Lord Irits yg sedang duduk di singgasananya mendapat perasaan yg aneh. Dia berdiri karena merasakan sesuatu terjadi pada anak buahnya.
"Ardgu, Cida.. Bahkan Kine juga?! Tidak Berguna!"
Braakk..
Lord Irits memukul lantai kapal luar angkasa yg menyebabkannya retak dan hampir hancur.
"Versil.. Dia masih hidup. Tapi dengan kondisinya sekarang, tinggal menunggu waktu saja kalau dia juga akan terbunuh seperti yg lainnya," ucap Lord Irits sambil berjalan keluar dari ruang pusat kapal luar angkasanya.
Saat dia keluar dari ruangan, seorang alien yg merupakan salah satu bawahan Lord Irits menghampirinya dan menanyakan beberapa hal kepadanya.
"L-Lord Irits..?"
"Jangan berbicara kepadaku sekarang!" Bentak Lord Irits kepada bawahannya itu.
"T-tapi, anda terlihat.."
Sriing..
Ucapan bawahan Lord Irits itu terhenti karena Lord Irits telah membelahnya menjadi beberapa bagian dalam sekejap yg membuatnya mati seketika.
"Bukankah sudah kubilang jangan bicara padaku?! Dasar tidak berguna," ucap Lord Irits yg berjalan menuju ke pintu keluar kapal luar angkasa.
"Prajurit terkuat di planet ini.. Apakah aku harus mendatangimu untuk bisa bertarung melawanmu secara langsung?" ucap Lord Irits sambil menunggu pintu kapal luar angkasa itu terbuka.
***
Sementara itu di darat, para Hero kecuali Fire God berkumpul setelah mengalahkan musuhnya masing-masing.
"Hah, yg kulawan tadi cukup merepotkan," ucap Shota mengeluh.
"Ah, alien yg bisa beregenerasi itu ya? Kalau itu sih memang bukan lawan yg mudah," ucap Big Bro.
"Benar, kan. Ngomong-ngomong, kekuatan seperti apa yg dimiliki oleh lawanmu?" tanya Shota kepada Big Bro.
"Kalau lawanku itu.. Mm.. gimana menjelaskannya, ya.."
"Lawan kami tadi, memiliki kekuatan semacam cairan asam dan racun yg mematikan. Dia juga bisa menyemprotkan dan mengeluarkannya dari seluruh bagian tubuhnya," ucap Mei.
"Heh, begitu ya.."
"Bukankah kau membawa sebuah pedang?" tanya Techno-Man kepada Big Bro.
"Hmm benar juga, kemana pedangmu?"
"Ah, pedang itu sudah hancur saat melawan alien tadi."
"Kalau begitu, gunakan ini dulu. Mungkin ini tidak sebaik pedangmu yg dulu, tapi lebih baik daripada tidak ada sama sekali," ucap Techno-Man memberikan sebuah pedang berukuran sedang kepada Big Bro.
"Te-terima kasih.."
Mereka sedikit membahas tentang kekuatan musuh yg baru saja mereka lawan tadi. Ini mungkin bisa menjadi pengalaman berharga untuk kedepannya bagi para Hero. Sementara Ryuzaki hanya berdiri diam sambil memperhatikan kapal luar angkasa yg sedang terbang diatas mereka.
"Ada apa?" tanya Lightning Mask menghampiri Ryuzaki.
"Ah, tidak ada apa-apa. Aku hanya berpikir kalau perjuangan kita masih belum selesai," ucap Ryuzaki sambil melihat kapal luar angkasa itu.
"Aku tahu itu. Tapi kebanyakan yg menjalankan tugas ini adalah para Hero muda yg baru saja bergabung dengan organisasi Hero ini. Jadi mungkin kita biarkan saja mereka beristirahat sebentar," ucap Lightning Mask.
Ryuzaki tersenyum, "Kau seperti orang tua saja, ya. Hehehe."
"A-aku masih muda..!"
"Tapi kau ada benarnya, ini mungkin pertama kalinya bagi mereka mengalami sesuatu seperti ini. Jadi sedikit istirahat mungkin berguna untuk mereka. Dan tentunya untuk orang tua seperti kita," ucap Ryuzaki mengejek Lightning Mask.
"Kau ini.."
Blaaaarr.. Jdaaarrr..
Saat mereka sedang beristirahat, tiba-tiba terdengar suara ledakan dan kobaran api yg berasal tak jauh dari tempat mereka berdiri. Itu adalah tempat bertarung Fire God dan juga Versil. Sementara itu, pasukan Siruva yg masih tersisa bergerak kearah para Hero yg sedang beristirahat.
"Ya ampun, sepertinya kita tidak punya waktu untuk beristirahat, ya?" ucap Lightning Mask sambil memodifikasi petir menjadi sebuah pedang.
"Kau benar. Semuanya! Sudahi percakapan kalian dan fokus kepada musuh yg ada di depan kalian sekarang," ucap Ryuzaki kepada yg lain.
"Kalau begitu aku mulai duluan ya. Teknik Petir : Raishin no Odori!"
Bzztt.. Sryiiing.. Swuuushh..
Lightning Mask melesat dengan sangat cepat kedalam kerumunan pasukan Siruva seperti membelah air. Diikuti oleh Hero lain yg menyiapkan serangan selanjutnya, sementara Mei bersiap dibelakang untuk mencover para Hero.
Pasukan Siruva yg jumlahnya ratusan itu seperti sebuah mainan dihadapan para Hero. Mereka menghancurkan pasukan Siruva dengan sangat mudah. Sementara Ryuzaki, sambil bertarung dia sesekali melihat ke arah kapal luar angkasa itu.
"(Firasatku tidak enak..)" gumam Ryuzaki di dalam hatinya.
Tiba-tiba sesosok alien muncul turun dari kapal luar angkasa. Alien itu memakai sebuah zirah dan memegang sebuah perisai besar di tangan kirinya. Dari alien itu, Ryuzaki bisa merasakan aura membunuh yg sangat besar.
Sekelebat penglihatan Ryuzaki dulu tentang bencana yg berasal dari luar angkasa sekarang tepat berada di atas kepalanya.
Bersambung...