Chereads / Di Sampingmu Yang Paranoid / Chapter 21 - Sangat Marah dan Rasanya Ingin Memaki Semua Orang

Chapter 21 - Sangat Marah dan Rasanya Ingin Memaki Semua Orang

Bibir Fu Tingyu tertutup rapat. Dia tidak menanggapi pertanyaan Gu Yan sama sekali.

Gu Yan tidak punya pilihan selain memberi ancaman supaya Fu Tingyu mau mendengarkannya. "Aku peringatkan kamu untuk terakhir kalinya. Jika lukamu pecah lagi, kamu akan benar-benar cacat karena ulahmu sendiri."

Setelah selesai mengomel, Gu Yan mulai mengobati luka Fu Tingyu, dengan rasa jengkel yang masih bergejolak di hatinya.

Melihat Fu Tingyu hanya diam sedari tadi, Gu Yan pun tidak tahan untuk bertanya, "Apa hebatnya wanita itu hingga membuatmu rela melakukan apapun demi dia?"

Fu Tingyu, yang dari tadi tidak mengucapkan sepatah kata pun, akhirnya buka suara, "Dia adalah wanitaku dan yang terbaik untukku."

Gu Yan mendengus dingin. "Tapi cintamu hanya bertepuk sebelah tangan. Bukalah matamu, tidak bisakah kamu lebih menghargai dirimu sendiri? Kamu layak mendapatkan yang lebih baik dari dia."

"Dia adalah milikku. Baik yang ada di dalam maupun di luar dirinya… semuanya adalah milikku."

Fu Tingyu menekankan nada bicara saat mengatakan kalimat itu.

Gu Yan tertegun sejenak. Sepertinya kini dia mengerti apa yang sebenarnya membuat luka di punggung Fu Tingyu terbuka lagi.

"Kamu tidak takut kehilangan tanganmu?"

"Apakah kamu ini masih Fu Tingyu?"

"..."

Gu Yan masih ingin mengata-ngatai Fu Tingyu si bodoh ini!!

Di malam harinya,

Qin Shu membuat secangkir kopi bubuk dengan menambahkan sedikit susu. Dia ingat bahwa Fu Tingyu tidak pernah memasukkan gula ke dalam kopi yang diminumnya, jadi dia juga tidak menambahkan gula.

Qin Shu menggiling biji kopi sendiri dengan mesin kopi. Setelah merebusnya, dia menambahkan susu agar aromanya semakin harum.

Setiap harinya, Fu Tingyu selalu sangat sibuk, mulai dari pagi sampai malam, dan sekarang inilah waktu yang tepat untuk minum kopi.

Qin Shu membawa secangkir kopi harum racikannya naik ke lantai dua.

Melihat hal itu, Bibi Wang pun mulai bergosip dengan kepala pelayan yang kebetulan lewat. "Nyonya muda berubah menjadi istri yang berbakti setelah dia keluar dari ruang kerja Tuan Muda. Aku barusan melihatnya menggiling biji kopi sendiri dan membuat secangkir kopi untuk Tuan Muda."

Kepala pelayan menanggapi ucapannya. "Ini adalah kabar sangat baik. Ini juga menunjukkan bahwa pasangan suami istri dapat memiliki perasaan satu sama lain setelah mereka tidur bersama."

Qin Shu sudah sampai di depan pintu ruang kerja Fu Tingyu. Satu tangannya memegang secangkir kopi, sedangkan tangannya yang lain mengetuk pintu dua kali, lalu dia membuka pintu dan berjalan masuk ke dalam.

Setelah pintu terbuka, pandangan Qin Shu menyapu ruang kerja. Dia melihat Fu Tingyu sedang duduk di depan meja kerja berwarna cokelat tua. Pria itu mengenakan setelah hitam dengan kemeja biru tua di bagian dalamnya. Penampilannya identik dengan pria pebisnis yang sangat mendominasi. 

Saat mendengar suara pintu dibuka, pandangan Fu Tingyu beralih dari tumpukan dokumen kasus perencanaan ke arah pintu. Dia menatap Qin Shu, yang berjalan selangkah demi selangkah menghampirinya. Sorot matanya tampak seperti sedang menyelidiki.

Di bawah tatapan Fu Tingyu, Qin Shu berjalan menuju meja kerja. Dia meletakkan kopi buatannya ke hadapan pria itu, kemudian dia mendongak menatap pria itu dan berkata dengan suara lembut, "Ini adalah kopi yang baru digiling. Aku tidak menuangkan gula ke dalamnya. Minumlah dulu supaya kamu bisa menangani berbagai pekerjaan dengan pikiran yang lebih jernih."

Fu Tingyu menurunkan pandangannya dan melihat secangkir kopi yang masih mengepul. Dia mengambil secangkir kopi itu dengan jari-jarinya yang ramping, menempelkannya ke mulutnya, dan mulai menyesapnya. Kopi itu masih sedikit panas, namun masih bisa diteguk.

Seperti yang Qin Shu bilang, tidak ada gula di kopinya.

Fu Tingyu meminum segelas kopi itu dalam sekali teguk. Temperamennya yang anggun dan mulia tidak berkurang sama sekali. Malah sebaliknya, dia minum kopi panas itu seperti hanya sedang mencicipi.

Qin Shu melihat Fu Tingyu meneguk habis kopi buatannya tanpa tersisa. Di dalam hatinya, dia merasa sangat senang melihat hal itu. Ketika pria itu meletakkan cangkir kopi yang sudah kosong ke atas meja, Qin Shu segera berkata, "Lanjutkanlah pekerjaanmu. Aku akan kembali ke kamar untuk membaca buku."

Tanpa menunggu tanggapan dari Fu Tingyu, Qin Shu mengambil cangkir kopi dari atas meja dan berbalik untuk pergi. Rambut panjangnya yang seperti rumput laut bergerak ke kiri ke kanan mengikuti langkahnya, seperti perasaan Qin Shu saat ini. Qin Shu memang benar-benar gadis yang cerdik. Dia telah berhasil membuat Fu Tingyu tidak marah lagi.

Fu Tingyu melihat gadis itu keluar dari ruang kerja. Sesaat, pikirannya melanglang buana. Dia memikirkan perilaku Qin Shu yang tidak normal.

Qin Shu seharusnya tidak berperilaku seperti itu, mengingat semua yang telah terjadi siang tadi.

Atau... mungkinkah Qin Shu melakukan semua ini agar Fu Tingyu tidak mencari masalah dengan Shen Yaohui?

Memikirkan kemungkinan ini membuat sorot mata Fu Tingyu seketika berubah dingin.