Setelah pertarungan yang dilakukan oleh RE dan Zuriguri selesai dan dimenangkan oleh RE, akhirnya Zuriguri sepakat kalau ia akan pergi dari sini bersama dengan penduduknya yang lain.
Ia tidak mau lebih banyak korban berjatuhan dari pihaknya karena kekuatan mereka yang sudah tidak seimbang lagi.
Sementara empat Hero yang ditahan oleh Kerajaan Hutan mengetahui fakta baru kalau proyek ekspansi Java City ini melewati tempat Kerajaan Hutan.
Setelah Zuriguri diobati dan dibawa ke kamarnya untuk beristirahat sebelum ia pergi, para Hero berkumpul di luar Istana dan kemudian Leonardo mengangkat bagian leher baju RE.
"Apa yang sebenarnya terjadi?! Kenapa kami tidak diberitahu soal ini?!"
"Mereka mungkin berpikir kalau tidak perlu untuk memberitahukannya kepada banyak Hero, apalagi Hero sepertimu."
"Apa katamu?!"
"Sudah, Leonardo! Tidak ada gunanya bertengkar sekarang."
Silver Elf datang menenangkan Leonardo yang terpancing emosi karena merasa sesuatu disembunyikan darinya dan Hero-Hero lain. Tapi setelah ditenangkan oleh Silver Elf, ia pun tenang dan melepaskan tangannya dari baju RE meskipun secara kasar.
Saat suasana sedang dingin dan canggung, tiba-tiba datang Hero lain yang sebelumnya melawan barisan depan Kerajaan Hutan. Mereka adalah Lightning Mask, Techno Man, Big Bro, Aiza Yuki, dan Saibo.
Mereka datang sangat terlambat saat semuanya sudah selesai di sini. Mereka juga terkejut melihat banyaknya darah di depan gerbang seperti telah terjadi pembantaian, tapi yang paling mengejutkan mereka adalah keberadaan RE yang tidak mereka sangka-sangka.
"Apa yang sudah terjadi di sini?" tanya Aiza.
"Oh Yohan, lama tidak berjumpa," ucap RE datar menyapa Techno Man.
"RE? Kenapa kau ada di sini?"
"RE?!"
"Heh … sudah kuduga kalau aku terkenal."
Semuanya kecuali Big Bro terkejut saat Techno Man menyebutkan nama RE. Sementara Big Bro hanya diam saja karena bingung dengan orang bernama RE ini. RE yang melihat semua Hero terkejut karena namanya hanya tersenyum dan sadar akan ketenarannya.
"Ano … sebenarnya siapa dia?" tanya Big Bro kepada Aiza.
"Dia adalah Hero yang terkenal brutal dan suka berbuat keonaran, dirinya sempat beberapa kali masuk penjara karena membunuh preman yang memiliki nilai kriminal kecil dan beberapa perbuatan lainnya."
"Apa orang seperti itu masih bisa disebut sebagai Hero?"
"Ya terserah kau mau menganggapku apa, tapi pekerjaanku di sini sudah selesai."
Seakan mendengar pembicaraan Big Bro dan Aiza, ia menjawabnya dengan santai dan berjalan pergi meninggalkan mereka semua di sini dengan pakaian kotor penuh darahnya.
Tidak ada yang menahannya pergi, semuanya hanya melihatnya dan tidak melakukan apa-apa. Tapi saat RE berjalan melewati Techno Man, ia membisikkan sesuatu di telinganya sambil tidak berhenti berjalan.
"Sesuatu yang menyenangkan akan segera terjadi."
Techno Man tidak membalas kata-kata RE, ia hanya menengok dan melihatnya berjalan menjauh dan mencoba untuk tidak memperdulikan perkataannya barusan. Baginya yang lebih penting sekarang adalah keselamatan Hero yang ditawan dan mengetahui tujuan RE di sini sebenarnya.
"Apa kalian baik-baik saja?" tanya Techno Man.
"Ya kami tidak apa-apa, kami hanya ditahan di penjara beberapa hari saja," ucap Leonardo.
"Baguslah kalau begitu, karena aku ingin mendengar dari kalian secara langsung apa yang dilakukan RE di sini dan yang sebenarnya terjadi saat ini."
Keempat Hero itu saling memandang masing-masing seolah melempar pertanyaan Techno Man agar tidak dijawab oleh dirinya, tapi kemudian Water Man maju dan berbicara kepada Techno Man.
"Biar aku yang menjelaskannya."
Water Man kemudian menjelaskan sejauh yang dia tahu. Karena selama ini ia dan tiga Hero lainnya selalu berada di penjara dan dipanggil ketika ada RE untuk ditukar dengan pembatalan ekspansi Java City.
Water Man menjelaskan kepada Techno Man dan yang lainnya kalau sebenarnya proyek ekspansi Java City ini melewati tanah milik Kerajaan Hutan. Tentu saja hal itu diprotes oleh mereka karena kita seakan mengambil sekaligus mengusir mereka.
Meskipun sudah mendengar alasan Zuriguri, RE tetap tidak acuh pada hal itu dan teguh pada pendiriannya yaitu penduduk Kerajaan Hutan harus pergi dari sini.
Pertarungan kemudian terjadi dan singkat cerita Zuriguri kalah dengan RE, ia terpaksa menyetujui rencana itu dan para penduduk Kerajaan Hutan akhirnya setuju untuk pergi dari sini.
Mendengar cerita itu membuat para Hero marah dan geram karena itu tidak sesuai dengan prinsip mereka. Seharusnya mereka menolong dan menjaga perdamaian semua makhluk yang ada di bumi, tapi hal ini malah membuat mereka terlihat seperti penjajah.
"Sial," gumam Saibo kesal.
"Apa yang akan kita lakukan selanjutnya?" tanya Lightning Mask.
Tiit… Tiit… Tiit…
Sebelum pertanyaan Lightning Mask dijawab, telepon Techno Man berbunyi dan ia pun mengangkatnya. Ternyata yang meneleponnya adalah Agent Peterson yang ingin mengecek keadaan para Hero sekaligus meminta info terbaru soal para Hero yang hilang.
"Peterson?"
"Halo Yohan, bagaimana keadaan di sana?"
"Para Hero yang ditahan oleh Kerajaan Hutan berhasil kami selamatkan, mereka dalam keadaan sehat dan bisa melapor ke markas utama sekarang juga."
"Mereka semua sehat? Kelima-limanya?"
"Lima?"
Techno Man bingung dengan yang diucapkan oleh Agent Peterson karena saat ini di depan mereka hanya ada empat Hero saja.
"Apa masih ada satu Hero lagi?" tanya Techno Man kepada mereka berempat.
"Iya ada. Raven X, saat pertarungan berlangsung aku tidak tahu kemana dia pergi. Kami juga tidak bersama dengannya saat di penjara," ucap Water Man lemas.
"Kami hanya menemukan empat orang saja dan satu lagi masih hilang, yaitu Raven X."
"Aku mengerti. Jika sudah selesai di sana segera kembali ke sini."
"Baik."
Techno Man kemudian menutup teleponnya. Keempat Hero itu diminta untuk menghadap ke Agent Peterson untuk melaporkan apa yang terjadi pada mereka dan juga soal hilangnya Raven X.
"Kita tidak perlu berlama-lama di sini, ayo segera kembali," ajak Techno Man.
"Baik!"
Tapi saat ingin kembali, tiba-tiba Silver Elf melihat sesuatu jatuh di dekatnya. Ia mengambilnya dan ternyata itu adalah sebuah boneka yang terbuat dari anyaman daun dan kayu.
"Nak, ayo cepat!"
"Tunggu Bu, bonekaku jatuh."
"Nampak seorang anak kecil yang menghampiri boneka tadi terdiam saat melihat Silver Elf. Penduduk Kerajaan Hutan berjenis kadal humanoid yang masih seukuran anak SD.
Silver Elf dengan senyum ramahnya mengulurkan tangannya berniat untuk mengembalikan boneka miliknya, tapi respon yang diberikan anak kecil itu diluar dugaan Silver Elf. Anak kecil itu perlahan mundur dengan memasang wajah ketakutan, ibunya pun juga dengan cepat menghampirinya dan membawa anaknya pergi.
Tidak ada yang bisa diperbuat oleh Silver Elf selain menerima kenyataan kalau ia sudah dibenci oleh penduduk tempat kelahirannya sendiri. Ia mengutuk misi ini di dalam hatinya, namun Leonardo datang mendekati Silver Elf.
"Ayo kita kembali ke markas."
"Aku mengerti."
Para Hero pun kemudian meninggalkan Kerajaan Hutan yang tak lama lagi akan hilang. Mereka dan manusia lainnya akan dibenci selamanya oleh penduduknya.
**
Mereka kemudian sampai di depan pintu markas utama S.E.I.D. dan tanpa sengaja mereka bertemu dengan Agent Rich yang sedang menelepon sendirian.
"Baiklah, aku akan segera melanjutkannya …."
Agent Rich pun menutup teleponnya dengan terburu-buru ketika gerombolan Hero masuk ke dalam. Saibo yang melihat gerak-gerik mencurigakan dari Agent Rich dengan cepat langsung menghampirinya dan mengangkat kerah bajunya.
"Apa kau yang merencanakan semua ini?!"
"Aku tidak tahu dengan apa yang kau bicarakan, Saibo."
"Tentang proyek ekspansi ini! Kau sebenarnya tahu kan kalau itu melewati wilayah Kerajaan Hutan?!"
Agent Rich tidak langsung menjawab. Ia memberikan jeda beberapa detik dengan melihat ke arah wajah Saibo yang sedang marah, lalu setelah itu baru mulai berbicara lagi.
"Saibo, kau tahu kan apa hukumannya jika melukai seorang Agent? Kau bisa dipenjara dan posisimu sebagai Hero bisa dicopot."
"Kau pikir aku peduli dengan hal itu?!"
"Jika kau meneruskannya, kau akan menyesalinya, Saibo."
"Sudah kubilang … memangnya aku peduli dengan hal seperti itu!"
Buugghh…
Saibo mendorong Agent Rich dengan keras sampai menghantam tembok lalu memukul pipinya yang membuatnya seketika pingsan. Security yang datang terlambat kemudian mencoba untuk melerai pertengkaran ini.
"Apa yang terjadi di sini?"
"Jika kau mendekat, kau tahu akibatnya."
"Hii …!!"
Big Bro juga tidak tinggal diam dan berpihak pada Saibo. Ia mengacungkan pedangnya pada security yang baru datang agar tidak berani macam-macam pada Saibo, sementara kondisi ini yang semakin memanas ini dapat dihentikan ketika Agent Peterson datang karena mendengar keributan di sini.
"Saibo! Apa yang kau lakukan?!"
"Kebetulan sekali, Peterson. Ada sesuatu yang ingin kami ketahui," ucap Techno Man.
Mereka pun mulai melakukan diskusi di ruangan Agent Peterson. Tapi sebelum itu, pihak medis membawa Agent Rich yang pingsan untuk diobati.
Beberapa hari kemudian, Agent Rich dan Hero-Hero yang terlibat dalam insiden Kerajaan Hutan ini dipanggil ke pengadilan S.E.I.D. Mereka dimintai keterangan soal apa yang terjadi di sana dan juga akan memberikan hukuman pada Saibo yang memukul Agent Rich sampai pingsan.
Silver Elf mulai menjelaskan kepada hakim tentang kecurigaan mereka kepada Agent Rich yang sengaja mengambil wilayah Kerajaan Hutan. Mereka meminta hakim untuk membuat mereka membatalkan proyeknya dan memenjarakan Agent Rich.
"Begitu ceritanya, Yang Mulia."
Yang Mulia—hakim tersebut terdiam sebentar sebelum mengambil keputusannya. Ia memejamkan matanya dan mencoba memikirkan keputusan yang tepat untuk kasus kali ini.
"Keputusan telah aku buat. Dan keputusanku adalah Agent Rich tidak bersalah!"
"Apa? Tapi Yang Mulia—"
"Menurut ceritamu, kau masih belum memiliki bukti yang cukup apakah Agent Rich benar-benar merencanakan hal itu dan tidak cukup alasan baginya untuk dipenjara. Lalu soal pengambilan wilayah Kerajaan Hutan, mereka sudah setuju dan memberikannya secara sukarela, bukan?"
"Sukarela? Mereka menyewa seseorang untuk memaksanya untuk membuatnya setuju!"
"Jadi pihak Kerajaan Hutan sudah setuju?"
"Itu …."
Silver Elf tidak bisa berkata apa-apa lagi. Pihak Kerajaan Hutan memang sudah setuju untuk meninggalkan tempat tinggal mereka, tapi itu karena raja mereka kalah dengan RE.
"Sudah kuputuskan, kalau Agent Rich tidak bersalah dan proyek ekspansi Java City bisa tetap dilanjutkan!"
Paakk…
Palu hakim sudah berbunyi. Itu berarti sudah tidak ada lagi yang bisa para Hero lakukan. Sementara bagi Saibo sendiri, hukumannya berkurang berkat bantuan dan penjelasan dari Agent Rich menjadi hukuman wajib lapor saja.
**
Sementara bagi Kaylee, interogasi telah dijalankan untuk dirinya. Tapi dia tidak berkata apa-apa dan hanya diam saja, ia sangat teguh dengan pendiriannya bahkan dengan siksaan pun tidak mempan padanya. Jadi S.E.I.D hanya mengurungnya untuk saat ini.
Dengan izin dari sipir penjara, Silver Elf kemudian diperbolehkan untuk menjenguk dan melihat keadaan Kaylee.
Saat ditemui, Kaylee hanya terduduk diam sambil melihat tembok karena tidak ada lagi yang bisa ia lakukan. Ia menengok sedikit karena ada seseorang yang datang dan ia adalah Silver Elf.
"Apa yang kau lakukan di sini?" tanya Kaylee.
"Aku ingin melihat keadaanmu."
"Kau tidak perlu melakukan itu, aku sudah tahu keadaan Kerajaan Hutan dari pembicaraan sipir-sipir penjara. Kami diusir dari tanah kami sendiri, kan?"
"Itu …."
"Selamat, kalian berhasil melakukan misi kalian. Apa kau datang untuk menyombongkannya padaku?"
"Tidak! Bukan itu, aku datang kesini untuk minta maaf."
"Minta maaf? Kau tahu kalau aku tidak membutuhkannya, kan? Jika kau benar-benar ingin minta maaf, kau bisa melakukannya dengan membunuh dirimu sendiri sekarang juga."
"Aku … tidak bisa melakukan hal itu."
"Sudah kuduga. Kalau begitu pergi dari sini dan jangan pernah tunjukkan mukamu lagi di depanku, dasar pengkhianat."
Silver Elf tidak berkata apa-apa lagi, hal terakhir yang dia lakukan sebelum pergi adalah memberikan sesuatu kepada Kaylee. Ia memastikan tidak ada seseorang yang melihatnya memberikan hal itu kepada Kaylee, yaitu peta sebuah tempat.
"Aku datang untuk memberikanmu ini. Aku dengar masa penahananmu tidak lama, ini adalah peta tempat Kerajaan Hutan yang baru. Dan Kaylee …, aku tahu kau membenciku karena semua penduduk Kerajaan Hutan juga begitu, tapi aku berjanji padamu kalau aku akan memperbaiki semuanya."
Kaylee seakan tidak mendengarkannya dan bahkan tidak menengok ke arah Silver Elf. Dan waktunya sangat tepat karena sipir penjara datang untuk memberitahu Silver Elf kalau masa jenguknya sudah selesai.
Silver Elf pun kemudian pergi dan sipir penjara mengecek apakah ada yang aneh dari tempat Kaylee, saat dirasa aman, sipir itu pun kembali berjaga di depan. Padahal ia tidak tahu, kalau Kaylee memegang peta yang diberikan Silver Elf dalam genggamannya. Dengan sangat erat.
**
Di ruangan Agent Peterson, ia sedang duduk sendiri di dalam ruangannya sambil duduk di mejanya dengan banyak kertas dan berkas yang berantakan di mejanya.
Ia membaca salah satu berkas itu dan yang ia baca adalah identitas seorang Agent, yaitu Agent Rich. Ia memperhatikan biodatanya lalu fotonya, tidak ada yang aneh atau mencurigakan di sana.
Tapi Agent Peterson seakan tahu, ada sesuatu yang terjadi pada organisasi S.E.I.D ini.
"Ada yang tidak beres," gumam Agent Peterson.