Saat ini Jamila masih saja pura-pura belum sadarkan diri, karena Jamilah sangat hafal dengan sikap dari ayahnya itu yang kan kembali menyiksanya setelah nanti Jamilah sadar, tidak hanya itu semangkin Jamila melawan maka hukumnya di sekap di ruangan sempit dan gelap tidak jarang membuat Jamila merasakan tubuhnya sangat sakit dan remuk karena memang tidak bisa bergerak leluasa bahkan sampai mati rasa dan Jamila akan sulit mengerkan tubuhnya.
"Bangunlah Jami, maafkan maafkan aku....." ucap Johan dari beberapa jam yang lalu masih saya berada di samping Jamila yang belum juga membuka matanya.
Johan Beberapa kali mengecek keadaan Jamila yang memang badannya terasa sangat dingin mungkin karena efek dari dikurung di ruangan sempit dan gelap tadi.
Sebenarnya Jamila hanya tertidur pulas karena merasa aman ketika Rungan yang disekitar sudah lumayan luas dan kaki dan tangannya tidak perlu di tekuk lagi seperti 3 jam yang lalu, dan wajah Jamila memang sangat pucat karena memang Jamila memiliki kulit yang putih mulus ditambah lagi karena cemas berlebihan membuatnya seperti hampir seperti mayat jika tidak menggunakan make up tipis, Jamila memang tidak mengenakan make up saat ini.
"Jami..... bangunlah....," ucap Johan dengan lirih dan sambil memeluk erat tubuh Jamila yang memang sedikit berisi. Jamila memiliki tubuh mungil yang tidak terlalu kurus dan juga tidak terlalu gemuk.
Jamilah hanya membiarkan saja apa yang dilakukan oleh Johan, karena Jamila sudah hapal pasti jika nanti Johan melihat nya sehat dan baik-baik saja Jamila akan di kurung di tempat gelap kembali. Jamilah sebenarnya mati-matian menahan takut saat Johan memeluknya karena yang Jamila rasakan adalah bukan pelukan dari seorang ayah pada anaknya tapi Johan memeluknya layaknya seorang laki-laki pada gadisnya.
"Aku hanya tidak suka jika kamu melawan ku... emuach.., aku juga tidak suka saat kamu berbohong.....emuach, Aku suka kamu menjadi penurut pada ku... emuach, emuach, emuach." ucap Johan sambil terus mengecupi bibir pich milik Jamila disela-sela ucapannya.
Tentunya Jamila ingin sekali bertanya mengapa Johan melakukan hal ini, tapi Jamila malah akan di hukum seperti beberapa hari yang lalu pernah bertanya mengepa Johan memeluknya erat erat di malam hari itu.
Bukan hanya itu kadang-kadang Johan secara menyentuh bagian dari tubuhnya yang tanpa alasan walaupun tidak sampai membuat Jamila kehilangan mahkotanya tentunya Jamila yang selama ini polos dan menerima saja tentunya tidak merasa nyaman dengan kebenaran ini yang harusnya hanya boleh dilakukan oleh pasangan suami istri bukan ayah dan anak.
"Ayah.... aku harus..." ucap Jamila dengan suara serak.
Jamilah sudah tau dan sangat paham bahwa jika Johan telah ada di samping laki-laki itu tidak akan tertidur sampai Jamila benar-benar bangun dan membuka mata.
dengan cepat Johan mengambilkan air mineral yang telah tersedia di atas naskah, tentunya sebelumnya pelayanan yang telah meletakkan nya di sana.
Tanpa berbicara Johan diam dan membantu Jamila untuk minum air mineral tersebut dengan perlahan, setelah Jamila mengeluarkan kepalanya bertanda jika minumnya telah cukup Johan langsung memeluk Jamila layaknya seorang yang sangat senang karena Jamila sudah kembali sadarkan diri.
"Sekarang kamu harus makan," ucap Johan yang telah mempersiapkan makanan kesukaan dari Jamila yaitu Capcay udang pedas manis yang dimasak oleh Bik Inah.
Sebenarnya Jamila tidak terlalu lapar hanya saja kepalanya sedikit pusing, dan tentunya Jamila lebih baik makan sendiri dari pada harus di suapi oleh Johan.
"Aku akan makan sendiri saja ayah." ucap Jamila dengan suara pelan.
"Tidak kamu sedang sakit, aku akan menyuapi mu!" ucap Johan dengan tegas.
karena takut dimarahi oleh Johan akhirnya Jamilah memilih untuk menganggukkan kepalanya saya bertanda dia setuju bahwa Johan akan menjawabnya Johan akan menyuapinya.
"Jami ku... yang manis... emuach." ucap dari Johan sambil mencium singkat bibir pich Jamila.
Kemudian Johan menyuapi Jamila dengan nasi dan juga sayur capcay udang yang berada di piring yang dipegang tangan nya. Jamila menerimanya suapan demi suapan makan yang di berikan Johan padatnya.
"Alhamdulilah, aku udah kenyang ayah." ucap Jamila.
Karena melihat ada saus dari kuah capcay tadi yang sepertinya di sekitar bibir Jamila James langsung membersihkan nya dengan mengunakan buburnya.
padahal tadi Jamila terlah berusaha untuk membersihkan dan memastikan bahwa tidak dapat terdapat bekas makan di sekitar bibir atau wajahnya sehingga kejadian ini tidak perlu terulang.
"Kamu selalu saja ceroboh dan aku menyukainya. Sekarang minumlah air putih yang banyak agar kamu tidak dehidrasi." ucap Johan tersenyum setelah selesai membersihkan bibir Jamila dengan bibir nya.
Jamila yang melihat gelas tersebut ada didekat nya langung meminum air putih yang ada di gelas ukur besar yang tinggal setengah itu langsung di habiskan olehnya , Jamila tidak ingin Ayahnya itu kembali membuat alasan yang tidak masuk akal untuk menghukum nya lagi.
"Gadis yang pintar," ucap Johan sambil membersihkan membersihkan bekas air minum dari bibir pich milik Jamila yang sedikit tebal dan seksi itu dengan tanya.
"Aku bisa sendiri Ayah, nanti tangan ayah akan kotor." ucap Jamila yang ingin menjauhkan tangan Johan itu dari bibirnya.
Jamilah yang melihat ada tisu disampingnya langsung mengambil beberapa lembar tisu itu dan membersihkan tangan ayah yang tadi menurutnya kotor dan basah karena membersihkan bibir nya.
Johan hanya tersenyum dan menepuk pelan pucuk kepala Jamila dengan sayang, lalu membawa gadis mungil itu kedalam pelukannya. Johan sangat suka semua tidak Jamila yang penurut dan sangat peduli padanya.
"Ayah sudah makan?" ucap Jamila yang melihat ada satu piring lagi berisi makanan diatas naskah yang tentunya dengan Mei yang sama, pastinya milik Johan.
"Belum karena kamu dari tadi hanya tidur dan membuat ku khawatir, karena tidak kunjung bangun." ucap Johan sambil mengusap pelan rambut hitam kemerahan merah milik Jamila.
"Maafkan aku, sekarang Ayah harus makan karena aku sudah bangun." ucap Jamila yang berusaha untuk memberanikan diri.
Johan hanya mengangguk beberapa kali lalu kemudian mengecup kening Jamila, dan kemudian dia mengambil makanan yang ada di naskah dan juga air minum dan pmemakannya sambil pasangan nya yang lekat menatap ke Jamila.
Tentunya hal itu sangat aneh untuk orang baru, untuk nya Jamila bukan merupakan seorang gadis yang baru di kehidupan Johan, sehingga Jamila tidak perlu merasa heran. Karena James memang selalu seperti itu , Jamila sudah pernah bertanya dan jawanya karena Johan ingin saja.
Setelah mendapat jawaban dari Johan, Jamila tidak pernah bertanya lagi, mungkin memang dulu Jamila sangat ceroboh jadinya Johan selalu mengawasinya Jamila.
"Kamu tidak boleh bergaul dengan teman-teman mu lagi!" ucap Johan setelah makan.
Hal ini artinya Jamila tidak diizinkan untuk keluar lagi oleh Johan, dan tentunya Jamila pastinya kan mati bosan berada di rumah besar ini dengan sistem formal dari orang-orang yang berada di dalam rumah ini.