Kedatangan Raven X, Silver Elf, dan Leonardo Zephyrus membuat Water Man dan Dark Dimensional menjadi sedikit lebih tenang. Mereka berdua bahkan jatuh terduduk secara bersamaan karena saking leganya. Melihat perilaku mereka berdua membuat Raven X mengatakan sesuatu.
"Kalian istirahat saja dulu, biar kami yang akan mengurus sisanya disini."
"Istirahat?"
"Siapa?"
Water Man dan Dark Dimensional memandang satu sama lain dan setelah itu tersenyum bersamaan. Padahal baru saja mereka duduk tadi, tapi kemudian sudah berdiri lagi dan berjalan sampai sejajar dengan yang lainnya.
"Istirahatku sudah cukup tadi, sekarang aku akan ikut kalian menyerang," ucap Water Man.
"Benar sekali!" balas Dark Dimensional.
"Jangan memaksakan diri. Aku tahu kalian lelah," ucap Leonardo.
"Jika kalian terluka, nanti kami juga yang repot tahu," lanjut Silver Elf.
"Tenang saja, hal itu tidak akan terjadi."
Raven X hanya bisa menghela nafas pasrah. Ia yakin kalau kepala mereka berdua itu sekeras batu, jadi mau di nasihati seperti apapun juga tidak akan mempan. Jadi ia pun membiarkan mereka berdua untuk ikut bertarung.
"Hah … baiklah kalau begitu, ayo kita serang!"
Setelah mendengar aba-aba dari Raven X, Leonardo langsung melesat menuju ke tengah-tengah monster akar pohon itu dan dari dalam tubuhnya keluar sebuah aura besar berwarna hitam yang membuat monster-monster itu tertarik kepada Leonardo.
"Maju kalian semua!"
"Basmi perusak hutan. Hancurkan sampai tidak tersisa."
Kata-kata itu menggema di sekitar mereka karena monster akar pohon itu mengucapkannya berulang-ulang kali dan secara bersamaan. Tapi saat mereka mendekati Leonardo dan menyerangnya, tiba-tiba pedang yang mereka pakai untuk menyerang patah dan serangan mereka tidak menghasilkan apa-apa.
Kraakk…
"…??"
Dan aura hitam yang keluar dari tubuh Leonardo masuk ke dalam tubuh monster akar pohon itu. Seketika cahaya biru yang menjadi nyawa bagi mereka pun menghilang bersamaan dengan aura hitam milik Leonardo keluar lagi dan monster akar tanpa nyawa itu pun ambruk ke tanah.
Leonardo terus melakukan hal yang sama dan hampir setengah dari monster akar pohon itu ambruk ke tanah. Hero yang lain selain Silver Elf pun kebingungan dengan apa yang dilakukan oleh Leonardo dan belum berani mendekat atau mengambil tindakan lebih lanjut.
"Apa yang sebenarnya ia lakukan?" tanya Water Man.
"Itu adalah kemampuan Leonardo, namanya adalah Twilight."
"Ee?"
"Makhluk hidup yang berada di dekatnya akan terserap energi kehidupannya dan membuat mereka mati seketika. Sayangnya kita tidak bertarung pada malam hari, karena pada siang hari kemampuannya akan menurun drastis," jelas Silver Elf.
"Dia … sangat berbahaya."
Mendengar penjelasan dari Silver Elf membuat yang lainnya sedikit terkejut. Kemampuannya yang dimiliki oleh Leonardo sangat berbahaya karena bersifat area dan dapat mengenai siapa saja baik teman maupun musuh. Tapi tiba-tiba, Silver Elf menambahkan lagi penjelasannya.
"Meskipun kekuatannya menakutkan, tapi ada satu kekurangan yang membuatnya membutuhkan bantuan orang lain."
"Hn?"
Hero yang lain masih bingung dengan penjelasan lanjutan dari Silver Elf. Tapi perhatian mereka berganti karena mendengar teriakan keras dari Leonardo.
"AaaArrghh …!!"
"Apa yang terjadi?!" tanya Raven X.
"Kemampuannya sudah mencapai batasnya! Aku harus segera kesana!"
"Tunggu, Silver Elf!"
Tanpa menghiraukan peringatan yang lainnya, Silver Elf langsung melesat menuju ke kerumunan monster akar itu dan membawa Leonardo yang sedang berteriak kesakitan menuju ke kerumunan Hero yang lain.
Dan setelah dirasa aman, Silver Elf pun membaringkan Leonardo di atas tanah lalu berbicara secara perlahan.
"Tunggu sebentar, aku akan segera menyerap semuanya keluar."
Sryiiingg…
Aura hitam yang keluar dari tubuh Leonardo diserap oleh Silver Elf dan berubah menjadi warna putih seakan dinetralisir olehnya. Setelah Silver Elf menyerap aura hitam tadi cukup banyak, barulah Leonardo bisa berdiri dan berhenti berteriak kesakitan.
"Maafkan aku, aku menyerap terlalu banyak."
"Sudah tahu ini siang, masih ceroboh seperti biasanya," omel Silver Elf.
Raven X yang melihat kalau monster akar itu datang ke arah mereka kemudian fokus dan mulai menyerangnya.
"Water Man dan Dark Dimensional! Cepat bantu aku jika kalian bisa bertarung!"
Water Man dan Dark Dimensional langsung bersiaga dan memasang wajah seriusnya lagi dan mulai menyerang monster akar itu.
Water Man melesat ke salah satu monster akar tadi dan disadari oleh musuhnya. Monster itu menghunuskan pedangnya kearah leher Water Man, tapi sayangnya itu tidak bekerja karena pedang itu melewati leher Water Man begitu saja dan basah seperti telah menebas air.
"Pedang tidak mempan melawanku!"
Bluub… Bluub… Kraaakk…
Water Man kemudian mengangkat monster akar tinggi-tinggi ke langit dan menariknya paksa dari lima arah yang berbeda sehingga tubuhnya terpisah menjadi enam bagian dan mati seketika.
Sementara Dark Dimensional sedang dikepung oleh tiga monster akar sekaligus. Bekas pertarungan sebelumnya benar-benar membuat dirinya kelelahan, tapi itu tidak menurunkan semangatnya sama sekali.
"Kali ini sepertinya aku harus bermain pintar," gumam Dark Dimensional.
Salah satu monster akar itu mencoba menusuk dada Dark Dimensional secara langsung, tapi sebelum ia berhasil melakukannya, Dark Dimensional terlebih dahulu membuat dua buah lubang dimensi yang terhubung satu sama lain.
Saat pedang itu menusuk masuk satu lubang dimensi, ujung pedang yang sama kemudian keluar dari lubang yang berbeda namun berlainan arah, ujung pedang itu malah mengarah ke kepala monster akar itu sendiri dan akhirnya terkena serangannya sendiri.
Kraakk…
Lalu pada pertarungan Raven X saat ini ia sedang menghindari setiap serangan yang dilancarkan oleh monster akar. Gerakannya yang lincah membuatnya dapat dengan mudah menghindari setiap serangan dan sekaligus kembali menyerang.
Ia mengeluarkan sebuah shuriken yang terkandung bubuk mesiu di dalamnya, sehingga saat terkena sedikit saja gesekan maka ia akan meledak dengan mudah.
"Meledak!"
Duaaarrrr… Duaaarrrr…
Ledakan itu memberikan dampak yang cukup besar dan membunuh hampir semua monster akar yang ada di daerah ledakannya. Tidak hanya shuriken itu saja, tapi Raven X juga memakai tanto alias pedang kecil yang biasa dipakai para ninja untuk bertarung.
Lalu Silver Elf dan Leonardo pun juga tidak tinggal diam. Dengan kekuatan mereka yang berbeda namun saling melengkapi, mereka mulai menyerang monster akar yang jumlahnya seperti tidak ada habisnya.
Kelima Hero itu berjuang bersama-sama dalam menghadapi monster-monster yang bisa jadi akan menghancurkan kota. Tapi mereka tidak tahu kalau sebenarnya ada yang sesuatu yang sedang mengintai mereka jauh di dalam hutan.
"Manusia-manusia itu … aku akan menghabisi mereka sekarang juga!"
"Tunggu! Ada satu yang bukan manusia. Dia Elf?!"
"Ada Elf yang memihak kepada manusia?! Ini benar-benar keterlaluan! Elf itu harus mati!"
"Kita tunggu sampai mereka kelelahan, setelah itu baru kita keluar."
"Aku mengerti."
Terdengar percakapan dari dalam hutan oleh makhluk yang bukan manusia, tapi yang pasti mereka lebih kuat dari monster akar yang kelima Hero itu lawan.
**
Sementara itu di perbatasan Phantom Forest dan Java City, ada seseorang yang masih belum pergi menjauh dari sana meskipun sudah diberikan peringatan berbahaya sebelumnya. Dia adalah Agent Rich. Ia masih belum pergi karena masih ada beberapa urusan yang belum diselesaikan olehnya.
Saat ia sedang menunggu disana, tiba-tiba datang seorang Agent Level 3 yang menghadap ke Agent Rich.
"Agent Rich! Tiga Hero bantuan telah datang membantu Dark Dimensional dan Water Man."
"Bagus, siapa saja Hero-Hero itu?"
"Dia adalah Raven X, Silver Elf, dan Leonardo Zephyrus."
"Hmm … yang datang lumayan juga, tapi aku yakin kalau mereka saja masih belum cukup. Hei, kau!"
"Iya, Pak!"
"Perintahkan kepada Agent lain untuk membentuk barisan pertahanan disekitar jalan masuk Phantom Forest. Ini adalah tindakan antisipasi jika keadaannya semakin memburuk nantinya," jelas Agent Rich.
"Baik, Pak!"
Agent itu pun pergi untuk melaksanakan tugas yang diperintahkan Agent Rich. Sementara Agent Rich hanya diam saja disini dan kembali melihat kearah jalan masuk Phantom Forest.
"Para Hero itu …. Ya sudahlah."
**
Kembali ke pertarungan Water Man dan yang lainnya, ini sudah dua jam pertarungan mereka berlangsung dan pertarungan masih belum menunjukkan kalau hal itu akan berhenti.
Tumpukan mayat monster akar pohon sudah hampir menutupi semua daerah tanah di tempat mereka bertarung. Tapi tetap saja mereka terus berdatangan seolah membuat para Hero itu harus terus bertarung melawannya.
Raven X masih terus menghindari serangan-serangan mereka dan menangkis semua serangannya dengan tanto miliknya. Tapi kelelahan setelah dua jam bertarung tidak bisa ditutupi begitu saja. Saat Raven X mendarat di tanah, ia tidak sengaja menginjak salah satu mayat akar pohon dan membuatnya kehilangan keseimbangan.
"Gawat!"
Bruukk…
Tanto yang ada di genggamannya juga ikut terlepas karena Raven X sudah mulai melemah. Meskipun begitu, para monster akar itu tidak memberikan mereka banyak kesempatan untuk beristirahat sama sekali. Bahkan saat Raven X terjatuh, monster akar itu tidak mau menyia-nyiakan kesempatan dan langsung menyerang Raven X.
Untung saja ia masih bisa menghindarinya dan ia memilih bersembunyi di balik pohon terlebih dahulu. Sambil memegangi luka di bagian lengannya, Raven X mencoba memperhatikan situasi terlebih dahulu.
"Sial! Mereka terus saja bermunculan! Sebenarnya apa yang seharusnya kulakukan?!"
Saat Raven X sedang mengoceh sendiri dan berpikir, tiba-tiba ia melihat sebuah siluet seseorang yang bergerak sangat cepat. Raven X mencoba memperhatikannya lebih jelas lagi dan siluet itu dengan jelas berbentuk seperti kepala seseorang.
"Ada orang disana?!"
Saat Raven X menyadari keberadaannya, siluet itu langsung kabur dan pergi menjauh. Raven X pun kemudian berlari mengikutinya.
"Hei tunggu!"
Sementara Hero lainnya masih terus bertarung melawan monster akar yang seakan tidak ada habisnya. Tapi kondisi para Hero sudah sangat kacau, mereka bertarung dua jam tanpa henti yang tentu saja sangat menguras tenaga mereka.
"Ba-bagaimana ini? Aku sudah tidak kuat lagi," tanya Water Man.
"Aku setuju, untuk sekarang kita harus mundur terlebih dahulu. Mereka ini tidak ada habisnya, kita harus meminta bantuan Hero yang lain dari S.E.I.D."
Leonardo pun menyetujui rencana Water Man untuk mundur terlebih dahulu, Silver Elf juga mengangguk tanda ia setuju. Sementara Dark Dimensional yang masih terus menyerang tidak mendengarkan percakapan mereka bertiga.
Sraakk…
Tapi sebelum yang lain memberitahu rencana mereka, Dark Dimensional yang sudah kelelahan terkena serangan yang cukup fatal di daerah dadanya akibat tebasan pedang dari salah satu monster akar.
"AargGhh …!!"
Saat yang lain ingin menolong Dark Dimensional, tiba-tiba ada sesosok monster yang datang menghalangi mereka bertiga untuk sampai ke Dark Dimensional yang sedang tersungkur kesakitan.
Makhluk itu memiliki tubuh humanoid dengan gender wanita. Dengan tubuh ramping dan jalannya yang elegan, tapi dengan kulit putih dan telinga runcing sama dengan Silver Elf menunjukkan kalau mereka berasal dari ras yang sama. Elf itu membawa dua buah pedang rapier yang ia bawa di kedua genggamannya, menghadang para Hero.
"Siapa kau?!" teriak Leonardo.
"Telinganya …."
Silver Elf yang sadar kalau telinga milik makhluk itu mirip dengan dirinya hanya bisa terdiam.
"Hmm … jadi ada Elf juga diantara para manusia? Suatu kombinasi yang mengejutkan … dan juga menjijikkan."
Makhluk itu menunjukkan ekspresi jijik dan merendahkan kepada Silver Elf karena tahu kalau ia berdua berasal dari spesies yang sama.
"Kalian lebih baik menyerah secara damai atau aku akan menggunakan kekerasan," ucap makhluk itu tenang.
"Tidak mungkin kami akan menyerah begitu saja! Kami akan—!!"
Sebelum Water Man sempat menyelesaikan kata-katanya, makhluk itu melesat dengan cepat dan kecepatannya bahkan tidak bisa diikuti oleh mata mereka bertiga. Tanpa mereka sadari, salah satu pedang rapier telah menusuk dada Water Man, beruntung ia bisa merubah tubuhnya menjadi air dan pedang itu tidak melukainya sama sekali.
"Aku sangat tidak suka orang berisik sepertimu, tapi kau punya kemampuan yang merepotkan."
Mata ketiga Hero itu masih melebar ketika makhluk itu sudah kembali ke depan Dark Dimensional lagi. Ia sepertinya merubah rencananya dan sudah ancang-ancang untuk menusuk kepala Dark Dimensional.
"Bagaimana kalau seperti ini? Kalian semua memilih menyerah atau teman kalian mati?"
Suasana hening menyerang mereka semua dan ketiga Hero itu dihadapkan dengan pilihan yang sulit. Tapi dalam kebingungan itu, Silver Elf kemudian membuka mulutnya.
"Baiklah, kalian boleh menahan kami."
"Silver Elf?!"
"Kita tidak punya banyak pilihan saat ini, apa kau tidak lihat kecepatannya tadi?"
Water Man kemudian menyadari kalau dengan kondisi mereka yang sekarang, lawan yang ada di hadapannya bukanlah tandingan bagi mereka. Jadi ini adalah pilihan paling tepat.
"Cih!"
"Pilihan yang bijak."
Lalu keempat Hero itu pun ditahan oleh Kerajaan Hutan dan dibawa menuju ke hadapan raja mereka, meninggalkan area pertarungan yang penuh dengan mayat monster akar.
Bersambung...