"Riksa, bisakah kita berhenti berteman? Bisakah kita nggak bertemu lagi mulai sekarang?"
Bagai petir di siang bolong Sain merasakan dunia bergoyang saat Awan mengatakan kalimat itu pada dirinya. Dia seperti hilang kendali dari porosnya dan tersesat dalam ruang maupun waktu yang dia diami sekarang. Sain maju dengan kemarahannya dan meraih bahu Awan kemudian mengguncangnya agar Awan sadar dengan perkataannya sendiri.
"Kamu ngomong apa? Siapa yang menyuruhmu melakukan ini? Ada apa, Awan?" tanya Sain dengan pertanyaan yang beruntun, tidak tahan dengan apa yang Awan lakukan atau orang lain yang sedang memengaruhinya sekarang. Sain tidak tahu.
Namun, dunia Sain rasanya hancur di genggaman Awan saat orang yang paling dia cintai di dunia ini berkata dengan kalimat yang begitu menyakitkan bagi dirinya.
"Riksa, Aku membencimu."
***