Selamat Membaca.
"Itu adalah buku yang sering aku dan Awan baca saat kami kecil dulu. Jadi, buka halaman yang aku lipat, lalu baca."
Michelia tidak langsung membuka halaman yang Langit maksud. Namun, dia berhenti dahulu pada halaman pertama untuk melihat gambar yang Awan torehkan di sana. Sebuah rumah tanpa pintu dan jendela. Kepala Michelia terangkat menatap Langit dengan matanya yang melebar dan berair. Michelia tampak kehilangan warna saat wajahnya memucat detik itu juga setelah melihat itu.
Reaksi sama yang Langit terima dari ayahnya. Hidung Michelia berkerut saat dia kembali buku itu lagi. Michelia pada akhirnya mengangkat suaranya.
"Apakah ini Awan yang menggambar?"
Langit mengangguk cepat. "Iya, Awan yang menggambar itu. Ada apa?"
Michelia tidak menjawab, dia menghirup udara dalam-dalam dan berkedip beberapa kali.