"Galih berada di rumah sakit saat ini dan ia butuh Lo. Jadi jangan kemana-mana, tunggu gue jemput Lo. Gue udah di perjalanan menuju ke kontrakan Lo." Ucap orang itu yang langsung membuat Kaira terasa mengambang di udara mendengar nya.
Telepon sudah berakhir bertepatan dengan ucapan terakhir itu. Tapi Kaira masih diam mematung di depan rumah nya.
Ia masih belum bisa percaya dengan apa yang didengarnya barusan itu. Pikirannya bercabang-cabang memikirkan hal yang benar-benar tak pernah ia duga sebelumnya.
Kakinya terasa lemas hingga membuat ia dengan susah payah harus mencapai kursi di teras nya itu.
Setelah berhasil duduk, Kaira memijit kakinya dengan pijitan kecil yang sama sekali tak membuat rasa di kaki nya itu membaik. Bahkan lebih memburuk saat ucapan orang yang menelpon itu terngiang-ngiang di telinganya seperti kaset rusak.