Sain terkadang berdiri di dalam rumahnya di depan jendela mengarah ke rumah Awan. Dia menunggu sepanjang waktu kalau-kalau Awan keluar dari sana. Nyatanya, tidak. Awan tetap di dalam rumahnya.
Sain tahu Awan sendirian tengah mengingat tentang dirinya sendiri di sana. Sudah berapa kali Sain hendak menerobos langsung menemui Awan dan memeluknya erat, mengatakan bahwa dia tidak sendiri lagi. Namun, Sain tidak bisa. Jika dia melakukannya Awan akan pergi jauh darinya dan Sain mungkin tidak akan melihatnya lagi.
Awan seolah napas bagi Sain, dia menjadi sesak sepanjang waktu tanpa melihat Awan bahkan hanya bayangannya saja. Dia setidaknya harus melihat Awan satu kali saja untuk tetap bertahan, untuk menjadi waras.