Para Hero yang bertarung di Phantom Forest telah berhasil dikalahkan oleh para penduduk asli hutan dimana datang salah satu jenderal dari kerajaan hutan yang membuat mereka tidak memiliki pilihan lain selain menyerah dan bersedia untuk dibawa olehnya.
Leonardo, Silver Elf, Water Man, dan Dark Dimensional dimasukkan ke dalam sebuah kurungan oleh salah satu penduduk kerajaan hutan yang berbadan besar. Mereka diarak layaknya tahanan yang siap dihukum mati oleh kerajaan hutan.
Dark Dimensional dan Leonardo sedang dalam keadaan pingsan sementara Water Man dan Silver Elf masih baik-baik saja meski pun kelelahan. Mereka dikelilingi oleh para prajurit kerajaan hutan yang salah satunya adalah jenderal kerajaan hutan berjenis Elf.
Di samping kanan kiri mereka terdapat makhluk-makhluk aneh yang terlihat sangat marah kepada para Hero dan ingin menyerang mereka, tapi karena sedang berada di dalam kurungan, untuk sementara waktu mereka aman.
"Manusia-manusia tidak berguna!"
"Kalian akan merasakan akibatnya karena telah merusak Kerajaan Hutan!"
"Zuriguri-sama pasti akan memberikan hukuman yang berat pada kalian!"
Teriakan-teriakan dari para makhluk yang ada di samping kepada para Hero membuat mereka bingung tapi sekaligus juga heran. Mereka tahu kalau ada makhluk berakal selain manusia yang berada di Phantom Forest, tapi tidak menyangka kalau mereka akan sekuat dan sebanyak ini.
Water Man yang masih tidak mengerti dengan situasinya pun hanya bisa terdiam dan bertanya pada Silver Elf.
"Hey Silver Elf, siapa itu Zuriguri-sama?"
"Kalau tidak salah, dia adalah pemimpin dari Kerajaan Hutan ini."
"Pemimpin? Semacam raja begitu?"
"Ya bisa dibilang begitu. Aku pernah melihatnya saat aku masih kecil dulu, sebelum pindah ke Java City."
"Jadi mereka juga punya semacam sistem kerajaan begitu, ya?" gumam Water Man.
Setelah percakapan sebentar tadi, mereka kemudian sampai di depan sebuah pintu megah yang terbuat dari dua batu besar yang dipenuhi dengan lumut-lumut tapi seakan menjadi ornamen alami yang memperindah pintunya.
Para Hero kemudian dikeluarkan dari dalam kurungan tadi tapi borgol yang membelenggu tangan mereka di belakang masih tetap dipasang. Pasukan Kerajaan Hutan itu mendorong Water Man dan Silver Elf masuk ke dalam, sementara Dark Dimensional dan Leonardo yang pingsan dibawa oleh dua orang lainnya.
Di dalam kerajaan, bangunannya lebih megah lagi dan menunjukkan kekuasaan sang raja. Lalu di ujung ruangan terdapat sebuah singgasana raja yang terdapat sebuah makhluk sedang duduk di atas sana, menatap para Hero yang sedang dibawa mendekat kearahnya.
Setelah cukup dekat, Water Man dan Silver Elf dipaksa berlutut dengan kedua lututnya menghadap kepada penguasa Kerajaan Hutan, Zuriguri. Sementara dua Hero yang pingsan hanya dijatuhkan begitu saja di samping mereka berdua.
Makhluk yang duduk di singgasana raja itu, memasang tatapan tajam sekaligus bosan kepada para Hero. Tapi mereka bisa merasakan aura mengintimidasi yang biasa dikeluarkan dari seorang monster di dalam diri Zuriguri.
Beruang putih kekar setinggi dua meter itu, dengan kain yang menutupi bagian tubuh bawah sampai kakinya bagaikan celana dan bekas luka yang tidak terhitung banyaknya di tubuhnya menunjukkan kalau ia adalah seorang petarung sejati.
Kaylee juga ikut berlutut dan menunduk tanda hormat kepada Zuriguri-sama. Ia datang untuk membawa ancaman sekaligus melaporkan apa yang telah mereka lakukan.
"Zuriguri-sama, saya telah kembali."
"Bagus sekali, Kaylee. Aku dengar banyak Forest Guardian yang mati dalam pertarungan, kelihatannya mereka adalah pelakunya, ya?"
Makhluk Elf itu ternyata bernama Kaylee dan kedatangannya adalah atas perintah dari Zuriguri-sama.
"Benar, mereka mencoba untuk merusak hutan dan membunuh Forest Guardian."
"Wah, wah, wah, sepertinya kita kedatangan tamu tak diundang."
Dari belakang Water Man tiba-tiba muncul seekor manusia kadal yang seakan muncul dari dimensi lain. Bahkan Water Man tidak tahu kalau ada manusia kadal itu sampai ia menyentuhnya dan menampakkan wujudnya. Mata Water Man sedikit melebar karena kaget dengan keberadaan manusia kadal itu.
"Menjauh dari mereka, Kadaal. Aku yang menangkap mereka semua jadi kau tidak boleh menyentuh mereka," ucap Kaylee.
"Hehehe … kau bisa membuatku melakukannya?" tanya Kadaal.
Kaylee mengeluarkan kedua pedang rapier miliknya karena merasa ditantang oleh Kadaal. Tapi sebelum mereka berdua melakukan pertarungan lebih lanjut, Zuriguri menghentikan pertengkaran mereka.
"Kau …!"
"Sudah cukup!"
Aura besar yang mengintimidasi keluar dari tubuh Zuriguri dan memenuhi ruangan singgasana ini yang membuat mereka semua terdiam. Termasuk juga Water Man dan Silver Elf yang ikut merasakannya.
Dalam hati Water Man ia sangat tidak ingin untuk bertarung melawannya saat ini pikirnya. Jika ia melakukan hal yang tidak perlu sedikit saja, mungkin nyawanya sudah hilang sebelum ia menyadarinya.
"Tidak perlu bertengkar hanya untuk hal sepele, kita masih punya hal yang lebih penting saat ini," ucap Zuriguri.
"Maafkan saya, Zuriguri-sama," ucap Kaylee dan Kadaal bersamaan sambil berlutut.
"Sekarang aku akan memutuskan nasib kalian berempat, apakah kalian harus mati atau tidak."
"Tunggu sebentar, Zuriguri-sama!"
"Hn?"
Tiba-tiba Silver Elf membuka mulutnya untuk berbicara dengan Zuriguri. Water Man yang melihatnya tidak bisa melakukan apa-apa karena dia tahu bahaya yang akan menantinya, tapi Silver Elf dengan mudahnya meninggikan suaranya di depan makhluk seperti ini.
"Saya punya alasan kenapa saya melakukan hal ini," lanjut Silver Elf.
Kaylee, Kadaal, dan prajurit Kerajaan Hutan lainnya terkejut mendengar Silver Elf yang berbicara kepada Zuriguri seperti itu. Mereka tentu saja marah dan tidak tahan ingin menutup mulut Silver Elf.
"Kau! Berani-beraninya berbicara dengan Zuriguri-sama! Aku akan—"
"Tunggu, Kaylee."
Ucapan Kaylee dihentikan oleh Zuriguri yang penasaran dengan apa yang akan dikatakan oleh Silver Elf. Meskipun Kaylee sudah marah besar, tapi ia bisa menahannya berkat Zuriguri yang menenangkannya.
"Aku ingin dengar kau berbicara. Cepat bicaralah."
"Silver Elf, apa yang kau lakukan? Kau mau membuat kita semua terbunuh?"
Water Man berbisik teriak kepada Silver Elf karena apa yang telah dibuatnya. Tapi Silver Elf menghiraukan Water Man dan tetap fokus pada rencananya yang bisa dibilang nekat.
"Terima kasih, Zuriguri-sama. Saya tahu alasan kenapa manusia melakukan hal ini kepada Phantom Forest. Sebenarnya mereka ingin melakukan kerja sama dengan pihak Kerajaan Hutan, tapi mereka terlihat seperti merusak hutan karena mereka tidak tahu cara yang tepat untuk berkomunikasi dengan anda, Zuriguri-sama."
"Hoo … jadi kau ingin bilang kalau manusia ingin bekerja sama denganku?"
"Benar."
Suasana hening terjadi sesaat setelah Silver Elf berbicara dengan Zuriguri. Sementara itu Raja dari Kerajaan Hutan itu sedang berpikir apakah yang dikatakan oleh Silver Elf itu benar atau tidak.
Tapi tiba-tiba dari salah satu barisan para penduduk yang sedang menonton di belakang mereka berteriak menolak ucapan Silver Elf.
"Jangan percaya mereka, Zuriguri-sama!"
"Benar! Dia adalah seorang Elf penghianat yang membela manusia! Ia tidak punya hak di depan anda!"
"Dia benar! Kami dari bangsa Elf menolak untuk percaya kepadanya!"
Suasana langsung ramai dan ricuh ketika salah satu dari bangsa Elf memanasi yang lainnya. Tapi kembali Zuriguri berhasil menenangkan suasana dengan kekuasaannya yang mutlak di Kerajaan Hutan ini.
"Suaramu sudah tidak diterima disini, wahai Elf. Kau sudah berpihak pada manusia dan otomatis kau adalah seorang pengkhianat."
"Tidak, tapi aku—!"
Sebelum Silver Elf mulai berbicara lagi, tiba-tiba sebuah pedang rapier menempel di lehernya. Kaylee kemudian mengangkat dagu Silver Elf dengan menggunakan pedangnya.
"Tutup mulutmu, pengkhianat. Seharusnya aku membunuhmu agar kau tidak menjadi aib bagi bangsa Elf, tapi Zuriguri-sama masih membiarkanmu hidup. Berterima kasihlah padanya."
"Bawa mereka ke penjara."
"Baik!"
Keempat Hero itu pun dibawa oleh penjaga kerajaan ke dalam sel tahanan. Karena pengadilan sudah selesai, para prajurit dan penduduk hutan pun pergi dari ruangan singgasana. Tapi meski begitu, Kadaal dan Kaylee masih belum pergi dari sana karena masih ada yang ingin mereka bicarakan.
"Jadi apa kita akan menyerang mereka balik, Zuriguri-sama?" tanya Kadaal.
"Iya, tapi kita perlu menunggu para Jenderal lainnya untuk berkumpul."
"Anda tidak perlu repot-repot menunggu, Zuriguri-sama."
Tiba-tiba ada seseorang yang menjawab dari balik pintu. Sosok itupun masuk ke dalam ruangan singgasana Zuriguri-sama. Tidak hanya satu, tapi ada dua makhluk sekaligus.
"Kami siap melayani Anda kapanpun, Zuriguri-sama."
Makhluk yang pertama adalah Kanelu. Dia terlihat paling normal selain Kaylee karena wujud manusianya, tapi ia memiliki rambut yang lebih banyak di bagian lengan dan jambangnya yang menyatu. Rambut berwarna abu-abu itu sangat banyak karena ia adalah seorang Werewolf.
"Itu benar, Zuriguri-sama."
Lalu makhluk lainnya adalah Tarantula. Ia adalah seekor serangga besar dengan empat kaki serangga dan badan layaknya semut dengan ukuran manusia dewasa. Ia membawa sebuah busur panah di tubuhnya menunjukkan kalau itu adalah senjata utamanya.
"Dimana Immanuel berada?" tanya Zuriguri.
"Sepertinya ia masih berada di dalam guanya, sulit untuk membujuknya keluar bahkan untuk hal-hal penting seperti ini, Zuriguri-sama."
"Apa aku perlu memaksanya kesini?" tanya Kaylee.
"Tidak, tidak perlu. Kalian berempat saja sudah cukup. Aku berencana untuk menyerang balik tempat tinggal manusia itu, apa kalian keberatan?"
"Tidak sama sekali."
"Dengan senang hati saya akan melakukannya."
"Ini akan menyenangkan."
"Tentu saja tidak, Zuriguri-sama."
Tidak ada satupun yang menolak untuk menyerang balik kota Java City. Karena mereka merasa kalau manusia telah menghancurkan rumah mereka, jadi mereka berhak membalas apa yang dilakukan oleh manusia.
"Bagus. Kita akan mulai menyerang mereka pada Minggu depan!"
"Baik!" ucap semuanya berbarengan.
Dengan begitu rencana telah dibuat oleh pihak Kerajaan Hutan. Sementara dari pihak manusia, mereka juga tidak kalah siapnya dengan Kerajaan Hutan. Dipimpin oleh Techno Man, Hero-Hero terpilih akan maju ke medan pertempuran. Dan kali ini, tempatnya adalah di Java City dan Phantom Forest.