Sementara itu di tempat yg agak jauh, Big Bro dan Mei sedang menghadapi Cida, jendral Lord Irits yg memiliki wajah seperti katak.
Kedua belah pihak belum ada yg menyerang dan hanya mengamati satu sama lain. Big Bro dan Mei sangat waspada dengan Cida, sementara Cida menunggu mereka melakukan serangan.
"Ada apa? Kenapa kalian tidak menyerangku? Apa kalian takut?" ucap Cida memprovokasi Big Bro dan Mei.
"Apa kau punya rencana?" tanya Mei.
"Untuk saat ini, kita hanya harus terus waspada terhadap serangan yg akan dilakukannya. Aku belum tau jenis kekuatan seperti apa yg dimilikinya."
Cida hanya tersenyum melihat Big Bro dan Mei yg terdiam seperti seekor tikus yg telah terjebak. Lalu Cida melancarkan serangan yg pertama.
"Jadi kalian tidak mau maju? Baiklah, aku yg akan maju."
Cida melesat kearah mereka berdua. Saat melesat dia menembakkan cairan asam yg dapat melelehkan apapun yg mengenainya. Big Bro dan Mei menghindar ke arah yg berlawanan, lalu Cida melesat kembali ke arah Big Bro.
"Aku akan melelehkanmu terlebih dahulu," ucap Cida yg bersiap menyemburkan cairan asamnya.
Mei yg menyadari kalau Big Bro dalam bahaya, melepaskan dua anak panah ke arah Cida. Tapi anak panah itu masih bisa dihindari oleh Cida.
"Kau gadis nakal, menyerang seseorang dari belakang. Akan kuberi kau pelajaran!"
Spruuut..
Cida menyemburkan cairan asam dengan kecepatan tinggi. Mei berhasil menghindarinya, walaupun terkena sedikit di bagian lengan kanannya.
"Eukh.."
"Hehehe.. Lemah sekali.."
Slaash..
Big Bro menebas punggung Cida yg perhatiannya teralihkan oleh serangan Mei namun masih bisa dihindari. Cida mundur beberapa meter untuk menjaga jarak. Big Bro menghampiri Mei yg sedang memegangi lengan kanannya.
"Kau tidak apa-apa?"
"Hanya terluka sedikit saja, aku masih bisa menembakkan anak panah," ucap Mei yg sedikit meringis kesakitan.
"Aku punya rencana, bisakah kau membantuku?"
"Apa itu?"
Big Bro menjelaskan rencana yg telah dia pikirkan kepada Mei. Sementara Cida masih diam dan tersenyum menunggu serangan yg akan diberikan oleh mereka berdua.
"Kau bisa melakukannya?" tanya Big Bro
"Akan kucoba."
"Jangan ragu-ragu saat menembaknya, meskipun itu akan mengenaiku sekalipun."
"Hehehe.. apa kalian sudah selesai? Kalau begitu cepatlah serang aku atau aku yg akan menyerang kalian duluan."
Big Bro berkonsentrasi dan memasang kuda-kuda untuk melakukan serangan berikutnya. Tiba-tiba, keluar aura membunuh yg sangat kuat dari tubuh Big Bro. Seperti sesosok monster yg sangat kuat.
"Heh, aura intimidasi yg bagus. Tapi itu tidak akan cukup untuk melawanku."
Bzzt.. Bzzt..
Percikan-percikan listrik keluar dari pedang yg dipegang oleh Big Bro. Dia kemudian berlari dengan sangat cepat ke arah Cida.
"Menyerangku langsung dari depan? Masih terlalu dini untukmu!"
Spruuut..
Cida mencoba menyemburkan cairan asam dari mulutnya. Tapi dapat dihindari dengan mudah oleh Big Bro yg terus berlari mendekati Cida. Saat sudah sangat dekat, Big Bro mencoba menebas kepala Cida.
"Lumayan, tapi tidak cukup cepat..!"
Cida kembali menyemburkan cairan asamnya. Big Bro yg tadi ingin menebas kepala Cida, langsung melesat memutari Cida dan kini berada dibelakangnya. Sekarang, dia mencoba menebas kepala belakang Cida. Cida langsung berbalik dan mencoba menangkis serangan itu.
"Silent Shoot."
Mei menembakan tiga anak panah sekaligus kearah belakang lutut, punggung, dan kepala belakang Cida yg membuatnya kehilangan keseimbangan.
"Apa?" ucap Cida terkejut dengan serangan anak panah Mei.
"Electric Slash!"
Syaash.. Daaarrr..
Big Bro menebas Cida yg sudah lengah oleh serangan Mei tadi. Serangan Big Bro berhasil mengenai dada Cida yg membuatnya terpental cukup jauh.
"Aakhh!"
"Apakah berhasil?"
Cida mencoba berdiri. Mei dan Big Bro sadar kalau mereka belum mengalahkan Cida, jadi mereka bersiap untuk serangan selanjutnya. Cida berdiri dengan bekas tebasan di dadanya. Dari bekas tebasan di dadanya, keluar sebuah cairan asam yg saat jatuh ke tanah membuat tanahnya meleleh.
"Kau benar-benar membuatku marah," ucap Cida yg berjalan perlahan ke arah Mei dan Big Bro.
"Aku akan menyerangnya lagi," ucap Big Bro sambil memasang kuda-kuda.
Bzzt.. Bzzt..
Mei juga bersiap membidik ke arah Cida. Big Bro melesat langsung ke arah Cida. Cida mengarahkan tangannya ke arah Big Bro yg sedang melesat, dari tangannya keluar cairan asam yg langsung menyembur ke arah Big Bro
Spruutt..
Big Bro menghindarinya dan melesat ke arah belakang Cida. Cida tidak bergerak melihat Big Bro yg mencoba menebas belakangnya.
"Kesempatan!"
"Kena kau!"
Cida mengeluarkan cairan asam dari punggungnya yg membuat Big Bro terluka karena mencoba menyerangnya. Dia terluka di kedua tangannya karena mencoba menahan cairan asam itu.
"Silent Shoot."
Mei mencoba menyerang Cida disaat dia menyerang Big Bro, tapi Cida menyadarinya. Dia menyemprotkan cairan asam ke anak panah Mei yg membuatnya meleleh.
"Cih."
Big Bro kemudian mundur ke dekat Mei untuk mengatur rencana selanjutnya.
"Kau tidak apa-apa?" tanya Mei.
"Ya."
Pertarungan melawan salah satu jendral Lord Irits belum berakhir. Dia menjadi semakin berbahaya bahkan ketika sudah di serang oleh Big Bro dan Mei.
Bersambung...