"Hehehe … sepertinya kau yang menjadi lawanku."
"Siapa kau?"
"Kanelu. Ingat itu baik-baik karena nama itulah yang akan membunuhmu!"
Manusia setengah binatang itu terlihat sangat percaya diri saat berdiri menghadapi Shota, sementara Shota sendiri memilih untuk diam dan memasang kuda-kuda.
"Hmm? Kau tidak bisa berkata apa-apa lagi?"
"Bukankah lebih baik kau buktikan saja daripada cuma bicara?" ucap Shota.
"Heh! Boleh juga kau manusia."
"Aku lihat kau itu juga manusia, apa aku salah?"
"Jangan samakan aku dengan kalian! Aku memiliki darah setengah serigala yang mengalir di dalam tubuhku. Aku adalah setengah serigala dan pastinya lebih kuat dari kalian!"
Shota hanya tersenyum tipis melihat kepercayaan diri dari Kanelu. Sebenarnya dirinya juga bukan seorang manusia biasa, ia disebut orang-orang sebagai ras Superian.
Ras Superian—bisa dibilang adalah manusia yang diberkahi kekuatan semenjak ia lahir. Kekuatannya bisa bermacam-macam dan kebanyakan berasal dari DNA orang tuanya, meskipun kadang ada yang berbeda dari milik orang tuanya.
Dan untuk kasus Shota, ia memiliki kekuatan berupa kemampuan elemen es.
Meskipun itu masih sangat beresiko bagi dirinya karena kekuatan es tersebut terlalu besar bagi dirinya hingga bisa menyebabkan hipotermia. Oleh karena itu ia berlatih keras untuk memperkuat dirinya agar bisa mengendalikan kekuatan esnya.
Kembali ke pertarungan yang belum dimulai saat ini, senyuman tipis Shota ternyata disadari oleh Kanelu yang membuatnya bertanya-tanya.
"Apanya yang lucu?"
"Tidak, entah kenapa kata-katamu membuatku tertawa. Aku jadi teringat sesuatu, biasanya orang yang banyak bicara adalah orang lemah," ejek Shota.
Mendengar ejekan dari Shota membuat telinga Kanelu panas dan tercipta urat di dahinya. Ia terlihat sangat marah ketika Shota berbicara merendahkannya.
"Ka-Kau … baiklah, jika kau sebegitu inginnya untuk mati. Aku akan membuat kematianmu menyakitkan!"
"Heh!"
"Grr …!"
Tapi Kanelu tidak main-main sekarang, ia dengan mudahnya terpancing amarah hanya dengan sedikit ejekan dari Shota. Tapi terimakasih karena itu, Kanelu mulai berubah menjadi wujudnya yang sebenarnya. Yaitu wujud serigalanya.
"Grr …. Kau akan menyesali ini!"
Kanelu melolong dengan keras sehingga menggetarkan pohon-pohon yang ada disekitarnya. Membuat burung-burung yang sedang bersantai di atas pohon ikut beterbangan karena takut.
Ia berubah menjadi wujud serigala dengan bulu berwarna abu-abu tapi memiliki warna putih tersendiri di bagian perutnya. Kanelu juga membesar dan menjadi dua kali tinggi tubuh Shota.
"Wow … kau punya wujud yang menakjubkan. Ini akan jadi latihan yang bagus," gumam Shota dengan sedikit seringai.
Swuushh…
Pembicaraan sudah selesai bagi mereka berdua dan saatnya bertarung. Kanelu berlari dengan keempat kakinya, melesat dengan cepat bagaikan hewan buas. Tapi ia tidak langsung menyerang Shota dari depan, melainkan memilih untuk mengitarinya terlebih dahulu agar membuatnya bingung.
Shota yang berada di tengah-tengah Kanelu berputar saat ini tidak bergerak dan masih mempertahankan kuda-kudanya. Ia hanya melirik ke kanan dan kiri sambil memperhatikan dari mana Kanelu mulai menyerang.
Duuukk…
Dan setelah beberapa saat berputar mengitari Shota, akhirnya Kanelu mulai menyerang. Ia dengan cepat menyerang tepat di depan wajah Shota, beruntung Shota masih bisa menahan dengan kedua tangannya.
"Hoo … kau bisa menahannya?"
Kanelu dan Shota saling berpegangan tangan dan mengunci satu sama lain agar lawannya tidak bisa bergerak, tapi Kanelu memiliki keunggulan dari segi cakarnya yang panjang dan bisa melukai tangan Shota.
"Hehe …."
"Cih!"
Shota mencoba menendang perut Kanelu, tapi masih bisa ditahan dengan lututnya. Shota benar-benar sedang dalam keadaan terkunci dan tidak bisa bergerak bahkan serangan tiba-tibanya juga tidak berhasil. Jadi ia menggunakan cara lainnya.
Syiiing…
"Apa?!"
Mata kiri Shota berubah menjadi hitam dan pupilnya berubah menjadi warna merah darah. Lalu juga terlihat urat-urat di sekitar matanya yang menanda kekuatan matanya.
Shota membuka portal dimensi dan mencoba memasukkan Kanelu ke dalam ruang dimensi tersebut. Tapi dengan cepat Kanelu melepas genggamannya dan menjauh dari Shota sehingga serangan dimensi Shota gagal.
"Apa yang kau lakukan?!" tanya Kanelu.
"Oh ini, hanya kekuatanku saja. Apa kau menyukainya?" ucap Shota sambil menunjukkan mata kirinya.
Sebagai seorang Superian, bukan hanya kekuatan es saja yang dimilik oleh Shota. Berkat kerja keras dan buah latihannya, ia mendapatkan kemampuan baru yang terdapat pada matanya.
Saat menggunakan kekuatannya matanya akan berubah menjadi berwarna hitam dan merah. Lalu ia bisa membuat sebuah portal dimensi yang bisa membuat seseorang atau benda masuk ke dalam dimensi buatan Shota. Dan ia menamakan
kemampuan matanya ini sebagai Kotoamatsukami.
Kanelu melihat kearah portal dimensi buatan Shota yang perlahan-lahan mulai menutup dan kemudian menghilang. Ia sempat melihat ke dalam portal dimensi itu, dengan langit berwarna hitam dan hamparan padang pasir berwarna abu-abu.
Setelah melihatnya, Kanelu bertanya kepada Shota tentang hal yang dilihatnya.
"Apa-apaan yang baru saja kulihat tadi? Kau mau mengurungku di dalam sana?"
"Itu adalah dimensi buatanku. Bagaimana? Bukan tempat yang buruk untuk menghabiskan sisa hidupmu, bukan?"
"Sialan!"
Kanelu kali ini lebih berhati-hati lagi dengan serangan Shota, karena tertangkap sekali saja tidak akan ada kesempatan untuk kabur baginya. Oleh karena itu kali ini Kanelu menjaga jaraknya dari Shota.
Tapi Shota tidak membiarkannya terlalu lama dan kali ini ialah yang mulai menyerang duluan. Shota menyerang secara langsung dan beradu pukulan dengan Kanelu.
Buuugghh…
Disela-sela adu pukulan itu, Shota kembali membuka portalnya dan membuat Kanelu harus mundur. Tapi itu hanyalah tipuan dan Shota berhasil mengarahkan pukulannya pada wajah Kanelu yang membuatnya terpental.
Tidak berhenti sampai disana, Shota kali ini dengan cepat membuka portal dimensinya dan ingin memasukkan Kanelu yang sedang terpental. Menyadari hal itu, Kanelu tidak diam saja dan mencoba untuk mengatur posisinya di udara sekaligus menghindari portal tadi.
Tapi itu terlalu terlambat bagi Kanelu, atau bisa dibilang hampir terlambat.
Craasshh…
Tangan kiri Kanelu menghilang bersamaan dengan portal dimensi yang ditutup oleh Shota, membuat darahnya tersemprot kemana-mana. Kanelu tidak berteriak atau reaksi berlebihan lainnya, ia hanya melihat ke arah tangannya yang sudah tersisa sampai sikut saja.
"Reaksimu lebih tenang dari yang kuduga," ucap Shota.
Blaaaaaarrr…
Ledakan aura terjadi pada tubuh Kanelu yang membuat Shota terkejut. Aura yang keluar dari dalam tubuh Kanelu juga secara mengejutkan berhasil menumbuhkan kembali tangannya yang telah hilang.
"Ba-bagaimana bisa?!"
Zwuusshh…
Kanelu tiba-tiba menghilang dari pijakan sebelumnya dan dari pandangan Shota. Ia mencarinya kemana-mana tapi tidak bisa menemukannya. Dan saat ia kembali menengok ke depan, Kanelu sudah berada di depannya dengan kecepatan tinggi, melebihi kecepatannya sebelumnya.
"Ap—?!"
Buaagghh…
Tanpa sempat menahan atau menghindar, Shota terkena pukulan telak di wajah oleh Kanelu. Ia terpental sangat jauh dan keadaannya sekarang seakan terbalik.
Swuushh… Buuaagghh… Buuugghh… Baaagghh…
Saat Shota masih terpental di udara, dengan kecepatannya Kanelu berhasil mengejarnya dan kembali memukulnya lagi. Ia memukulnya berkali-kali sampai Shota benar-benar bagaikan samsak yang beterbangan bagi Kanelu.
Dan setelah beberapa puluh pukulan akhirnya Kanelu berhenti memukul Shota dan membiarkannya jatuh ke tanah kali ini. Tapi ia tidak berhenti dan berjalan menghampiri Shota.
"Si-Sialan …," ucap Shota dengan penampilan kacau dan wajah yang babak belur.
"Kau membuatku benar-benar marah. Aku tidak menyangka manusia rendahan sepertimu akan memotong lenganku, tapi inilah akhirnya."
"Ti-Tidak ada pilihan lain …."
Shota mencoba berdiri meskipun dengan kepayahan dan mencoba memasang kuda-kudanya lagi, tapi itu tidak berhasil karena Kanelu lebih dahulu menghampirinya dan menarik kerah Shota dan mengangkatnya ke atas tinggi-tinggi.
"Apa yang akan kau lakukan? Kau sudah tamat sekarang."
"A—"
"Hmm?"
"Aku belum mem-memperkenalkan diri, kan …?" ucap Shota terbata-bata.
"… Na-namaku Shota. Ingat itu baik-baik."
"Kenapa tiba-tiba kau—?"
Kliink… Praank…
Tiba-tiba tangan Kanelu yang memegang kerah Shota membeku dan hancur menjadi berkeping-keping. Shota kemudian jatuh ke bawah sementara Kanelu mundur untuk waspada.
"Sebenarnya apa yang kau lakukan?!"
Meskipun tangannya membeku dan hancur, tapi Kanelu masih dapat
meregenerasinya dan kembali sembuh seperti semula.
Regenerasinya terlampau cepat sehingga merepotkan bagi Shota untuk mengalahkannya.
"Bukan cuma mataku yang punya kekuatan super, kau tahu."
Kliink… Kliink… Kliink…
Tercipta seekor naga es di belakang Shota yang seakan hidup dan mengelilingi Shota. Kanelu yang melihat itu terkejut tetapi juga waspada, kekuatan yang dikeluarkan oleh Shota kali ini berbeda dari yang sebelumnya.
"Ayo kita bertarung habis-habisan sekarang!" teriak Shota.
"Maju sini kau!"
Mereka berdua melesat satu sama lain dan mulai menyerang.
Dengan kemampuan es yang seharusnya bisa menjadi bumerang bagi Shota, tapi ia tidak memiliki pilihan lain saat ini. Ia terpaksa untuk menggunakannya.
Berkali-kali Shota terkena serangan dan terpental oleh Kanelu dan berkali-kali pula Kanelu membeku dan beregenerasi. Pertarungan mereka seakan menjadi pertarungan tanpa akhir dan terus menerus saling serang.
Beberapa belas menit kemudian, saat keduanya sudah kelelahan mereka beristirahat sebentar dan sedikit melakukan perbincangan.
"Hah … hah … hah … kau bertahan dengan cukup baik. Tapi sayangnya hasil pertarungan ini sudah terlihat jelas," ucap Kanelu.
Ia melihat tubuh Shota yang mulai termakan esnya sendiri dan sedikit demi sedikit mulai membeku. Tapi Shota tidak panik dan malah menunjukkan senyum percaya diri kepada Kanelu.
"Sebelum kau bicara, coba perhatikan sekitarmu dulu."
Kanelu bingung dengan senyuman yang masih bisa dikeluarkan oleh Shota padahal kondisinya sedang tidak menguntungkan baginya dan ia pun menuruti kata-kata Shota untuk melihat ke sekitarnya.
Dan Kanelu pun terkejut. Arena pertarungan mereka sudah berubah menjadi lahan es, mulai dari pepohonan, rumput, dan lainnya semuanya sudah membeku. Kanelu juga merasakan hawa dingin pada kakinya dan benar saja kedua kakinya sudah membeku.
"Pertarungan kita sepertinya telah merubah tempat ini jadi dingin. Tapi sayangnya untuk kali ini … dingin adalah temanku."
Kliink… Kliink… Kliink…
"Kau … apa yang—! Ja-jangan bilang …!"
Dengan suhu udara yang rendah di sekitar mereka berdua membuat proses pembekuan pada Kanelu menjadi lebih cepat dan beberapa detik kemudian seluruh tubuh Kanelu sudah membeku dan berhenti bergerak.
"Lalu gerakan terakhir …."
Slaash… Praankk…
Shota membelah kepala Kanelu yang membeku menjadi dua dan salah satu bagian yang terbelah jatuh ke tanah dan hancur sekaligus memastikan kalau Kanelu benar-benar sudah mati dan tidak bisa beregenerasi lagi.
"Hah … sudah selesai …."
Zruutt…
Shota membuka portal dimensinya lagi dan langsung berteleportasi menuju ke rumah sakit Java City. Selain dimensinya sendiri, Shota bisa melakukan teleportasi ke tempat yang sudah pernah ia kunjungi. Jadi ini memudahkannya untuk pergi dari satu tempat ke tempat lain.
"Hah … hah …."
Saat sampai di rumah sakit, ternyata Shota berteleportasi ke lorong rumah sakit. Ia mengeluarkan uap dari nafasnya menandakan kalau ia benar-benar kedinginan saat ini, sebagian tubuhnya juga sudah membeku.
Bruuukkk…
Ia pun ambruk ke lantai karena sudah tidak kuat menahan dingin yang ada pada tubuhnya. Beruntung saja ada seseorang yang lewat dan menghampiri Shota, seseorang yang dikenal olehnya. Dia adalah Fire God.
"Shota! Apa yang terjadi padamu?!" ucap Fire God.
"Ma-Mahesa …."
Mahesa melihat tubuh Shota yang mulai membeku dan tahu apa yang harus dilakukan olehnya. Ia menggunakan kekuatannya untuk menghangatkan tubuh Shota dan akhirnya berhasil menghindarkan Shota dari Hipotermia.
"Dengan begini kau sudah aman."
"Hehehe … padahal kau tidak ikut bertarung, tapi malah kau yang menyelamatkanku," ucap Shota.
"Jika kau berhasil kesini berarti kau menang, kan?"
"Ya begitulah."
"Sekarang istirahatlah dan kau bisa melaporkannya kepada Techno Man nanti."
"Aku mengerti."
Pertarungan Kanelu dan Shota pun berakhir untuk kemenangan Shota. Meskipun kemenangan itu hampir saja merebut nyawa Shota, tapi beruntung ada seseorang yang tidak terduga yang menyelamatkannya.
Bersambung....