Kali ini untuk mengakhiri penderita nya Jamila sengaja menahan diri untuk tidak berkata apapun walaupun saat ini dadanya sangat terasa sesak dan membuat Jamila tidak bisa bernafas dengan baik karena sesak dan tubuh nya terasa lembab khusus bagian tangan yang telah berkeringat dingin.
Perlahan pengelihatan dari Jamila mulai memudar dan menjadi gelap lalu Jamila tidak sadar diri, yang dapat terakhir kali Jamila ingat adalah saat ini Jamila sedang di hukum di bawah kolong kasur yang sempit dengan tangan dan kakinya yang di borgol di setiap kaki ranjang tersebuat.
"Jami... bangunlah.... jangan bercanda aku hanya berniat untuk memberikan sedikit hukuman tegas pada mu...," ucap Johan yang terlihat sangat khawatir karena melihat wajah dari Jamilah.
Saat ini wajah benar-benar pucat dan bahkan tubuh Jamila terasa sangat kaku serta dingin tidak hanya itu bahkan denyut nadi di tangan Jamila sangat lemah saat Johan memeriksanya.
Melihat Jamila yang hanya tidak merespon apapun dan terdengar suara nafas dari Jamila yang mulai melambat membuat Johan sangat Panik dan membawa Jamila ke kamarnya yang memiliki ukuran ranjang yang besar dan kemudian segera memanggil kan dokter pribadi untuk memeriksa keadaan gadis mungil tersebut.
"Bertahanlah Sayang maafkan aku....., aku rasa aku sudah benar-benar keterlaluan dalam mendidik mu.....," ucap Johan dengan cemas sambil memeluk dan mengecupi kening Jamila beberapa kali.
"Cepat periksa dia dan aku ingin baik tentang keadaannya." ucap Johan dengan tegas.
Saat Dokter laki-laki tersebut baru saja akan menempatkan bedah yang digunakan oleh dokter pada umumnya untuk memeriksakan detak jantung pasien.
"Apa yang kau lakukan Gio ?!" ucap Johan dengan marah.
"Maaf tuan saya hanya bersikap profesional untuk memeriksa detak jantung pasien." jelas Dokter Gio.
"Apakah harus membuka kancing bajunya?" tanya Johan dengan muka datar.
"Saya hanya membuat satu kancing teratas Karen Memang pakaian yang di pakai nona Jamila terlalu tebal sehingga agar lebih mudah memeriksanya saya terpaksa harus melakukan ini." ucap Dokter Gio.
Tentunya saja Jamila memang memiliki kebiasaan memakai pakaian yang berlapis-lapis Karena Jamila mengetahui bahwa dirinya alergi dengan hawa dingin. Dan tadi Jamila pingsan karena hawa dingin telah merasuk ke kulitnya walaupun Jamila telah menggunakan baju-baju berlapis-lapis tapi Jamila tetap saja kedinginan karena memang tubuh Jamila bersentuhan langsung dengan lantai ubin yang keras dan dingin.
Selama ini Johan tidak mengetahui jika Jamila mengenakan pakaian berlapis-lapis Karena yang terpenting baginya Jamila mengungkapkan pakaian yang sopan, tidak tembus pandang dan tidak Ketat.
Jamila masih tidak sadarkan diri, tapi setidaknya saat ini tubuh Jamila sudah mulai hangat dan tidak sepucat tadi, juga telah memeriksakan keadaan dari Jamila.
"Nona Jamila mengalami alergi terhadap hawa dingin dan penyakit paru-paru basah, yang tidak biasa sehingga menyebabkan paru-parunya menyempit dan akan kesusahan bernafas saat kondisi ekstrim seperti terlalu dingin, telat makan dan terlalu cemas berlebihan dan hal yang paling parahnya Juga tampaknya nona Jamila memiliki sedikit tekanan batin sehingga bisa memperburuk keadaannya." ucap Dokter Gio Setelah selesai memeriksa kondisi Jamila.
Tentunya Johan merasakan sangatlah terkejut dengan fakta yang dikatakan oleh dokter Gio padanya, selama ini Johan terlalu menganggap Jamila kemah tapi ternyata Jamila Memang sedang menderita sakit yang cukup parah.
"Nona Jamila apakah menyukai permen dan makan manis?" tanya dokter Gio.
"Iya." ucap Johan dengan yakin.
Jahon yang selalu ingat jika Jamila suka membuat kue coklat kering yang manis, serta sering memakan berbagai jenis permainan hampir setiap harinya.
"Baguslah karena memang nona Jamila harus menjaga kadar gula dalam tubuhnya yang akan cepat habis dan tentunya energi nya akan mudah terkuras dan akan bahaya jika dalam keadaannya. Hipoglikemia adalah kondisi ketika kadar gula darah tubuh (glukosa) rendah berada di bawah batas normal, yaitu kurangĀ gula darah seperti yang terjadi pada nona Jamila sangat ini. Dan kabar baiknya Nona Jamila masih bisa di selamatkan dengan banyak istirahat dan tidak boleh terlalu banyak tertekan dan Harus menjaga gula darahnya jangan sampai turun dari batas normal." ucap dokter Gio menjelaskan.
"Itu artinya Jamila tidak boleh sampai kedinginan, tertekan dan kehabisan stok makan manisnya Dok?" tanya Johan.
"Iya Tuan dan Nona Jamila juga tidak boleh terus merasa dalam keadaan tertekan dan harus banyak istirahat, saya akan menuliskan resep obat dan vitamin untuk nona Jamila." ucap Dokter Gio.
Johan hanya mengangguk kepalanya bertanda bahwa Johan juga sangat menyetujui apa yang dikatakan oleh dokter Gio, tentunya Johan juga merasa sangat bersalah karena selama ini tidak mengetahui penyakit yang diderita oleh Jamila.
Saat Dokter Gio sudah pergi karena sudah menyelesaikan tugasnya untuk memeriksa keadaan Jamila. Dan tentunya Johan telah menyuruh salah satu orang keparcayaan nya untuk membelikan obat sesuai resep dari dokter Gio.
"Beristirahat sayang maafkan aku jika sikapku selama ini yang tegas malah membuat muter siksa. Aku hanya tidak suka jika kamu membantah ucapan ku...," ucap Johan sambil mengusap pelan pucuk kepala Jamila dan beberapa kali memberikan kecupan singkat pada pucuk kepala Jamila.
Jamilah saat ini masih belum sadarkan diri tapi tubuh Jamila sudah semakin membaik dan tidak pucat seperti tadi bahkan Johan sengaja mematikan AC dan menambah selimut agar Jamila tidak kedinginan.
Tidak hanya itu Johan bahkan berada di samping Jamila dan memeluk erat tubuh mungil itu yang sebenarnya terlihat sangat kedinginan, tapi kali ini tubuh Jamila sudah mulai menghangat kembali dan nafas Jamila yang sebelumnya terdengar berat saat ini mulai terdengar normal.
"Aku akan membuat mu tetap hangat, dan juga memastikan bahwa kamu bisa bernafas dengan baik. Aku janjian hari ini adalah hari berakhir aku menghukum mu dengan cara yang tegas, dan mungkim hari besok aku akan menghukum mu dengan cara yang lain jika kamu tidak menurut." ucap Johan sambil mengeratkan pelukannya pada tubuh Jamila.
Sebenarnya Jamila sudah bangun sekitar beberapa menit yang lalu karena sudah merasakan baikalah dan dadanya tidak terarasa sesak lagi, tapi tentunya Jamila tidak berarti membuka matanya karena dapat merasakan jika saat ini Johan sedang berada didekatnya dan bahkan memeluknya sambil berjanji pandanya.
"Kamu harus segera bangun dan makanan lalu minum obat...., aku akan menunggu mu untuk bangun." ucap Johan lirih sambil berbisik di telinga Jamila.
Karena mendengar ucapan yang dikatakan oleh Johan tersebuat ada benarnya, dan saat ini juga Jamila sangat merasakan lapar dan memerlukan permen-permen manisnya yang selama menemaninya saat Jamila sibuk membaca novel favoritnya.
Dengan perlahan Jamila sedikit mengeratkan tangannya dan kemudian membuka matanya dengan perlahan, hampir saja Jamila beternak kaget melihat sosok tampan yang selalu di panggilnya Ayah yang saat ini tampak terlihat sangat mengkhawatirkannya.
"Kamu... sudah bangun sayang... alhamdulilah, tolong maafkan aku....?" ucap Johan yang kemudian mengecup kedua punggung tangan Jamila dan juga kening Jamila.