"Terima kasih," ujar Rezqi lagi.
"Jadi," kata Pak Ben. "Di sini dikatakan Anda memiliki IPK tiga koma tiga."
"Iya, Pak," jawab Rezqi. "Benar."
"Tapi anehnya," kata Pak Ben lagi. "Tidak satu pun pengalaman kerja yang Anda bubuhkan, atau hal yang bisa mendukung semua itu."
"Itu juga benar."
"Apakah itu tidak aneh?" Pak Ben melirik sesaat kepada Rezqi dengan pandangan yang begitu tajam. "Jika menilik dari tahun kelahiran Anda di sini, itu berarti Anda sudah menganggur beberapa tahun, itu cukup lama, padahal IPK Anda boleh dibilang tinggi."
Rezqi maklum dengan ke mana arah ucapan laki-laki di hadapannya itu. Dan jujur saja, itu pula lah yang menjadi pertanyaan besar di dalam kepala Rezqi, begitupula dengan Jong, Steaven, Ambar, dan Dinda terhadap nasib Rezqi sendiri tentunya.