"Oke deh," ujar Steaven saat ia sudah mengantarkan Rezqi pulang kembali ke rumahnya Akhirali. "Gua cabut dulu, Rez."
"Oke," Rezqi mengangkat tangan kanannya. "Thank you, Steav."
Steaven membunyikan klakson mobilnya, menyapa Bi Ayu yang sedang berjaga di dalam warung sebelum akhirnya mobil itu dijalankan Steaven meninggalkan Rezqi di sana.
Setelah mobil sport warna putih itu menjauh, barulah Rezqi melangkahkan kakinya menuju rumah sang paman.
Bi Ayu yang memerhatikan langkah dan wajah keponakan suaminya itu sedikit bisa meraba jika Rezqi sedang dalam suasana yang gembira. Setidaknya, semua gerak-geriknya mengindikasikan hal tersebut.
"Assalamualaikum."
"Waalaikumsalam… Gimana, Rez?" tanya Bi Ayu ketika pemuda itu mendekat. "Diterima, nggak?"
Rezqi tersenyum. "Diterima atau enggak, kan biasanya kita nungguin paling cepat seminggu, Bi."
"Ouh…" Bi Ayu mengangguk-angguk. "Tapi kelihatannya kamu senang banget hari ini."
