Pada malam hari ini juga telah dikabarkan bahwa kondisi Asyila semakin memburuk bahkan tumor yang ada di otaknya semakin ganas, sehingga menyebabkan kondisinya menjadi sangat lemah dan kritis bahkan dokter telah berusaha mengupayakan sebaik mungkin agar tidak dioperasi tetapi tumor yang ada pada otak kecil akan bertambah besar jika tidak dioperasi dan tentunya akan mengancam keselamatan dari ashilla.
Tentunya seorang Zubaidah tidak memiliki pilihan lain, selain memaksa Halimah untuk menikah dengan anak pak bos dan Bu bos kemarin dan juga Zubaidah meminta uang mas kawin yang telah dijanjikan tersebut untuk membiayai operasi Asyila. Zubaidah tidak bisa berfikir jernih saat ini dia hanya bisa mencemaskan Asyila saat ini karena keselamatan dari Putri kandungnya adalah yang terpenting.
Hasan juga sangat khawatir mendengar kondisi dari putrinya yang semakin kritis bahkan dokter mengabarkan bahwa kondisi Asyila akan bertambah buruk jika sampai besok pagi tidak juga dioperasi padahal seharusnya Halimah besok menikah dengan putra dari Pak bos Zulkifli.
Malam ini juga Halimah beserta dengan ayahnya Hasan dan ibundanya Zubaidah berniat untuk memajukan waktu pernikahan anak angkatnya mereka demi keselamatan anak kandung mereka ashilla.
Zainab yang tentunya memiliki hati yang baik dan tulus tentu saja dengan senang hati akan menerima permintaan dari ibundanya tersebut dan dia juga sangat menyayangi kakaknya dan tidak ingin membuat nyawa Asyila terancam tentunya Zainab rela mengorbankan dirinya untuk menikah secepat mungkin asalkan ashilla selamat dan bisa dioperasi secepatnya.
"Apakah kamu yakin nak?" tanya Hasan kepada Halimah.
"Iya Ayah, aku sangat yakin ini semua demi keselamatan Kakak dan aku juga tidak keberatan jika harus menikah muda karena dengan seperti ini aku bisa terhindar dari zina." ucap dari Halimah yang yakin dengan keputusannya.
"Baguslah Halimah. Bunda tau kau tidak akan pernah mengecewakan Bunda." ucap dari Zubaidah yang merasa sedikit bangga kepada Halimah tetapi tetap sangat-sangat menghawatirkan Asyila dan lebih mengutamakan anak kandungnya terlebih dahulu.
Hasan telah menghubungi Pak Zulkifli dan Bu Bessara dan mereka tentunya menerima dengan senang hati karena mereka semakin cepat semakin baik dengan begitu anak mereka akan segera memberikan mereka cucu yang lucu.
Akad nikah akan dilaksanakan dengan seadanya tentunya seadanya versi keluarga Zulkifli Ahmad tentunya sederhana dalam dan bahkan hanya dihadiri oleh beberapa orang saksi dan keluarga inti saja.
"Kalian sudah datang. Ayo silakan masuk." ucap Sarah dengan ramah menyambut kedatangan calon mantu dan besanya tersebut.
"Terima kasih nyonya, maaf kan jika kami terlalu buru-buru dan terkesan mendadak." gocap dari Hasan yang tentunya merasa tidak enak.
"Tidak masalah justru aku merasa senang semakin cepat semakin baik dengan begitu aku juga akan semakin cepat menjadi seseorang nenek." yang ucap dari Sarah sambil tersenyum manis.
Tentunya wajah Hasan pun yang tadinya merasa bersalah ketika berubah menjadi datar karena merasa kasihan kepada anak musuhnya tersebut yang harus berkorban demi keluarga mereka dan bahkan harus menikah dengan seorang Autis tentunya memiliki kebutuhan khusus.
Hasan berharap Halimah akan bahagia dan tentunya Hasan juga berharap jika anaknya tersebut tidak bahagia alasan berjanji pada dirinya sendiri untuk memisahkan Halimah dari suaminya nanti yang merupakan seorang Autis.
Di dalam perpustakaan khusus yang telah dibuatkan orangtuanya untuknya. Umar Hafis Mahesa seorang pria tampan di yang sedang asyik membaca buku penelitian nya bahkan di saat orang tuanya sendiri mengatakan bahwa pernikahannya akan dilangsungkan 30 menit lagi dengan santainya dia di situ malah asyik membaca buku tentang berbagai macam sejarah dan ilmuwan yang merupakan menjadi favoritnya.
Umar merupakan seorang autis yang tidak menyukai sentuhan fisik baik berupa apapun yang berasal dari orang luar yang tentunya tidak dipercayainya, bahkan orangtuanya pun hanya pernah menyentuhnya dulu waktu dia masih kecil lebih tepatnya setelah umurnya menginjak 10 tahun dia tidak pernah bersentuhan cara fisik dengan siapapun termasuk dengan orang tuanya karena sederhana tidak menyukainya.
Dan mengapa selama ini Umar tidak pernah keluar rumah karena dia tidak suka bersentuhan fisik dengan orang yang tidak dikenalnya dan kalaupun dia terpaksa harus keluar rumah maka dia akan menutup dirinya dengan pakaian yang sangat tertutup yang membuat siapa pun tidak bisa mengenalinya sehingga memungkinkan untuk siapapun tidak berani menyentuhnya.
Walaupun tidak bisa bersentuhan fisik dengan orang sekitarnya tetapi di saat dia dulu pernah berkeliling dunia dia akan berbicara dengan orang secara biasa hanya saja menjaga jarak dengannya yang tidak boleh eh eh Lebih dekat dari 1 meter darinya.
Umar juga cenderung menyukai angka angka yang ganjil seperti 1,3,5,7,9 dan seterusnya. Dan tidak menyukai angka-angka genap Umar sangat pintar di bidang keilmuan seperti matematika, fisika, biologi, astronomi, dan geografi juga termasuk seorang hafidz Quran yang hafal Quran bahkan tentunya cara benar, cara membaca Alquran nya pun sangat bagus.
Umar memiliki sedikit gangguan pada saat berbicara seperti sedikit gagap tetapi walaupun begitu dia tetap berbicara dan menjelaskan sesuatu hal yang menjadi penemuannya ataupun sesuatu hal yang perlu dijelaskan dan tentunya memiliki batas setiap orang yang berkomunikasi dengannya memiliki batas minimal 1 meter dengan nya tidak boleh lebih dekat dari itu.
"Maaf tuan muda, tuan memanggil anda untuk segera melangsungkan pernikahan anda." ucap dari pengawal pribadi yang selama ini ditugaskan untuk mengawasi si Umar.
"Baiklah Indra, ayo kita turun." ucap dari Umar yang langsung menutup bukunya.
Seperti biasanya indra selalu menjaga jarak dengan tuan mudanya tersebut,dengan jarak 1 meter dan bukan hanya itu bahkan tempat dimana nanti seorang Umar yang akan melaksanakan ijab kabul pun telah didesain khusus sehingga dia hanya akan melakukan kontak fisik dengan penghulu dan memiliki jarak minimal 1 meter dengan yang lainnya begitu juga dengan calon istrinya nanti.
Tentunya terlebih dahulu Umar telah memasang sarung tangan karena tidak ingin bersentuhan fisik secara langsung yang yang menurutnya membuatnya merasa sangat tidak nyaman.
"Itu dia Umar anakku aku yang sangat tampan yang akan menjadi suamimu." ucap dari Sarah sambil tersenyum karena melihat putranya yang tampan telah turun dari atas tangga yang tentunya seperti biasanya menjaga jarak dengan Indra kurang lebih 1 meter.
Tentunya Halimah merasa sangat terkejut karena setahunya seorang penderita autis pada umumnya memiliki kondisi fisik yang seperti manusia normal karena ada beberapa keanehan tentunya, tetapi kali ini yang menuruni tangga tersebut dengan menggunakan setelan Jas dengan warna yang sama dengan gaunnya yaitu berwarna hijau muda adalah seorang pria yang sangat tampan bahkan wajahnya memang sangat sangat tidak seperti orang pada umumnya.
Pria itu sangat tampan dia sepertinya bagai seorang Elif yang berasal dari negeri dongeng yang turun ke bumi dengan penampilan yang tentunya sangat elegan, tampan dan dengan pakaian modern.
Umar seperti seorang bangsawan Inggris dengan kulit yang putih dan rambut hitam yang lebat serta matanya yang berwarna biru persis seperti mata ayahnya yaitu tuan Zubair, dan sedangkan wajahnya sangat tampan sehingga membuat banyak mata menjadi sangat terpesona melihatnya.