Selamat membaca.
Awan mengusap wajahnya, dia menegakkan punggung dan menumpukkan berat badannya di meja perpustakaan. "Maaf, aku nggak tau kalau kamu Faiz yang sebenarnya."
Faiz yang duduk di hadapan Awan sambill menghela napas, dia membalik-balikkan buku dengan asal kemudian menatap Awan dengan sikapnya yang acuh dan kembali mengarahkan pandangannya ke buku.
"Faiz, saat itu pikiranku sedang kacau dan nggak bisa mendengarmu dengan baik," kata Awan setengah berbisik, dia sesekali melihat sekeliling kalau-kalau orang lain akan mendengarnya.
"Jadi, sekarang udah benar?"
Pertanyaan sarkastik dari Faiz, Awan biarkan menggantung tanpa jawaban. Mereka kembali diam dengan pikiran masing-masing.
"Jadi kenapa kamu bisa sampai ke sini?" Akhirnya Awan memecahkan keheningan, karena dia masih merasa bersalah dengan tindakannya terhadap Faiz. Walaupun Awan tidak mengenalnya dengan baik, tetapi dia tahu bahwa Faiz adalah teman satu-satunya Langit.