Jamila Si gadis Polos : Dendam Cinta Sang Ayah Angkat

🇮🇩Chesi_putri
  • --
    chs / week
  • --
    NOT RATINGS
  • 19.8k
    Views
Synopsis

Chapter 1 - Jamila di hukum

Saat ini Jamilah baru saja pulang setelah sebelumnya Jamilah pergi untuk bertemu dengan teman-temannya di rumah sahabatnya yang bernama Annisa. Seperti biasanya karena Jamila memiliki hobi berenang makan mereka akan berlomba untuk berenang bersama teman-tema nya.

Seperti biasa juga karena dirumah Jamila pasti akan dilarang oleh ayahnya untuk berenang di kolam dekat rumahnya itu, tentunya dengan alasan yang Jamila terlalu lemah dan Ayahnya hanya takut Jamila akan tenggelam dan tentunya akan mengusahakan nya.

Jamila memang sebelumnya pernah tenggelam di kolam renang itu, sehingga hal itu lah yang menyebabkan ayahnya melarang Jamila untuk mendekati area kolam renang. Bahkan sebelumnya Johan bertindak tegas untuk menutup kolam renang yang berada di rumahnya itu jika Jamila sampai mendekati kolam renang itu lagi.

"Asalamuaikum warahmatullahi wabarakatuh. Ayah aku pulang." ucap Jamila yang barusaja pulang dari rumah temannya. Tentunya dengan pakaian yang kering sehingga tidak membutuhkan Johan curiga padanya jika sebelumnya Jamila telah melanggar aturan yang telah dibuat oleh ayahnya itu.

"Waalaikumussalam masuk." ucap Johan dengan tegas dan kemudian pandangan nya kembali fokus pada layar laptop setelah memastikan putrinya dalam keadaan baik-baik saja.

"Ayah aku ingin bicara." ucap Jamila yang duduk disamping ayahnya itu tapi bukannya memperhatikan Jamila yang tampaknya ingin bicara serius Johan malah asik melanjutkan pekerjaannya.

"Hemmm bicara." ucap Johan dengan pandangan yang masih terfokus pada laptop.

"Mengapa aku tidak diizinkan berpakaian seperti teman-teman ku diluar sana?" tanya Jamila.

Jamila memang selalu mengunakan pakaian yang berwarna gelap dan tidak miliki pakaian yang berwarna terang sama sekali, Jamila juga selalu mengajarkan pakaian yang kebesaran semenjak selesai haid ya sebenarnya wajar saja jika Jamila mempertanyakan hal ini karena Johan tidak pernah menjelaskan tentang hal itu.

Dan walaupun mereka memerlukan agama Islam, Johan tidak pernah melarang, mengajarkan ataupun menyuruh Jamila untuk memakai jilbab. Tentunya hal itu membuat Jamila sangat penasaran, Walaupun kami sebenarnya sangat takut saat bertanya terlihat Jamila sedikitnya gugup saat bertanya tadi.

"Karena aku tidak suka kamu menjadi seperti mereka." ucap Johan dengan tegas.

"Aku.....tidak akan menjadi seperti mereka aku tetap akan menjadi diriku sendiri....." ucap Jamila mencoba untuk memberanikan diri.

"Sejak kapan kamu menjadi pembangkang. Ini adalah efek pergaulan bebas dari teman-teman mu." Johan menyeret Jamila kearah ruangan bawah tanah yang gelap dan menyekapnya di dalam sana.

Johan langsung menyeret sebelah tangan Jamila dan kemudian mengurungnya di suatu ruangan yang gelap dan sempit, Johan memang sengaja melakukan hal itu agar Jamila tidak pernah membangkang dengan ucapannya dan selalu menuruti keinginannya.

"Tidak ayah maafkanlah aku..... aku tidak ingin di kurung.... tidak lepaskan aku... maafkan aku ayah.... hiks...hiks...hiks...." ucap Jamila yang kemudian menagis histeris karena telah dikunci di ruang bawah tanah yang gelap dan juga sempit.

Johan seakan menjadi buta dan tuli setelah mendengarkan teriakan dan tangisan Jamila yang ingin lepas dari hukumannya, tapi hukuman tetap lah hukuman. Johan selalu bersikap tegas dengan apapun yang dianggap nya salah dan untuk pantas dihukum.

Sebenarnya Johan sangat merindukan Putrinya yang selama ini dia rawat selamat 17 tahun ini, karena memang Jamila telah pergi menginap ke rumah temannya. Selma tiga hari padahal Jahan hanya mengizinkan nya untuk menginap selama 1 hari saja.

Tentunya Johan menjadi sangat marah, dan apalagi setelah melihat rambut dari Jamila uang sepertinya agak basah dan sedikit berantakan menandakan pasti gadis manis itu telah melanggar aturannya untuk tidak belajar berenang lagi. Johan sebenarnya sangat menyayangi Jamila hanya saja Jihan memang hanya bisa menunjukan kasih sayangnya itu dengan cara yang tidak biasa.

"Jamila bangunan...." ucap Johan yang menepuk pelan pipi Jamila yang sepertinya masih belum bangun, Johan menganggap Jamila hanya tertidur dan memindahkan Putrinya itu ke kamar Jamila sendiri.

Tanpa Johan ketahui padahal Jamila selalu pingsan saat berada di ruangan yang sempit dan gelap itu yang selalu mengurung Jamila sejak kecil. Jika tubuh Jamila kecil masih cukup muat berada di ruangan itu makin tubuh Jamila yang saat ini sudah mulai remaja tentunya tidak muat lagi. Jamila bahkan harus menekuk tubunya agar bisa muat di ruangan kecil itu.

Tentunya sebenarnya Jamila sangat lah takut bahkan telah menjadi phobia karena sikap dan tindakan Johan yang terlalu berlebihan dalam hal menghukum nya. Tapi sepertinya Ayah dari Jamila itu tampak biasa saja karena Memnag tidak pernah mengetahui apa yang Jamila rasanya tentang ketakutan Nya.

Setelah Jamila terbangun dan saat ini sudah berada di kamarnya sendiri. Sambil berbaring di atas kasur nya yang terasa nyaman di bandingkan dengan dinding keras pada ruangan bawah tanah yang gelap dan sempit itu.

"Alhamdulilah.... ya Allah aku akhirnya bisa keluar juga....." ucap Jamila yang walaupun sedikit cemas tapi masih bisa bersyukur.

Jamila selalu bertanya-tanya pada dirinya sendiri mengapa Jamila tidak memiliki keluarga yang normal seperti yang lainnya, mengapa ayahnya selalu menghukum nya dan tidak pernah menanyakan perasaan Jamila yang sebenarnya sangat ketakutan di tungan gelap itu.

Jamila bahkan sering mengangap bahwa dirinya bukan anak kandung dari Johan, tapi dulu Jamila juga pernah kecelakaan yang menyebabkannya koma dan kekurangan darah tapi Johan langsung mendonorkan darahnya yang menandakan bahwa Johan adalah ayahnya karena telah mendonorkan darah untuk nya.

Lagi pula pasti Johan ala membiarkan Kamila mati saat kecelakaan itu jika memang Jamila bukan anaknya, walaupun memang sikap Johan selalu dingin dan kaku padanya. Jamila bahkan tidak berani lagi untuk bertanya pada tentang ayahnya tentang dimana ibunya tapi Johan malah memarahinya dan mengurungnya di ruangan sempit dan gelap itu selama 2 hari tanpa makan dan minum.

Lalu setelah itu Johan bersikap biasa dan menyuruh beberapa pelayan untuk mengurus Jamilah dengan sangat baik. Jamila bahkan Bingung pada ayahnya itu, Apakah sebenarnya Ayahnya itu bukan seorang manusia yang normal. Dan bahkan dengan tentang menyuruh dokter untuk memeriksa keadaannya. Padahal menurut Jamila yang sakit itu sebenarnya adalah ayahnya dan Mengapa harus Jamila yang di rawat oleh dokter.

"Kau baik-baik saja nak, maafkan ayah..." ucap Johan yang kemudian mengecupi seluruh bagian wajah Jamila yang memang sangat pucat.

Tentunya hal itu entahlah dilakukan oleh Johan secara sadar atau tidak sadar. Jahan selalu melakukan hal itu setelah selesai memberikan hukum pada Jamila. Jamila yang sebenarnya sudah mulai sadar tapi tidak berani bukan kelopak matanya karena takut akan dihukum kembali oleh ayahnya itu.

Jamila sangat yakin nanti tingkat laku dari Johan akan berubah saat Jamilah telah sadar, pasti setelah itu Johan akan kembali menyiksanya dan membuat Jamila ketakutan kembali. Jamila sangat merasa ketakutan dan selalu mencoba untuk memikirkan berbagai macam cara untuk kabur dari rumah ayahnya itu.