Chereads / Suami Autis Kesayanganku / Chapter 5 - Ijab Kabul Lancar

Chapter 5 - Ijab Kabul Lancar

Umar turun bersama dengan Indra yang berada dihadapannya sentuhnya dengan memiliki jarak 1 meter. Umar terfokus pada seorang perempuan cantik dengan balutan jilbab berwarna hijau muda sama seperti baju yang dia kenakan.

Wanita tersebut bertubuh sangat mungil dan cantik yang diyakini oleh Umar 100% bahwa itu adalah calon istrinya karena Bundanya berada di samping dari wanita tersebut yang dari tadi asik menundukkan pandangan setelah tidak secara tidak sengaja bertatapan dengannya.

Tentunya umur telah banyak bertemu dengan wanita cantik sebelumnya tetapi tentunya tidak ada yang berhasil membuatnya merasa sangat yakin untuk menikah tetapi hanya dengan melihat wanita tersebut bahkan hanya dengan sekali tatapan saja, wanita tersebut langsung menjaga pandangannya dengan menundukkan pandangan ketika pandangan nya dengan Umar bertemu secara tidak sengaja, langsung hal itu membuat Umar yakin bahwa wanita tersebut adalah wanita yang tepat yang harus menjadi istrinya.

Umar tahu orang tuanya akan memilihkan wanita yang terbaik yang cocok untuknya dan tentunya di saat yang tepat dan mungkin memang ini adalah saat yang tepat karena umur Umar saat ini menginjak 27 tahun.

Walaupun masih sangat muda bahkan Umar telah menyelesaikan pendidikan S3 nya saat berumur 25 tahun dan kini dia telah resmi menyandang gelar seorang profesor yang berpengaruh di dunia.

Walaupun memang tidak banyak orang yang mengetahui hal itu karena memang Umar tidak suka menjadi pusat perhatian ataupun popularitas tapi itulah kenyataannya Umar seperti biasanya memiliki hobi membaca buku sejarah melakukan eksperimen dalam berbagai bidang khususnya untuk pengobatan dan kemajuan teknologi.

"Silakan duduk nak duduklah di samping suamimu." ucap dari Sarah kepada Halimah.

Bahkan Sarah yang menuntun Halimah untuk duduk bersebelahan dengan Umar tentunya tidak memiliki jarak yang dekat seperti calon pengantin pada umumnya karena seperti biasanya Umar tetap menjaga jarak minimal 1 meter.

"Apakah semua orang penderita autis aneh seperti itu, untungnya yang akan menikah dengan Umar adalah Halimah bukan salah Asyila, jika Asyila yang menikah dengan pria aneh itu. Aku tidak sanggup hidup." ucap dari Zubaidah.

Zubaidah tetap menganggap Umar memiliki kekurangan yang sangat fatal, walaupun memiliki wajah yang sangat tampan, tetap saja Umar adalah seseorang yang tidak normal di mata Zainab dan tentunya sangat aneh baginya.

"Jaga ucapanmu istriku dia adalah calon menantu kita dan sebentar lagi akan menjadi menantu kita hanya dia akan menikah dengan Halimah." ucap dari Hasan.

"Terserah kamu saja, kamu tidak lihat dia memiliki sikap yang aneh bahkan dengan calon istrinya sendiri dia mengatur jarak 1 meter, lihatlah dia duduk hanya berdekatan dengan penghulu itupun pasti hanya karena ingin melaksanakan ijab yang memang harus bersalaman. Bahkan dia memakai sarung tangan sepertinya dia memang sangat-sangat aneh." ucap dari Zubaidah.

Tentunya Umar dapat mendengar perkataan dari Zubaidah yang merupakan calon dari ibu mertuanya tersebut, bahkan Umar hafal apa yang telah diucapkan oleh wanita tersebut walaupun mereka memiliki jarak berkisar sekitar 5 meter ucapan Zubaidah berbicara secara berbisik-bisik, tetapi Umar bisa mendengar ucapan dari Zubaidah tersebut dengan sangat jelas.

Pada umumnya memang seorang anak penderita Autis memiliki kepintaran diatas rata-rata, hanya mereka memiliki kebutuhan khusus seperti Umar yang tidak suka bersosialisasi dengan orang lain walaupun masih bisa sebenarnya tetapi tentunya mereka harus menjaga jarak dengannya dengan jarak 1 meter dan mereka juga tidak boleh bersentuhan dengannya.

"Apakah kau siap kita akan segera melakukan ijab kabul sekarang." ucap dari Zulkifli yang berada di samping Umar.

"Iya Ayah aku sudah siap aku sudah menghafal apa yang harus aku ucapkan saat ijab kabul nanti." ucap Umar yang hanya melihat sederet tulisan yang berada di kertas yang diberikan oleh ayahnya sekitar 30 menit yang lalu. Padahal baru saja dibuka nya sekitar 5 menit Umar langsung bisa hafal hanya dengan hitungan detik.

"Saya nikahkan Umar hafidz Mahesa binti Zulkifli Mahesa dengan Ananda Halimah Maryam binti Hasyim Abdul Karim dengan mas kawin uang tunai 500 juta beserta dengan sertifikat rumah dan satu set perhiasan yang berasal dari emas dan berlian seberat 500 gram dibayar tunai."ucap dari Pak penghulu sebagai wali nikah karena memang ayah kandung dari Halimah telah meninggal sehingga memakai wali hakim yaitu bapak penghulu.

"Saya terima nikahnya Halimah Maryam binti Hasyim Abdul Karim dengan mas kawin tersebut dibayar tunai." Umar dengan sekali tarikan nafas.

Bahkan tidak ada terkesan dari seorang Umar rasa gugup ataupun grogi saat mengucapkan ijab kabul dia bersikap biasa saja seperti sedang membaca dan tentunya menyebutkan ijab kabulnya dengan tegas dan dapat didengar oleh semua orang.

"Bagaimana para saksi semuanya?" tanya dari Pak penghulu yang meminta dapat kepada para saksi.

"Sah..sah...sah." semua orang yang berada di ruangan tersebut.

Kemudian diakhiri dengan penghulu yang membacakan doa dan kemudian mereka diminta untuk menandatangani buku nikah dan Halimah diminta untuk mencium tangan suaminya sebagai tanda bakti seorang istri kepada suaminya.

Sepertinya Sarah dan Zulkifli terlihat sangat khawatir takut Umar akan menolak karena memang anaknya tersebut sangat menjaga jarak kepada siapapun termasuk mereka bahkan terkadang.

"Maaf Pak salamannya nanti, saja sebentar lagi kan mau magrib nanti wudu mereka batal sekalian mereka salat magrib bersama dan sholat Sunnah pengantin." ucap dari Sarah yang memberikan solusi yang sangat masuk akal dan tentunya diterima oleh semua orang yang berada di tempat itu.

Umar pun hanya bisa tersenyum karena mengetahui bahwa Ibundanya sebenarnya hanya ingin menjaganya agar tidak dipermalukan didepan semua orang, padahal Umar sendiri telah berjanji kepada dirinya akan memberikan sedikit ruang untuk wanita terpilih yang akan menjadi istrinya kelak dan saat ini wanita terpilih tersebut yaitu Halimah dan tentunya Halimah memiliki ruang yaitu berada disampingnya.

Para tamu pun kemudian memberikan doa dan mengucapkan selamat untuk pengantin tidak dengan bersalaman karena Umar sangat menjaga jarak, begitu juga dengan Halimah yang hanya menangkup kan kedua tangannya didepan pada saat tamu yang berlainan jenis ingin mengucapkan selamat sedangkan jika tamu yang sejenis mengucapkan selamat hari mah bisa bersalaman seperti biasa.

"Naiklah ini ini sudah magrib anakku, Umar kau bisa kan menuntun istrimu ke kamar kalian dan melaksanakan salat Maghrib berjamaah bersama?" tanya Sarah.

"Iya Bunda."ucap Umar dengan singkat padat dan jelas.

Umar memang selalu berbicara singkat padat dan jelas karena jika Umar berbicara terlalu panjang dan lebar dia karena dia akan sedikit gagap dan kesulitan dalam berbicara seperti penderita Autis pada umumnya, yang susah berbicara dan bersosialisasi dengan orang lain tetapi walaupun begitu Umar memiliki kecerdasan yang sangat jauh di atas manusia normal rata-rata.