Saat Sword Master sedang bersiap untuk menyerang robot raksasa yang menyerang kota sekaligus membuat mi ayamnya tumpah. Di tempat lain tak jauh dari sana ada dua orang yang juga sedang memperhatikan robot raksasa itu.
Mereka berdua adalah Hero yang dimiliki oleh S.E.I.D. juga, namanya adalah Chriztopher The Puppeter dan juga Blank.
Tapi tidak seperti Sword Master yang berencana menyerang robot raksasa itu, mereka berdua justru ragu karena sadar akan kekuatan mereka berdua yang tidak seberapa.
"Bagaimana ini?" tanya Chriztopher.
"Kenapa tanya aku?!"
"Ya habis aku ingin tanya siapa lagi, kita serius mau melawan robot besar itu?"
"Jika kau ingin mati silahkan saja duluan, kita mungkin tidak akan bisa menggoresnya sedikitpun dengan kekuatan kita."
"Lalu sekarang mau apa?"
"Kita perhatikan keadaan saja dulu."
Ziiiinngg... Braaakkhh...
Serangan kembali dilakukan oleh robot besar tadi. Kali ini serangan acaknya berhasil menghancurkan salah satu gedung dan membuat orang-orang yang berada di bawahnya berlari menjauh menyelamatkan diri.
Gedung yang runtuh itu berada di dekat kedua Hero tadi tapi beruntung tidak ada yang mengenai mereka.
"Kekuatannya itu ... sebenarnya apa yang ia targetkan, sih?" gumam Blank.
"To-tolong ...!"
"???!!!"
Di antara suara keributan orang-orang panik ini, Chriztopher dan Blank bisa mendengar secara samar-samar suara orang yang sedang meminta tolong.
"Apa kau dengar itu?" tanya Blank.
"Ya, kalau tidak salah datangnya dari sana."
Mereka menghampiri sumber suara itu yang berasal dari reruntuhan bangunan yang baru saja dihancurkan robot tadi.
Mereka mengangkat beberapa reruntuhan dan akhirnya menemukan sumber suara tadi. Rintihan seorang gadis kecil yang kakinya tertimpa bangunan.
"Itu dia!"
"To-tolong aku ... aku tidak bisa bergerak."
"Oi, Blank! Bantu aku mengeluarkan dia dari sini!"
"Tidak perlu kau beritahu aku juga sudah tahu!"
Mereka berdua bersama-sama mengangkat reruntuhan yang cukup besar dan berat itu. Dan setelah beberapa saat, akhirnya reruntuhan itu berhasil disingkirkan dan gadis kecil tadi pun selamat.
Mereka berdua berencana untuk membawanya ke tempat yang lebih aman sekarang dan mengutamakan keselamatannya terlebih dahulu.
"Ayo kita pergi dari sini."
Sambil menggendong gadis kecil tadi, Chriztopher bersama dengan Blank berlari menjauhi area berbahaya. Tapi entah bagaimana caranya, robot MM-O2 itu menaruh perhatiannya pada kedua Hero tadi dan mengejar mereka.
"Sial! Dia mulai mengarah kesini!"
"Blank!"
"Ap—?! Woo!!"
Chriztopher memberikan gadis kecil tadi kepada Blank yang beruntung ia bisa menangkapnya. Tapi Blank masih belum mengerti kenapa Chriztopher memberikan gadis kecil itu.
"Jangan lempar dia seperti itu, oi!"
"Kau bawa dia menjauh dari sini, aku akan mengalihkan perhatian robot itu."
"Apa kepalamu sudah tidak beres? Tidak mungkin kau bisa menahannya sendirian!"
"Jangan berdebat sekarang! Nyawa gadis kecil itu yang paling utama di sini!"
"Tch! Aku tunggu kau di tempat yang aman!"
Akhirnya Blank meninggalkan Chriztopher sendirian meskipun ia sempat mengomelinya karena mengorbankan diri. Sementara Chriztopher sendiri saat ini sebenarnya tidak tahu apa yang akan ia lakukan.
"Sekarang bagaimana aku menahannya? Ap—?!"
Saat Chriztopher berbalik badan, di atas kepalanya sudah terdapat telapak kaki robot raksasa tadi.
"Sialan aku lengah!"
Duuumm...
Robot MM-02 berusaha untuk menginjak Chriztopher tapi dengan refleks dan kekuatan yang ia punya, ia masih mampu menghindari injakan pertamanya. Walaupun pada akhirnya Robot MM-02 juga akan menginjaknya lagi.
"Manusia tidak berhak menghindar," ucap Robot itu.
Duuumm...
"Ahahaha!!! Mudah sekali!! Hmm ...?"
Saat Robot MM-02 sudah senang karena mengira ia telah menginjak Chriztopher, ia merasa kalau kakinya tidak menginjak tanah dengan benar. Seakan kakinya sedikit melayang.
Sementara di bawah, saat Chriztopher sudah pasrah dan menutup matanya. Ia kemudian membuka matanya karena tidak terjadi apa-apa selama beberapa detik dan disanalah ia melihat Sword Master yang sedang menahan telapak kaki Robot MM-02 dengan pedangnya.
"A-apa?"
"Jangan 'apa' aja! Cepat pergi dari sini!"
Tapi Chriztopher seakan tidak mendengar Sword Master dan malah melamun karena kaget sekaligus kagum.
"Oi! Kau dengar tidak?! Ini mulai berat, tahu."
"Ah, oh iya, maaf."
Dengan bantuan Sword Master, akhirnya nyawa Chriztopher berhasil diselamatkan. Meskipun masalah masih belum selesai sama sekali karena masih ada robot raksasa yang harus diurus.
"Terima kasih."
"Ya, sekarang pokoknya cepat menjauh dari sini."
"Menjauh? Tapi bagaimana denganmu?!"
"Tenang saja, kau seperti tidak mengenal diriku saja."
"A-aku memang tidak kenal."
"...."
Sword Master mengira dirinya sudah lumayan terkenal oleh para Hero. Tapi ia lupa kalau dirinya hanyalah pengelana yang jarang memiliki teman. Ia pun menendang Chriztopher menjauh dari sini dan fokus pada Robot MM-02.
"Pokoknya cepat pergi dari sini."
"Uwaaa!"
"Yosh, satu masalah sudah selesai. Sisanya tinggal yang ada di depan sini."
"Hmph! Manusia kecil sepertimu berani melawan wujud raksasa sepertiku?!"
"Ternyata kau bisa bicara, ya? Kukira kau hanya tumpukan besi biasa saja."
"Manusia!"
Duuumm... Triiing...
Sword Master berhasil menahan lagi injakan Robot MM-02. Tapi kali ini Robot MM-02 mengeluarkan kekuatan lebih yang membuat Sword Master sedikit kewalahan.
"Tcih!"
"Raaagghh ...!!!"
Duuummm...
Robot MM-02 kemudian berhasil menginjak Sword Master yang sudah tidak kuat lagi menahannya. Ia pun tertawa karena kekuatannya yang melebihi Hero yang tidak seberapa itu.
"Ahahahha !!!! Hero, manusia! Semua hanyalah sampah di hadapanku!"
"Mulutmu benar-benar seperti manusia, ya?"
"Eh?"
Atau begitulah menurutnya. Nyatanya sekarang Sword Master sedang berada di belakang MM-02. Pandangan MM-02 sepertinya terhalang kabut sehingga ia mengira kalau sudah berhasil mengalahkan Sword Master.
"Ka— Bagaimana bisa?!"
"Sekarang giliranku."
Sryiiing... Sryiiing... Sryiiing...
Tanpa menjawab rasa penasaran Robot MM-02, Sword Master langsung mengarahkan serangannya ke tubuh raksasa MM-02.
Serangan yang dilancarkan oleh Sword Master tidak dapat di lihat oleh mata Robot yang lebih canggih dari manusia.
"Ce-Cepat sekali. Bahkan dengan penglihatanku aku masih tidak bisa mengikuti pergerakannya," gumam MM-02.
Sryiiing... Triiing... Klaaank...
"!!!"
Sword Master terus menyerang seluruh bagian mulai dari kaki sampai ke tubuh MM-02. Tapi serangannya berhenti ketika pedang yang ia pakai tidak kuat lagi untuk menebas besi keras MM-02.
"Ini dia!"
Saat Sword Master sedang lengah karena pedangnya yang patah, Robot MM-02 mengambil kesempatan itu dan menangkap Sword Master dengan tangannya.
"Tertangkap kau!"
Setelah menangkap Sword Master, ia kemudian melemparnya sejauh ratusan meter sampai menembus beberapa gedung tinggi dan akhirnya berhenti di sebuah jalanan yang juga hancur karena terkena efek jatuh Sword Master.
"Ahaakh ...!"
"Rasakan ini juga!"
Serangan Robot MM-02 tidak berhenti sampai di situ karena ia langsung menghampiri Sword Master yang belum siap. Ia langsung menghujaninya dengan pukulan yang sangat cepat.
Pukulan bertubi-tubi yang dilancarkan oleh Robot MM-02 itu berlangsung selama semenit dan setelah selesai, bekasnya menghasilkan kawah yang cukup dalam.
"Dia sudah pasti mati."
Robot MM-02 yang sudah memastikan kalau Sword Master sudah mati kemudian berniat untuk pergi dari sana dan ingin langsung menuju ke markas S.E.I.D. Tapi lagi-lagi perkiraannya salah.
"Padahal baru diperbaiki, tapi lagi-lagi Java City sudah hancur seperti ini."
"Eh? Kenapa kau ... tidak mati?"
Dari balik debu-debu bekas serangan MM-02, terdengar suara yang dikenali olehnya. Suara yang ia pikir seharusnya sudah tidak bisa terdengar lagi karena harusnya ia sudah mati akibat serangan bertubi-tubi darinya.
"Saat kau sibuk menyerang saat itu, aku sudah tidak berada di sana dan memanfaatkan waktu yang sebentar itu untuk mengambil pedang baru. Untungnya kau melemparku ke dekat rumahku, jadinya tidak perlu waktu lama."
Dengan pedang baru yang lebih kuat dari pedangnya sebelumnya, Sword Master siap bertarung lagi dan membayar hutangnya karena tidak datang saat Java City diserang dulu.
Ia juga membawa sebuah daging paha besar yang tidak sengaja ia temukan dalam perjalanan. Sword Master langsung memakannya dalam satu kali gigitan dan membuang tulangnya secara sembarangan.
"Hah ... kalau perutku terisi begini kan, aku jadi lebih punya semangat bertarung."
Sword Master kemudian mengeluarkan pedang barunya dari sarungnya dan memasang kuda-kuda untuk bersiap melawan Robot MM-02 lagi.
"Ayo kita mulai lagi."
Bersambung....