Selain Shota yang sedang menghadapi lawannya, Big Bro juga sedang menghadapi salah satu Jenderal Kerajaan Hutan. Seekor kadal yang berjalan dengan kedua kakinya memiliki kemampuan unik seperti bunglon pada umumnya, yaitu kamuflase.
Big Bro saat ini sedang waspada terhadap serangan tak terlihat dari Kadaal. Di tengah pepohonan yang rimbun dan cahaya matahari yang sedikit masuk karena terhalang rimbunnya daun-daun, membuat Big Bro semakin kesulitan untuk menghadapi lawannya.
"Kelihatannya kau masih belum berpengalaman, ya?" ucap Kadaal.
"Dimana kau?!"
"Kukuku … sepertinya dugaanku benar."
Swuushh… Plaaakk…
Big Bro terkena serangan di bagian pipinya yang membuatnya tergores dan berdarah. Serangan seperti sebuah cambuk tapi lebih lebar dan keras, tidak salah lagi ia menggunakan ekornya pikir Big Bro.
Tapi serangannya terlalu tiba-tiba dan tidak bisa diprediksi oleh Big Bro, meskipun serangannya tidak terlalu kuat tapi tetap saja merepotkan.
Ia mencoba melindungi tubuhnya dengan pedang dan kedua tangannya membentuk
'X'. Tapi itu tidak terlalu berguna karena Kadaal dengan cepatnya masih bisa menyerang bagian lainnya.
Plaaakk… Plaaakk… Plaaakk…
Big Bro terus terkena serangan berturut-turut yang membuatnya kesal. Ia tidak bisa menahannya lagi karena serangan yang diberikan oleh Kadaal lebih seperti menjahilinya saja.
Mulai dari serangan ke bagian kepala belakang, lalu ke arah perutnya, dan bagian-bagian lainnya. Karena sudah kehilangan kesabarannya, akhirnya Big Bro melakukan serangan dalam skala yang besar.
"Sialan! Berhenti menyerangku seperti itu, dasar pengecut!"
Zrrrtt… Blaaarr…
"Hoow …."
Big Bro mengeluarkan serangan listrik yang menyerang sekitarnya dalam area 10 meter dan membuat pohon-pohon di sekitarnya terbakar dan juga tanahnya menjadi menghitam dan mengeluarkan air tanah akibat serangan Big Bro.
Setelah melakukan serangan itu, Big Bro kembali memasang kuda-kudanya dan lebih memfokuskan diri lagi lebih dari sebelumnya. Ia memejamkan matanya dan mencoba merasakan keberadaan seseorang yang mendekat.
Percikan-percikan listrik akibat serangan Big Bro sebelumnya masih dapat terlihat di tanah sekitar dirinya berpijak. Kadaal juga menyadari kalau dirinya sudah tidak bisa menyerang seperti tadi lagi dan akan lebih serius lagi.
Dalam keadaan masih dalam mode kamuflasenya, Kadaal sempat bergumam pada dirinya sendiri.
"Sepertinya dia bukan amatiran biasa. Lagipula mereka menyebut diri mereka 'Hero', kan? Pasti kemampuannya melebihi manusia-manusia rendahan lainnya."
Meskipun begitu Kadaal masih menampilkan senyuman percaya diri di wajahnya. Ia masih menganggap kalau dirinya lebih kuat dari lawannya, meskipun Big Bro lebih kuat dari manusia lainnya.
"Kukuku … saatnya mengganti rencana."
Kadaal menampilkan cakar-cakar pada jarinya yang sebelumnya ia sembunyikan. Kulit di ekornya juga berubah menjadi lebih keras dan tajam, Kadaal memasuki mode bertarung saat ini.
"Kita lihat kemampuanmu, Hero!"
Zwuusshh… Swuushh… Swuuushh…
Kadaal kembali melesat ke arah Big Bro, tapi kali ini ia tidak berniat untuk menyerangnya melainkan berhenti tepat di depannya lalu kembali mundur. Kadaal meninggalkan jejak kakinya di tanah yang membuat Big Bro mengetahui keberadaan Kadaal.
Tapi meski begitu, Big Bro masih belum bergeming dari tempatnya memasang kuda-kuda. Ia juga belum membuka matanya dan masih fokus pada rencananya sendiri.
"Masih belum …," gumam Big Bro.
Meskipun ia merasakan hembusan angin akibat kecepatan Kadaal serta suara cekikikan yang dibuat olehnya, Big Bro masih belum juga bergerak. Hal itu membuat Kadaal bingung dan semakin yakin kalau Big Bro tidak bisa mengikuti kecepatannya.
"Kukukuku … dia masih diam. Saatnya menyerang!"
Meskipun dalam kecepatan tinggi, tapi Big Bro bisa mendengar gumaman Kadaal berkat pendengarannya yang sengaja ia pertajam. Dan Big Bro kemudian membuka matanya.
Zwuusshh…
"Dari atas!"
Triiingg…
"Ap-Apa?!"
"Hehe … kau terlalu banyak bicara tahu!"
Tebakan Big Bro ternyata tepat sasaran dan berhasil menahan serangan yang ingin dilakukan oleh Kadaal. Sementara Kadaal yang masih dalam mode kamuflase tidak bisa mempercayai apa yang baru saja terjadi.
Big Bro mendorong Kadaal ke depan agar ia jatuh dan menampakkan dirinya, tapi Kadaal masih bisa berdiri dengan sempurna dibuktikan dengan hanya ada dua jejak kaki pada tanah yang dipijaknya.
Saat sedang berdiri, Kadaal menghilangkan kamuflasenya sedikit demi sedikit dan akhirnya seluruh tubuhnya dapat dilihat dengan mata telanjang. Big Bro juga bisa melihat perubahan yang terjadi pada tubuh Kadaal yang sekarang.
"Kenapa kau bisa menahan seranganku?"
"Kau bertanya soal hal itu? Bisa dibilang aku tidak mengandalkan mataku, ya lagipula aku memang tidak bisa melihatmu, sih."
"Bukankah manusia tidak bisa melakukan hal yang seperti itu?!"
"Dari tadi kau benar-benar meremehkan manusia, ya? Sebegitu bencinya kah kau kepada mereka?"
"Tentu saja! Padahal aku bisa membunuh mereka dengan mudah. Tapi lihat apa yang kalian lakukan sekarang! Kalian seenaknya memperbanyak populasi dan seakan menjadi puncak rantai makanan, membangun kota besar, dan sekarang kau mau mengusir kami dengan memperluas tempat tinggal kalian?! Jangan bercanda!"
Big Bro terus mendengarkan apa yang dibicarakan oleh Kadaal, tapi dia juga tidak lupa kalau ia sedang merencanakan sesuatu yang lain untuk mengalahkannya.
"Jadi begitu, aku mengerti sekarang. Kalau begitu hanya ada satu yang perlu kau lakukan untuk mencegahnya terjadi, kan?"
"Apa itu?"
"Bukankah sudah jelas …?"
Big Bro kemudian sedikit melepaskan maskernya dan memperlihatkan mulutnya lalu kembali berbicara kepada Kadaal.
"… Menang melawanku di pertarungan ini."
Setelah itu Big Bro kembali menutup mulutnya dengan maskernya dan bersiap untuk bertarung lagi. Kadaal yang mendengar itu tidak langsung menjawab dan hanya tersenyum sambil perlahan-lahan kembali ke mode kamuflasenya.
"Baiklah, aku akan melakukannya."
Zwuusshh…
Setelah sepenuhnya menghilang, Kadaal mulai menyerang Big Bro lagi. Dan Big Bro kembali menutup matanya agar bisa terus merasakan keberadaan Kadaal dengan lebih baik.
Triiingg… Triiingg… Triiingg…
Semua serangan Kadaal sejauh ini berhasil ditahan oleh Big Bro dengan pedangnya. Tapi meskipun begitu ia tidak memiliki sedikitpun kesempatan untuk menyerang balik. Ia terus dipukul mundur oleh Kadaal sampai ia mendecakkan lidahnya karena kerepotan.
Sraakk… Sraakk…
Meski sudah berhasil menebak pergerakannya, tapi menahan serangannya adalah hal yang berbeda. Apalagi dengan kecepatan Kadaal yang semakin lama semakin cepat.
Kanan, kiri, atas, belakang. Big Bro terus menangkis serangan tak terlihat Kadaal. Sementara Kadaal juga tidak membiarkan Big Bro untuk beristirahat, ia melompat ke satu pohon lalu menyerang lagi. Melompat mundur untuk menghindar lalu kembali menyerang.
Big Bro menyadari kalau terus begini dirinya akan hancur sedikit demi sedikit. Makanya ia tidak bisa membiarkan ini terus menerus terjadi. Ia menancapkan pedangnya di tanah dan kemudian mengeluarkan elemen listrik yang menggunakan kemampuan utamanya.
Bzztt… Bzztt… Blaaaaaarrr…
Hal itu sempat membuat terkejut Kadaal yang kemudian tidak sengaja menapak di sebuah tanah berlumpur yang disadari oleh pendengaran dan penglihatan Big Bro.
Tanpa menyia-nyiakan hal itu, Big Bro langsung menyerang balik ke arah dimana jejak kaki itu terbentuk.
Triiingg…
Dan benar saja, tebasan pedang Big Bro berhenti di udara seperti ada sesuatu yang menahannya. Ujung bibirnya terangkat karena akhirnya untuk pertama kalinya dirinya berhasil memojokkan Kadaal.
"Kena kau!"
"Sialan!"
Suara tanpa wujud itu menggema dibarengi dengan pedang Big Bro yang terdorong ke belakang. Meski begitu ia masih terus menyerang Kadaal, walaupun bukan menggunakan pedangnya.
Ia melempar pedangnya ke udara lalu menunduk dan melakukan tendangan memutar rendah untuk menyapu kaki Kadaal agar ia terjatuh. Tapi sayangnya, ia tidak merasa mengenai apapun dan sapuannya lewat begitu saja. Ditambah lagi celananya kotor karena tanah berlumpur yang terciprat.
"Hadeh … sudah enggak kena, celanaku juga kotor segala lagi. Ini sih namanya kesialan saat bertarung."
Meskipun ia bilang begitu, tapi ada sesuatu yang berjalan sesuai rencananya. Meskipun hanya sedikit, tapi dengan inderanya yang sudah ia pertajam ini adalah keuntungan besar baginya.
Ia kemudian menutup matanya dan memasang kuda-kuda lagi. Percikan-percikan listrik tercipta di sekujur tubuh Big Bro yang sengaja ia keluarkan untuk mempercepat pergerakannya. Setelah menghadap ke salah satu pohon, ia pun mulai bergerak.
Bzzt… Bzzt… Swuuushh…
Sementara itu Kadaal masih bertengger di atas pohon, mencoba untuk beristirahat sebentar karena ia tidak menyangka kalau Big Bro berhasil mengetahui keberadaannya.
"Sial, kekuatan listriknya benar-benar harus ku waspadai."
Kadaal kembali memeriksa keberadaan Big Bro di tempat sebelumnya. Tapi saat Kadaal melihatnya, ia tidak bisa menemukan keberadaan Big Bro.
"Kemana dia pergi?"
Zwuusshh…
"Di sini."
Tiba-tiba di depan wajah Kadaal muncul Big Bro yang melesat dengan sangat cepat. Dengan matanya yang tertutup, ia berhasil mengetahui keberadaan Kadaal yang sedang dalam mode kamuflase. Meskipun tidak sepenuhnya tahu posisinya, tapi setidaknya Big Bro bisa tahu kalau Kadaal sedang berada di dekat sini.
"Ti-Tidak mungkin?!"
Sryiiingg… Braakkhh…
Big Bro menebas pohon menjadi dua bagian besar. Pohon itu pun rubuh ke bawah tapi sayangnya masih belum bisa mengenai sasaran sebenarnya. Ia mempertajam inderanya dan menyadari kalau Kadaal sedang berlari menjauh.
Sementara Kadaal sendiri sedang berlari dengan ujung-ujung jarinya yang hampir semuanya hilang dan berdarah. Dengan ditambah kekuatan listrik, tebasan Big Bro menjadi lebih kuat dan mematikan sehingga bisa dengan mudah membelah kuku Kadaal.
"Bagaimana caranya dia bisa mengetahui keberadaanku?!" ucap Kadaal sambil terus kabur melompat dari satu pohon ke pohon lainnya.
Kadaal masih belum mengetahui jawabannya, tapi ia bisa mendengar suara seseorang mendekat dan suara listrik dari kejauhan. Big Bro dengan matanya yang masih tertutup terus mengejar tepat ke arah Kadaal.
Zwuusshh…
"Si—!"
Big Bro melesat dengan cepat sekaligus menyerang Kadaal yang sedang kabur. Tapi Kadaal masih bisa menjadikan cabang pohon sebagai pijakan untuk melompat lebih tinggi lagi ke atas.
Kadaal sudah berhasil menghindari serangan pertama, tapi ia malah menjebak dirinya sendiri karena ia melompat terlalu tinggi melewati semua puncak pohon yang ada disekitarnya.
Meskipun masih dalam mode kamuflasenya, ia menyadari kalau ada sesuatu dari dirinya yang masih bisa terlihat. Ia melihat ke arah perutnya dan melihat ada bekas lumpur yang tertinggal di sana, di tambah juga ada darah yang ada di jarinya.
"Lu-Lumpur?"
Zwuusshh… Zwuusshh… Zwuusshh…
Sementara Big Bro yang serangan pertamanya berhasil dihindari, menapak di salah satu batang pohon dan melesat ke arah sebaliknya. Ia melesat secara zig-zag sampai ke tempat dimana Kadaal sebelumnya melompat ke atas. Dan ia pun juga melesat ke atas.
Saat sudah melesat ke atas, Big Bro membuka matanya dan melihat Kadaal yang berangsur-angsur kembali ke mode terlihatnya. Tapi itu semua sudah terlambat, entah itu mode terlihat atau kamuflase sekalipun, nasib Kadaal sudah ditentukan.
Big Bro tersenyum dari balik maskernya yang sayangnya tidak bisa dilihat oleh Kadaal. Ia tersenyum karena melihat wajah terkejut milik Kadaal yang sudah pasrah dengan keadaannya.
"Yahoo …."
"Tidak mungkin …."
Sryiiingg… Craaassh…
Kepala Kadaal dengan cepat terpisah dari tubuhnya akibat tebasan Big Bro. Ia pun akhirnya jatuh ke tanah bersama Big Bro yang mendarat dengan sempurna.
Big Bro kemudian menghampiri kepala Kadaal yang sudah tanpa tubuh. Ternyata ia masih hidup dan masih bisa berbicara walaupun secara terbata-bata.
"Kalian tidak akan bisa menang … Zuriguri-sama akan …."
Sebelum sempat menyelesaikan kata-katanya, Kadaal pun menghembuskan nafas terakhirnya. Sementara Big Bro menaruh kembali pedangnya di dalam sarungnya. Ia mencoba melihat ke sekelilingnya yang masih di kelilingi oleh pepohonan.
"Sekarang aku harus berkumpul dengan yang lainnya. Lagipula sejak awal kenapa kita bisa terpisah, sih?"
Big Bro pun berjalan mengikuti instingnya tanpa tahu arah yang benar. Meskipun begitu, ia sudah mengalahkan lawannya dan tujuan utamanya saat ini adalah tidak tersesat.
Bersambung...