"Semua orang tahu tentang itu di sini Awan, hanya kamu yang selalu Sain tutupi dengan informasi-informasi baru yang kamu ketahui."
"Nggak Faiz justru kamulah yang seperti itu." Awan tidak mempercayai perkataan Faiz, Sain mencintainya dia tidak mungkin melakukan itu.
Faiz kembali mengguncang bahu Awan. "Ada apa dengan kamu, Awan?"
Ada apa dengan dirinya?
"Nggak ada apapun Faiz. Kamu salah mengira tentang Sain, dia nggak seperti itu. Sain adalah orang pertama yang aku percayai di sini," kata Awan senarnya dia meyakinkan dirinya sendiri.
"Kamu nggak bisa melihat tanda di lehermu?" Faiz menunjuk melirik antara Awan dan lehernya.
Awan tanpa sadar mengangkat tangannya untuk mengusap lehernya. "Kita nggak bisa melihat lagi ke cermin, kan?"
"Benar," ujar Faiz akhirnya, mengakhiri topik yang sama sekali tidak Awan sukai.
Awan dan Faiz terdiam dengan pikiran masing-masing. Awan kembali membuka suaranya dan mengatakan, "Aku nggak mau kembali."