"Apakah dia sudah mati?" tanya Water Man
"Mana kutahu."
Meskipun sempat ragu apakah serangan Dark Dimensional berhasil atau tidak, tapi akhirnya mereka sadar kalau serangan tadi belumlah cukup. Gundukan batu tadi tiba-tiba bergerak dan dari dalam keluar makhluk tadi.
Sesosok makhluk dengan bentuk humanoid yang terbuat dari akar pohon. Layaknya armor ksatria yang menjadi penjaga bagi Phantom Forest, ia membawa sebuah pedang di tangannya yang terbuat dari akar pohon tajam nan keras. Di bilahnya telah terdapat darah kering bekas para pekerja tadi.
Selain itu di dadanya yang tidak tertutup sempurna terdapat cahaya biru yang terlihat menyala setiap saat bagaikan nyawa bagi dirinya.
Makhluk itu kemudian keluar dari tumpukan batu milik Dark Dimensional dan kemudian berjalan mendekati mereka berdua.
"Pengganggu hutan. Musnahkan. Jangan sampai tersisa."
"Ternyata dia cukup tangguh juga. Dark Dimensional, bisa kau bantu aku untuk sesuatu?" tanya Water Man.
"Apa yang mau kau lakukan?"
"Sudahlah dengarkan saja sini."
Mereka berdua kemudian merencanakan sesuatu yang akan digunakan untuk mengalahkan makhluk ini. Dan setelah beberapa saat berdiskusi, akhirnya mereka selesai dan sudah siap untuk menyerang.
"Kau siap?" tanya Dark Dimensional.
"Kapanpun kau siap."
Sementara itu makhluk hutan tadi masih berjalan mendekat ke arah mereka berdua dengan langkah beratnya, tanpa mengetahui rencana apa yang sedang dilakukan oleh Dark Dimensional dan Water Man.
Ia terus berjalan dan pada saat satu langkahnya yang sudah mendekati mereka berdua, kakinya terjebak masuk ke dalam tanah basah dan membuatnya tidak bisa keluar.
Bluub... Bluub...
Ia mencoba berontak untuk keluar dari tanah basah dan lembut yang membuatnya terjebak, tapi mereka berdua tidak sebaik itu untuk menunggu dia lolos.
"Sekarang!" teriak Water Man.
Zruut... Zruut...
Setelah Water Man meneriakkan aba-abanya, Dark Dimensional kemudian membuat dua buah lubang dimensi yang terhubung satu sama lain. Salah satu lubang itu berada di atas kepala makhluk itu dan satu lagi berada di depan Dark Dimensional.
Ia kemudian menggerakkan lubang dimensi yang berada di atas kepala makhluk itu sampai masuk ke dalam kepalanya sampai ke lehernya. Dan muncullah kepala makhluk itu di lubang lainnya di depan Dark Dimensional.
"Pengganggu hutan. Hancurkan!"
"Masih bisa bicara begitu?"
Kraakh...
Setelah kata-kata itu, Dark Dimensional kemudian menutup kedua lubang dimensi miliknya yang membuat kepala makhluk itu terbelah dan jatuh di depan Dark Dimensional, tubuhnya yang sudah tidak berkepala pun juga ikut ambruk ke tanah.
Cahaya biru yang ada di dadanya perlahan menghilang bersama dengan cahaya yang ada di kepalanya, menandakan kalau makhluk itu benar-benar sudah mati.
"Yap, kurasa dia sudah mati," ucap Water Man.
"Hehe ... tentu saja itu berkat kekuatanku."
"Ya, ya, ya, terserah kau saja."
Kedua Hero itu saling melontarkan senyum dan bercanda saat sudah mengalahkan makhluk akar itu. Dan Agent Rich yang melihat di belakangnya hanya bisa tersenyum dan tidak berbicara apa-apa.
Tapi rasa santai mereka tidak berlangsung begitu lama karena dari balik pohon muncul lebih banyak lagi makhluk akar yang sama seperti tadi. Jumlahnya melebihi 50 puluh lebih yang tentunya akan menjadi masalah.
"Pengganggu hutan. Harus dimusnahkan!"
Kata-kata itu menggema dan digaungkan secara bersamaan oleh mereka layaknya robot yang dibuat hanya untuk melakukan pekerjaan itu.
"Oi, kau bercanda, kan?"
"Ini sih diluar kemampuan kita."
Water Man dan Dark Dimensional hanya bisa bersiaga dan mencoba menahan sebisa mereka sampai pasukan bantuan datang.
Sementara itu, mereka menyuruh Agent Rich untuk menjauh dari sini.
"Agent Rich, lebih baik kau menjauh jika tidak ingin terluka," ucap Dark Dimensional.
"Aku mengerti, aku akan segera memanggil bantuan untuk menolong kalian."
"Lakukan dengan cepat!"
Setelah itu Agent Rich pun pergi meninggalkan dua Hero yang tidak tahu apakah mereka bisa menahan makhluk sebanyak itu atau tidak.
**
*S.E.I.D Headquarters, 14.12*
Sementara itu di dalam markas utama S.E.I.D seorang Agent level 2 berjalan dengan cepat menuju ke ruangan Agent Peterson. Ia terlihat sangat panik dan terburu-buru seperti ada sesuatu yang serius sedang terjadi.
"Agent Peterson! Serangan terjadi di daerah proyek ekspansi Java City di Phantom Forest!" ucap Agent level 2 itu.
"Serangan monster? Seingatku Agent Rich membawa dua Hero bersama dengannya, aku rasa itu bukanlah hal yang perlu dicemaskan."
"Tapi tadi Agent Rich menghubungiku …."
"Agent Rich?"
"… Benar, ia bilang kalau monster yang menyerangnya saat ini berjumlah lebih dari 20 lebih monster. dua Hero itu saja tidak cukup untuk mengalahkan mereka semua," lanjutnya.
"Kita butuh bala bantuan secepatnya, ya?"
Agent Peterson sempat terdiam dan berpikir sejenak, apakah ada Hero yang bisa ia kirimkan untuk bala bantuan kesana, tapi yang terpikirkan saat ini olehnya hanyalah Hero yang pernah melawan Lord Irits saja, itu pun beberapa dari mereka ada yang tidak bisa ikut karena berbagai macam alasan.
Saat Agent Peterson sedang kebingungan, tiba-tiba tiga orang datang ke ruangan Agent Peterson.
"Aku dengar kalian sedang membutuhkan bantuan?"
Tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu, mereka bertiga sudah ada di depan pintu ruangan Agent Peterson dan sepertinya menguping pembicaraannya.
Orang yang bertanya tadi adalah seorang Hero yang memiliki penampilan seperti seorang ninja, dengan rambut pirang dan mata birunya ditambah dengan bekas luka berbentuk 'X' yang membuatnya terlihat menjadi lebih sangar. Ia adalah Raven X.
Sementara dua orang lainnya memiliki penampilan yang tidak kalah menariknya dari Raven X. Salah satunya bernama Leonardo Zephyrus atau dikenal dengan nama Hero Dark Demon.
Sementara yang satunya lagi bernama Silver Elf. Nama yang ia miliki bukanlah melebih-lebihkan atau semacamnya, perempuan ini benar-benar seorang ras Elf yang identik dengan rambut berwarna peraknya. Ia juga bekerja sebagai Hero sekaligus rekan Dark Demon.
Melihat ketiga Hero itu membuat Agent Peterson bertanya-tanya dan sedikit kebingungan.
"Apa yang kalian lakukan disini?" tanya Agent Peterson.
"Sebenarnya tadi aku datang untuk mengambil gajiku, tapi tidak sengaja aku mendengar pembicaraan kalian. Aku tanya sekali lagi, sedang terjadi pertempuran di daerah Phantom Forest, kan?" tanya Raven X.
"Ya, benar sekali."
"Biarkan aku pergi kesana, ambil gajinya akan kulakukan nanti sekaligus tambahan atas pekerjaan ini."
"Jangan lupakan kami berdua."
"Benar, kami berdua juga akan ikut membantu."
Kegigihan mereka bertiga entah kenapa sedikit membuat Agent Peterson tenang. Ia tidak perlu khawatir untuk memakai jasa Hero yang kemarin mengalahkan Lord Irits.
Ia kemudian menengok ke arah Agent Level 2 yang tadi panik, tapi sekarang wajahnya terlihat lebih tenang dan hanya mengangguk setuju untuk melepaskan kepergian mereka.
"Baiklah, kalian boleh pergi kesana sekarang."
Senyuman terpancar di wajah mereka bertiga ketika mendengar jawaban dari Agent Peterson. "Kami pergi dulu." Mereka pun langsung melesat dan pergi dari ruangan Agent Peterson.
"Dengan begini, aku bisa lebih santai sekarang."
"Kurasa jangan dulu, Peterson."
Saat Agent Peterson ingin kembali duduk di kursi putarnya, tiba-tiba ada lagi orang yang masuk tanpa permisi ke ruangannya. Ia adalah salah satu dari orang yang bertarung melawan Lord Irits pada tempo hari, yaitu Yohan atau Technoman.
"Yohan?! Kau sedang luang saat ini?"
"Ya begitulah, aku hanya ingin mampir sambil membicarakan beberapa hal saja denganmu."
"Aku mengerti."
Agent Peterson kemudian menengok ke arah Agent Level 2 yang masih berada disini dari tadi. Seakan mengerti akan isyarat dari Agent Peterson, Agent Level 2 itu pun kemudian pergi dari ruangannya.
"Jadi, apa yang ingin kau bicarakan?"
"Aku sudah dengar soal insiden yang terjadi di Phantom Forest, dan aku merasa ada yang janggal disana."
"Apa maksudmu?"
"Seperti ada seseorang yang mempermainkan kita saat ini, membuat kita bertarung melawan makhluk-makhluk itu dan membunuhnya."
"Jadi kau berpikir kalau ada sesuatu yang aneh dari proyek ekspansi Java City ini?"
"Aku pikir begitu."
Agent Peterson masih belum mengerti dengan apa yang dipikirkan oleh Yohan, tapi meski begitu ia mencoba untuk mendengarkannya sedikit lagi.
"Jadi apa kau punya rencana untuk hal itu?"
"Ya, aku akan membentuk tim untuk menelusuri Phantom Forest lebih dalam lagi. Kau tidak perlu ragu dengan anggota-anggotanya, karena yang aku pilih adalah Hero yang bertarung bersamaku melawan Lord Irits."
"Jadi tujuanmu kesini adalah …."
"Benar, aku ingin meminta izin kepada pihak S.E.I.D untuk membentuk tim kecil pada misi kali ini," sambung Yohan.
"Baiklah, aku mengizinkannya. Aku akan melihat data dan kekuatan para Hero itu di komputer."
"Terima kasih Peterson, kau memang selalu bisa kuandalkan."
"Tidak apa, memang sudah itu tugasku sebagai Agent S.E.I.D."
Dengan diizinkannya terbentuknya tim kecil itu, pengumpulan anggota akan dilakukan oleh Yohan dalam kurun waktu seminggu.
bersambung...