Chereads / Hero Alliance / Chapter 33 - Chapter 33 : Hunter Girl vs Hunter Rabbit

Chapter 33 - Chapter 33 : Hunter Girl vs Hunter Rabbit

Ketika yang lainnya sedang bertarung melawan musuh-musuh dari Kerajaan Hutan, salah satu Hero yaitu Aiza Yuki masih sibuk membantu orang-orang yang terluka. Ia lebih memilih untuk membantu yang terluka terlebih dahulu karena percaya kalau teman-temannya yang lain pasti bisa mengatasi musuh tersebut.

"Apa anda bisa berjalan?"

"Terima kasih …."

Aiza membantu seorang wanita yang sudah terlihat berumur.

Betisnya mengeluarkan darah sepertinya terkena serangan atau gedung-gedung yang runtuh. Ia dengan sabar menuntunnya berjalan sampai ke tempat yang lebih aman.

Degh…

Tapi tiba-tiba Aiza merasakan perasaan merinding di belakang lehernya. Tanpa menunggu lebih lama, ia langsung menoleh dan bersiaga dengan serangan yang akan segera datang.

Sryiiingg… Triiingg…

Aiza dengan cepat membuat dua buah pedang es yang ia gunakan untuk menahan sebuah pedang rapier yang coba menyerang dirinya dan wanita tadi.

"Heh … responmu cepat juga, apa kau seorang petarung sepertiku?"

Suara itu—Suara Kaylee yang memuji pergerakan cepat dari Aiza yang bisa menahan serangan tiba-tiba miliknya. Mengendurkan sedikit serangannya, Kaylee melompat ke belakang dan bersiap lagi melawan Aiza.

Sementara Aiza tidak menjawab pujian yang diberikan oleh Kaylee, ia lebih berfokus pada serangan Kaylee selanjutnya dan juga melindungi wanita di belakangnya.

"N-Nak …."

"Aku tidak apa-apa dan aku pastikan kalau tidak akan terjadi apa-apa pada anda," ucap Aiza menenangkan wanita itu.

Sebenarnya kata-kata yang diucapkan tadi tidak sepenuhnya bisa ia tepati. Karena ia tidak bisa menjamin keselamatan wanita yang ada di belakangnya ketika sedang bertarung, apalagi Aiza sadar kalau lawan yang berada di depannya ini bukanlah lawan biasa.

Aiza melihat tepat ke arah mata Kaylee, tatapan dingin dari seseorang yang sudah membunuh banyak nyawa yang saat ini ia pancarkan, entah kenapa membuat Aiza teringat pada sesuatu yang tidak ingin ia ingat.

Kaylee yang menyadari kalau Aiza hanya diam saja kemudian memulai pergerakan terlebih dahulu. Ia adalah tipe orang yang tidak suka menunggu, jadi dia lebih suka memulai duluan dan menyelesaikannya dengan cepat.

"Kau tidak menyerangku? Kalau begitu biar aku yang kesana!"

Swuuushh…

Kaylee langsung bergerak lurus menuju ke arah Aiza yang masih diam waspada. Meskipun Aiza sempat terkejut dengan kecepatan Kaylee, tapi matanya bisa menyesuaikan pergerakan Kaylee dan ia pun hanya bergerak sedikit untuk menahan arah serangannya.

Kaylee yang terkejut karena ada orang yang bisa melihat pergerakannya melebarkan matanya sebentar tapi langsung fokus lagi dan mengubah arah serangannya.

Swuuushh…

"Ap—?!"

"Aku habisi dulu yang tidak berdaya!"

Kaylee mengubah targetnya dan kali ini mengincar ke arah wanita yang sedang dilindungi oleh Aiza. Aiza mencoba untuk melindunginya tapi jarak Kaylee terlalu dekat dengan wanita itu membuat Aiza tidak memiliki cukup waktu.

"Quick Effect : Slowness!"

Tiba-tiba datang seseorang yang membuat mata Aiza dan Kaylee melebar karena terkejut. Pergerakan mereka tiba-tiba menjadi lambat dua kali dari biasanya. Lalu seseorang datang dengan cepat dan menggendong wanita tadi pergi menjauh dari jarak serangan Kaylee.

Setelah tiga detik kemudian, semuanya kembali menjadi normal dan serangan Kaylee hanya mengenai angin. Ia melihat ke arah pria yang menggendong wanita tadi. Dan ternyata ia adalah salah satu Hero.

"Kau?"

"Namaku Kuchiku, tapi kau juga bisa memanggilku Slowness jika kau mau, Hunter Girl."

Orang itu bernama Kuchiku dengan nama Hero Slowness, kemampuannya cukup berguna yaitu dapat melambatkan waktu meskipun hanya dalam hitungan beberapa detik saja.

"Slowness! Cepat bawa wanita itu pergi dari sini biar aku yang melawan orang ini."

"Aku mengerti, setelah selesai aku akan segera kembali ke sini dan membantumu."

"Tidak perlu, dia bukan tandinganmu. Tugas utamamu saat ini adalah mengevakuasi orang-orang yang terluka saja."

Sebenarnya Kuchiku merasa kesal karena diremehkan oleh Aiza, tapi ia mengerti akan hal itu karena dia bisa melihat perbedaan yang cukup jauh antara dirinya dan Kaylee. Dengan berat hati, Kuchiku pun pergi dari sana.

"Aku mengerti," ucap Kuchiku yang kemudian pergi.

Setelah Kuchiku pergi, Aiza kembali bersiaga menghadapi Kaylee yang sudah berdiri seperti biasa. Kali ini Aiza bisa bertarung lebih bebas karena tidak perlu memikirkan sesuatu yang harus dilindungi lagi, ia bisa bertarung habis-habisan sekarang.

"Kau menyuruh temanmu pergi? Apa kau bodoh?"

"Kau sendiri bagaimana? Menyusup jauh sekali kesini sendirian, apa kau cari mati?"

"Heh … menarik juga. Kau, siapa namamu?"

Melihat ada seseorang yang tidak takut kepadanya membuat Kaylee jadi tertarik kepada orang itu. Karena selama ini di Kerajaan Hutan ia selalu dihormati dan ditakuti, tidak ada yang berani untuk berbicara tidak sopan seperti Aiza saat ini.

"Namaku Aiza Yuki, atau kau bisa memanggilku Hunter Girl."

"Kebetulan sekali. Aku Kaylee, orang-orang memanggilku dengan sebutan Hunter Rabbit."

Swuushh… Triiingg…

Setelah memperkenalkan diri masing-masing, mereka langsung melesat dan mengadu pedangnya. Kecepatan yang mereka berdua miliki bisa dibilang hampir sama, sehingga pertarungan berjalan seimbang.

Triiingg… Triiingg… Triiingg…

Dua pedang rapier melawan dua pedang es. Pergerakan mereka berdua benar-benar indah layaknya pertarungan tersebut adalah sebuah tarian yang selaras. Kaylee menyerang Aiza tapi berhasil di tangkis begitu juga sebaliknya.

Kliink…

Saat mereka berdua sedang saling tangkis menangkis serangan, di suatu momen Aiza memanfaatkan kesempatan itu untuk mengalirkan esnya dari pedangnya ke pedang rapier yang membuat pedang mereka berdua menempel.

"Apa?!"

Aiza melempar kedua pedang yang menempel itu menjauh sehingga mereka saat ini hanya memiliki masing-masing satu pedang. Tapi tidak begitu lama bagi Aiza karena ia kembali membuat pedang es lagi sehingga ia berada dalam keadaan terkuatnya lagi.

Triiingg… Triiingg… Triiingg…

Sementara Kaylee yang kali ini hanya memiliki satu pedang berada dalam posisi terpojok karena kecepatan yang dimiliki oleh Aiza.

"Cih!"

Triiingg… Praankk…

Sadar kalau dirinya hanya memiliki satu pedang, ia kemudian mengubah cara bertarungnya menjadi pengguna satu pedang dan memegangnya dengan kedua tangannya. Cara itu berhasil menghancurkan salah satu pedang es Aiza karena kekuatannya yang lebih besar dari sebelumnya.

Tapi meski begitu, Aiza tidak terlihat panik dan masih terus waspada. Yang hancur adalah mata pedangnya sehingga masih tersisa bagian gagang dan sedikit bagian mata pedang yang hancur.

Aiza kemudian melemparkan pedang yang sudah rusak itu ke arah wajah Kaylee. Tapi dengan cepat Kaylee menendangnya menjauh dan itu belum berhasil untuk mengalihkan perhatian Kaylee karena serangan Aiza selanjutnya kembali ditahan olehnya.

Triiingg…

"Pergerakanmu cepat juga, apa ada seseorang yang sepertimu lagi di pihak manusia?"

"Sepertiku? Tentu saja banyak, bahkan ada yang melebihiku."

"Begitu, kalau begitu aku akan menguranginya satu untuk mempermudah kami!"

Buugghh…

Saat mereka sedang beradu pedang, Kaylee bermain licik dengan menendang perut Aiza hingga membuatnya terjatuh. Tidak ingin membuang-buang kesempatan, Kaylee langsung mencoba menusuk dada Aiza tapi masih bisa ditahan oleh Aiza.

Praaankk…

"Matilah!"

"Tidak akan!"

Meskipun satu pedang esnya berhasil dihancurkan oleh Kaylee karena tekanan yang ia berikan, Aiza masih tidak menyerah dengan menendang kaki Kaylee sehingga tusukan ke dadanya meleset.

Aiza langsung kembali berdiri dan ingin segera mengakhiri ini. Ia memperbaiki pedang yang ia miliki lagi, tapi kali ini menjadi lebih panjang dari sebelumnya. Lalu ia pun melesat menuju ke arah Kaylee.

Sryiiingg… Craaasshh…

Pedang rapier Kaylee berhenti tepat sebelum ia menyentuh kulit leher dari Aiza, sementara pedang Aiza dengan telak menembus perut dari Kaylee yang membuatnya kemudian ambruk dan jatuh pingsan.

Setelah memenangkan pertarungan ini, Aiza tidak terlihat tersenyum atau senang. Ia malah melihat ke arah Kaylee yang pingsan, ia ingat dengan mata yang dipancarkan oleh Kaylee mirip dengan seseorang yang ia benci.

"Tatapanmu sama, tapi sayangnya kau tidak sekuat kakakku," gumam Aiza.

"A-Aiza-san …."

Saat ia sedang melamun, tiba-tiba ada seseorang yang memanggil namanya dari belakang dengan gemetar dan lemah. Dan saat Aiza melihatnya, ia terkejut sekaligus juga panik karena orang yang memanggilnya kondisinya cukup parah.

"Mei?! Apa yang terjadi padamu?"

Aiza pun langsung menghampirinya dan menidurinya di pahanya. Sementara Mei memberitahukan alasan kenapa ia bisa jadi seperti ini.

"Aku melawan pasukan pemanah musuh … jumlahnya sekitar lima puluh orang … tapi tenang saja, mereka sudah kalah," ucap Mei.

"Hei, jangan banyak bicara dulu. Kau sudah bekerja dengan baik, sekarang istirahatlah dulu."

"Te-terima kasih …."

Mei pun kemudian kehilangan kesadarannya. Aiza yang melihat dua anak panah yang menempel masing-masing di bahu dan paha Mei langsung mencabutnya agar tidak menjadi infeksi nantinya, lalu ia membekukan lukanya agar darahnya tidak banyak yang hilang.

Kemudian saat Aiza bingung untuk pergi kemana, datang lagi Hero yang tadi membantu Aiza menyelamatkan seorang wanita. Ia adalah Kuchiku.

"Hunter Girl! Aku datang lagi untuk membantumu, meskipun kau sudah menyuruhku untuk pergi, tapi ternyata aku tidak bisa menghiraukannya begitu saja."

"Timing yang bagus. Kuchiku, bawa Mei ke tempat perawatan sekarang, lukanya sangat parah. Lalu untuk orang ini kau bawa ke markas S.E.I.D untuk nantinya diinterogasi."

Aiza menyuruh Kuchiku agar ia dapat berguna di medan pertempuran ini. Menyadari kalau dirinya telat dan tidak berguna apapun saat Aiza melawan Kaylee akhirnya memaksa Kuchiku untuk menuruti perkataan Aiza. Ia pun pergi dari sana sambil membawa Mei dan Kaylee.

Lalu saat Kuchiku pergi, di waktu yang bersamaan Yohan juga datang ke tempat Aiza. Mereka berdua pun setuju untuk sama-sama pergi ke Phantom Forest untuk membantu yang lainnya.

**

Sementara di depan jalan masuk menuju Phantom Forest, terdapat banyak bangkai mayat yang berserakan di sana. Kebanyakan kondisinya menghitam seperti gosong dan terbakar, bahkan masih ada yang mengeluarkan percikan-percikan listrik.

Ada satu orang tersisa yang berdiri di sana menandakan kalau dia adalah pemenang pertarungan itu, dia adalah Lightning Mask.

"Sepertinya pekerjaanku di sini sudah selesai."

"Lightning Mask!"

Saat ia sudah ingin pergi masuk ke dalam hutan, tiba-tiba ada dua orang yang menyusulnya yaitu Aiza dan Yohan.

"Aiza? Yohan?"

"Sepertinya kau sudah selesai bersenang-senang ya di sini?" tanya Yohan.

"Ya, tapi pertarungan sesungguhnya ada di dalam sana."

Aiza dan Yohan mengangguk tanda setuju dan mereka bertiga pun memutuskan untuk masuk ke dalam Phantom Forest, menyusul para Hero yang sebelumnya sudah masuk duluan.

Bersambung....