Mereka pun terus saling melempar Argumen hingga Matahari terbenam. Mereka pun segera meninggalkan pantai. Dan mencari gua itu.

"Tuan Hagai, kau yakin ini gua mistis itu ada di sini?" tanya Alexander ragu.

"Tentu saja," jawab Hagai.

"Sejak tadi aku tidak melihat tanda-tanda sihir di tempat ini," seru Alexander.

"Tunggu reaksi pada tubuhmu. Jika kau sesak nafas lagi kita semakin dekat," sahut Hagai.

"What the fuck, apa? aku!" Alexander menghentikan langkahnya dan melangkah mundur perlahan.

"Bercanda! Jika seperti itu lebih baik aku sendirian ke gua itu. Aku tidak terobsesi itu pada kekuatanmu Xander," ledek Hagai.

"Teganya kau Tuan," marah Alexander.

"Maaf Xander, tapi tenaga akan sedikit berkurang karena kau tahu gua sialan itu menghisap kekuatan kristal di tubuhmu itu..." ujar Hagai.

"Namun, begitu kita sampai kau akan mendapatkannya kembali tenang saja...." lanjut pria hipster itu.

"Wow! apakah itu sebabnya kau membiarkan aku istirahat di pantai itu?" tanya Alexander.

"Yap," jawab Hagai singkat.

"Pencarian sialan apa ini!" teriak Alexander kesal.

"Sabar Xander, hanya ini satu-satu jalan agar kau tidak sakit lagi seperti itu ..." ucap Hagai.

"Terserah," jawab Alexander pasrah.

Mereka berdua pun melanjutkan perjalanan mereka. Dan seperti yang di katakan Hagai, tubuh Alexander mulai lemas. Dirinya mulai tak bertenaga.

Hagai melirik kebelekangnya dan melihat Alexander masih berjalan jauh di belakangnya dan sangat terlihat kelelahan.

Hagai menghampiri Alexander dan memberinya sebotol air yang selalu dibawanya. Lalu pria hipster memindahkan tas ranselnya ke dadanya dan menghadapkan punggung dalam posisi jongkok kearah Alexander.

"Naiklah! aku akan membawamu ke gua itu," ucap Hagai.

Alexander, sangat terkejut dengan tindakan yang dilakukan oleh Hagai. Dan tentu saja dia menolak untuk di gendong oleh Hagai selain usia hagai yang lebih tua darinya.

Alexander juga sadar bahwa secara ukuran badan tidak mungkin Hagai bisa membopong tubuh pria yang jauh lebih tinggi darinya.

"Tidak, aku hanya lelah. Bukan lumpuh ayolah!" tolak Alexander.

"Aku tahu kau ragu kerena ukuran badan kita yang berbeda aku 168 dan berapa tinggimu hm... 17..."

"189 cm," sela Alexander.

"Ya... tapi, percayalah padaku aku bisa. Dulu aku seorang atlet angkat beban sekita 1890..." Hagai meyakinkan Alexander.

"Tidak," tolak Alexander.

"Kau tidak akan sanggup kesana, kau akan pingsan. Jadi izinkanlah aku untuk membawamu Xander, jangan anggap aku orang tua. Anggap aku temanmu," bujuk Hagai.

"Sulit bilang ingat usiamu," terang Alexander.

"Lakukan saja, atau aku akan menunjukkan vidio pertunjukan sulap padamu. kau tahu aku membawa camera ku dimana ya... sebentar aku...."

"Bawa dan gendonglah aku, Sekarang!" Alexander langsung menaiki pungungung Hagai panik.

"Wow kau benar-benar takut pertunjukan sihir ya..." ledek Hagai.

"Bawa aku!" pinta Alexander.

"Ya, tentu saja!" jawab pria hipster itu.

Hagai pun menggendong Alexander dan benar seperti yang dikatakan olehnya pria itu pingsan dalam gendongannya.

"Sudah kubilang, Xander..." guman Hagai tersenyum.

"Kau akan mati jika aku tidak menggendongmu sejak awal, maaf karena tidak mengatakannya..." batin Hagai.

Intro...

Azharu memiliki teman setia yang selalu berenkarnasi bernamanya.

Teman setianya itu di juluki sebagai Ommathius seorang yang kebal akan sihir namun tidak memiliki kekuatan sihir. Namun, ahli dalam membuat senjata sihir dan ramuan sihir itu sendiri.

Selama hidupnya seorang Ommathius akan selalu mengingat kehidupan masa lalunya dan dia bertugas untuk selalu melindungi Azharu.

Bahkan, saking kuatnya seorang Ommathius mereka bisa membunuh 4 Penjaga suci dengan tangan kosong.