*Tiga Bulan Kemudian*
Java City sudah mulai terbangun ulang sepenuhnya berkat tangan-tangan handal dari para pekerja yg dikumpulkan dari seluruh penjuru negeri.
Organisasi S.E.I.D. mulai mendapat apresiasi yg tinggi dari masyarakat akibat jasanya melawan Lord Irits tiga bulan yg lalu. Dan semakin banyak pula orang-orang berbakat yg bergabung dengan S.E.I.D. yg menambah kekuatan organisasi tersebut.
Sementara kesepuluh Hero yg melawan Lord Irits waktu itu, mulai menjalani kehidupan Hero-nya masing-masing. Seperti menangkap maling, mengambil balon yg tersangkut di pohon, dan juga sebagainya.
*Markas Utama S.E.I.D.*
Seorang Agent level 1 membawakan sebuah minuman untuk Agent Peterson yg sedang berada di dalam ruangannya, "Permisi.." dia membuka pintu itu dan terlihat Agent Peterson yg sedang duduk di mejanya.
Agent Peterson sedang melihat kertas-kertas yg memenuhi mejanya. Agent level 1 itu kemudian menaruh minumannya di pinggir meja tersebut.
"Permisi, apa yg sedang anda lihat Agent Peterson?" tanya Agent itu.
"Ah, ini? Ini adalah surat-surat yg diberikan oleh para Hero yg dulu melawan alien itu. Kesembilan orang kecuali Ryuzaki itu secara resmi akan diangkat menjadi Hero."
"Jadi selama ini mereka ilegal?"
"Bukan ilegal, mereka masih dalam tahap percobaan untuk menjadi Hero. Terutama seorang mantan pembunuh bayaran itu, White Shinigami. Dia memiliki persyaratan tersendiri agar dia mau menjadi Hero.."
"Dan itu adalah?"
".. Yaitu agar diberi kebebasan dan tidak menganggap dirinya adalah Hero di organisasi S.E.I.D ini. Hah.. merepotkan."
"Lalu bagaimana dengan Hero-Hero yg lain?"
"Kalau kita ambil contoh yaitu Fire God, dia meminta renovasi rumahnya menjadi lebih baik lagi. Dan ada juga yg tidak meminta apa-apa seperti Techno-Man dan Aiza Yuuki."
"Oh begitu. Ngomong-ngomong, bagaimana dengan anak baru yg saya rekomendasikan?"
"Dia? Dia hanya seorang anak remaja biasa. Kita tidak boleh mengganggu masa mudanya kan? Lagipula dia hanya meminta hadiah uang saja dan tidak ada permintaan khusus. Ngomong-ngomong, terima kasih atas rekomendasinya, ya."
"Ah, iya. Itu tidak masalah. Kalau begitu aku permisi dulu."
"Baiklah."
Agent Level 1 itu kemudian pergi dari ruangan Agent Peterson. Agent Peterson meminum kopi yg dibawakan oleh Agent Level 1 itu sambil membaca secarik kertas. Itu adalah permintaan dari Ryuzaki.
"Apa maksudmu jangan panggil aku kecuali ada keadaan penting, Ryuzaki? Sebenarnya siapa orang yg ingin kau cari itu."
Sementara di suatu tempat yg tidak diketahui, Ryuzaki sedang berhadapan dengan dua orang yg tak dikenal. Seorang laki-laki dan perempuan. Laki-laki itu membawa sebuah pedang sementara perempuannya hanya diam saja melihat Ryuzaki.
"Akhirnya kau kutemukan," ucap Ryuzaki.
Pria itu kemudian mencabut pedang dari sarungnya dan kemudian memberikan sebuah seringai kepada Ryuzaki.
**
*Sebuah Cafe, Java City*
Kliing..
Bel yg menjadi pertanda bahwa ada seseorang yg masuk ke dalam Cafe tersebut. Aiza Yuuki menyambut orang itu dengan ramah dan menyadari kalau dia adalah orang yg dia kenal.
"Haruna?"
"Selamat siang, Aiza."
Mereka duduk di meja yg berada dekat dengan jendela yg membuat sinar matahari yg masuk langsung menyinari mereka. Aiza membawa dua gelas kopi yg kemudian salah satunya diberikan kepada Agent Haruna.
"Jadi, apa ada yg berubah setelah kejadian itu?" tanya Agent Haruna.
"Hmm.. kalau dipikir-pikir, aku hanya mendapat bonus uang saja. Jumlahnya juga lumayan yg bisa membuat Cafe ini sudah cukup bagus. Akhirnya aku bisa membantu pemilik Cafe ini."
"Begitu. Aku turut senang mendengarnya."
Sluurrpp..
Agent Haruna meminum sedikit kopi yg telah disediakan oleh Aiza. Dia melihat orang yg lalu lalang diluar cafe. Agent Haruna sepertinya memiliki sesuatu yg ingin ditanyakan kepada Aiza.
"Ngomong-ngomong Aiza, bagaimana dengan White Shinigami?"
"Eh? Ke-Kenapa tiba-tiba bertanya soal orang itu?" ucap Aiza gugup. Tanpa sadar wajah Aiza memerah seperti orang kepanasan.
"Wajahmu memerah. Jadi kau benar-benar menyukainya, ya? Hah.. Apa yg membuatmu menyukai pria seperti dia."
"Si-Siapa yg bilang aku menyukainya?! Ta-Tapi.. bukannya aku menyukainya.. atau sesuatu seperti itu.. Tapi.. dia itu.. ano.. mm.. seperti.."
"Hmm..? Dasar tsundere."
"Bukan begitu..!" Aiza kemudian menghela nafasnya.
"Hah.. Aku merasakan sesuatu yg berbeda saat berada di dekatnya. Sesuatu seperti kemarahan, dendam, dan juga.. kesedihan.."
**
White Shinigami berjalan ke sebuah gang di antara dua gedung besar. Gang ini sangat kumuh dan becek. Dia berhenti di sebuah pintu yg terbuat dari besi. Dia kemudian mengetuk pintu itu.
Tok.. Tok.. Tok..
Dari balik pintu itu tiba-tiba terdengar suara seorang pria. Dia menanyakan kata sandi untuk masuk ke dalam situ.
"Beri aku uang dan aku akan memberimu darah."
Setelah mengucapkan kata sandi itu. Tiba-tiba pintu itu terbuka dan kemudian White Shinigami masuk ke dalam. Di dalam gedung itu, terlihat seperti lorong yg cukup besar untuk orang lalu lalang. Dan di ujung lorong tersebut terdapat meja resepsionis.
Lorong itu terlihat ramai dengan orang dan terdapat empat pintu yg masing-masing berada dua di kanan dan dua di kiri. White Shinigami segera melewati kerumunan orang yg berada di lorong untuk menuju ke pintu bar yg berada di sebelah kanan meja resepsionis.
Saat menuju ke bar itu, White Shinigami tiba-tiba ditahan oleh beberapa orang yg sedang berada di lorong. Orang-orang itu adalah para pembunuh bayaran sama seperti White Shinigami.
"Hei, White Shinigami! Bagaimana pekerjaanmu sebagai Hero?" ucap salah satu dari mereka menahan White Shinigami.
"Lepaskan."
"Cih, dingin seperti biasanya. Kita harus merayakan bahwa kau telah menjadi Hero dengan minum sake. Tentu saja kau yg bayar."
"Lepaskan atau aku akan membunuhmu."
"Hehe.. Kau lupa peraturannya? Sesama pembunuh bayaran dilarang saling membunuh kecuali salah satunya menjadi target. Jadi kau tidak akan bisa melakukannya. Atau kau ingin seluruh pembunuh bayaran di kota ini mengejarmu? Hehe.."
White Shinigami kemudian melepaskan tangannya dengan paksa dari tangan pembunuh bayaran rendahan itu. Dia langsung pergi tanpa melihat wajah orang yg menggodanya tadi.
"Cih, dasar sombong! Jangan pikir aku takut denganmu karena kau banyak dibicarakan oleh orang-orang disini ya!"
White Shinigami tidak menghiraukan provokasi orang tersebut dan tetap berjalan menuju ke bar. Saat ingin membuka pintunya, tiba-tiba pintu bar itu terbuka dan ada orang yg membukanya dari dalam.
Seorang anak kecil berpakaian gothic membuka pintu bar dari dalam. Tingginya bahkan tidak sampai sedagu White Shinigami.
"Permisi.." ucap gadis kecil itu dengan lembut dan sopan.
Gadis itu kemudian melewati White Shinigami dan kemudian masuk ke ruangan yg berada di seberang lorong. White Shinigami hanya memperhatikan gadis itu dan kemudian bertanya kepada resepsionis.
"Apa kau tau siapa gadis kecil itu?" tanya White Shinigami.
"Dia seorang pembunuh bayaran, sama seperti dirimu."
"Tapi aku tidak pernah melihatnya selama ini."
"Karena dia memang tidak pernah keluar dari ruangannya. Dia khusus menyewa tempat itu untuk dirinya sendiri. Apa kau pernah dengar rumor tentang seseorang yg bisa membunuh dari jauh?"
"Tidak pernah."
"Kalau begitu jika aku memberitahumu kau juga tidak akan tau."
"Ya tidak apa-apa, lagipula aku juga tidak peduli," ucap White Shinigami yg langsung masuk ke dalam bar.
**
*Phantom Forest, Malam Hari*
Disebuah gua yg ada di Phantom Forest, seorang alien yg merupakan anak buah dari Lord Irits bersembunyi di dalam sana. Entah bagaimana caranya dia bisa selamat dari serangan waktu itu.
"Entah berapa lama aku sudah berada di planet ini. Sekitar dua sampai tiga bulan. Lord Irits juga sudah dikalahkan. Hah.. sepertinya aku akan berada di planet ini sampai akhir hayatku," ucap Alien itu.
Saat dia berpikir seperti itu, tiba-tiba dari belakangnya ada sebuah makhluk yg mendekati makhluk itu. Langkahnya berat sehingga membuat langkahnya terdengar. Alien yg menyadari itu langsung menengok kearahnya.
"Makhluk apa kau..?"
Makhluk itu terbentuk dari akar yg berkumpul dan membentuk tubuh humanoid dan di dadanya terdapat sebuah cahaya biru yg menerangi bagian dalam tubuhnya sampai kepala. Makhluk itu tidak memiliki wajah dan berlubang yg membuat cahaya biru itu keluar dari bagian depan kepalanya. Dia juga membawa sebuah pedang dari akar pohon yg tajam.
"Makhluk tidak dikenal telah memasuki hutan. Perintah raja harus ditaati. Musnahkan semua penyusup," ucap makhluk itu seperti sebuah alat yg dirancang untuk membunuh.
"Tunggu sebentar..! Kau tidak mengerti! Aku adalah bagian dari hutan.."
Sebelum dia menyelesaikan kata-katanya, makhluk itu telah memenggal kepalanya duluan.
Tamat.