"Riksa?" Sain melihat Awan sedang mencuci tangannya pada wastafel dan membasuh wajahnya dengan air. Dia mengamati bagaimana setiap tetes air yang mengalir di wajah mulus Awan. Sain iri pada air itu yang menjejak kulit Awan tanpa rasa bersalah, menyentuhnya lebih dulu sebelum Sain. Setelah Awan mengibas-ngibas tangannya yang basah ke udara dia kembali memfokuskan pandangannya pada Sain dan menatap Sain dengan alisnya yang terangkat. "Ada apa?"
"Melihatmu," kata Sain cepat setengah melamun dan langsung menggigit lidahnya saat dia salah berbicara. Namun, semua telah terjadi.
"Apa?"