Kisah Menyedihkan I
"Sayang sekali padahal sangat bagus, tapi tidak masalah, kami mempunyai baju yang tak kalah bagus dari baju ini." Mereka pun membawa baju yang diucapkan tadi. Aku menerimanya dan langsung memakainya.
"Wah, sangat cantik Nona." Dengan kagum mereka mengucapkan, baju ini memang cantik tapi aku lebih suka baju yang pertama tadi.
"Jika sudah selesai ayo pergi, aku punya urusan lain," ucap Tuan, aku pun langsung mengganti baju dan mengikuti Tuan ke kasir untuk menebus barang yang ada di tanganku.
"Harganya?" Dengan dingin Tuan mengucapkannya.
"Seratus ratus juta Tuan," jawab sang kasir.
Tuan langsung mengeluarkan ceknya dan menuliskan nominal angka yang diminta tadi
"Ini," Tuan menyerahkan cek tersebut dan kami pun langsung pergi dari butik tersebut. Selama perjalanan kami hanya diam saja tanpa ada satu pun dari kami yang berbicara.
Sesampainya di gerbang rumah, Ayato langsung membukakan pintu mobil dan menyuruhku turun. Setelah aku turun Ayato, Shido, dan pria asing tadi langsung masuk ke dalam mobil, kemudian pergi tanpa mengucapkan satu kata pun.
Aku hanya melihat kepergian mereka, kemudian masuk ke dalam rumah dan kembali ke kamar lalu tidur. Lebih baik aku tidur dari pada memikirkan hal yang lain, badanku hari ini rasanya sangat lelah, kepalaku pusing dan perutku mual. Besok adalah hari pernikahanku, aku harus banyak istirahat, aku tidak boleh sakit di hari penting tersebut.
***
Author PoV
"Tuan apa kau yakin kita akan ke sana sekarang? Bagaimana dengan Mizzy? Dia akan sendirian malam ini." tanya Ayato cemas, Shui hanya melihatnya lalu tersenyum.
Ayato mengerti maksud Shui dia pun langsung diam dan kembali duduk tenang. Beberapa jam di dalam mobil akhirnya mereka sampai di tempat tujuan mereka yaitu rumah pria yang bersama mereka, Laxus.
"Di mana dia?" tanya tuan langsung pada Laxus, Laxus menunjuk arah gudang, Shui berjalan ke gudang sambil mempersiapkan tembak di tangan kanannya.
Dor!
Satu tembakan mengenai pintu gudang tersebut, tidak ada suara dari gudang itu yang ada hanyalah suara tembak yang Shui hasilkan tadi. Mata Shui memandang Laxus dengan sangat tajam, menyiratkan bahwa Shui akan membunuh Laxus.
Laxus menundukkan kepalanya sambil berkata, "Aku yakin dia masih di dalam," ucapnya sedikit ragu
"Baiklah, jika tidak kau akan mati!" balas Shui kemudian mendobrak pintu gudang tersebut. Gudang tersebut hanya berisi barang-barang yang dikemas dengan plastik, tidak ada seorang pun di dalam sana.
"Aku yakin dia di dalam." Laxus melakukan pemberontakan kemudian memasuki gudang tersebut sambil mencari-cari sesuatu yang dibilangnya ada di dalam gudang itu. Laxus terus berteriak memanggil nama orang yang pernah tinggal di gudang tersebut. Sampai akhirnya dia berbalik ke hadapan Tuan karena tidak menemukannya.
Laxus kaget setengah mati saat dia menyadari bahwa posisi tembak Shui berada di keningnya. Badan dia langsung gemetar mengeluarkan keringat karena ketakutan. "Di mana dia? Kalau tidak kau akan mati sekarang!" Dengan tegas Shui melontarkan kalimatnya.
"Aku tidak tahu, aku yakin dia ada di sini kemarin," jawabnya sambil menundukkan kepala. Shui menarik rambut Laxus ke belakang dan menampakkan mukanya.
"Jika dia tidak ada, bersiaplah untuk mati." Shui melepaskan tangannya kemudian masuk ke gudang untuk mencari orang tersebut. Ayato dan Shido ikut mencari orang tersebut, bukan hanya mereka saja. Para pengawal yang lain pun ikut mencari
"Dengar-dengar katanya orang itu memiliki hubungan dengan Mizzy," ucap salah satu pengawal sambil terus mencari.
"Mungkin saja dia keluarganya Mizzy," balas pengawal lainnya.
Saat semuanya sedang serius mencari keberadaan orang tersebut, terdengar suara benda jatuh dari arah pintu gudang. Seorang wanita berambut panjang yang kusut, baju yang compang-camping, dan wajah yang ketakutan, berusaha lari. Menghindar dari Shui dan pengawalnya.
Semua mata langsung tertuju pada wanita tersebut. "Dia orangnya!" teriak Laxus, dan membuat semua orang memandang ke arah wanita tersebut.
Ketika mendengar perkataan Laxus, wanita tadi langsung berlari ke luar gudang dengan wajah yang ketakutan dengan cepat Shui mengejarnya dan menangkapnya, wanita tersebut memberontak hebat saat tangan Shui memegangnya dengan saat kuat.
"Niana Marxiano!" ucap Shui.
Niana Marxiano adalah keturunan campuran dari negara Jepang-Inggris, berada di Jepang karena orang tuanya melakukan kesalahan dengan keluarga Shui. Orang tua Niana tewas di tangan Shido atas perintah Shui, saat itu umur Niana masih berumur 5 tahun.
Matanya kaget saat melihat Shui menyuruh Shido membunuh orang tuanya tepat di depan mata anak kecil tersebut. Teriakan tangisan yang terlontar dari mulutnya sangat bising dan membuat Shui menamparnya hingga pingsan.
Saat Niana pingsan dia dibuang ke sungai dan jasad orang tuanya tidak salah lagi masuk kandang buaya. Setahu Shui, Niana telah meninggal, tapi ketika dia mengetahui Niana masih hidup dari Laxus dia langsung segera mencarinya dan berniat membunuh wanita itu kembali.
"Bagaimana kalau aku membunuhmu, Niana?" ucap Shui sambil mencengkeram pipi Niana.
"Lepaskan aku, sialan!" Shui hanya tersenyum melihat aksinya yang ingin lepas dari genggaman Shui.
"Shido! Ambil kan aku sebuah cambuk," titah Shui.
Shui pun melemparkan Niana tepat di hadapan Laxus, Laxus hanya ketakutan melihat Niana di hadapannya. Rasanya Niana akan membunuh Laxus karena memberitahukan keadaannya.
"Sekarang rasanya tanganku sangat gatal," ucap Shui sambil mengelus telapak tangannya dan memandang ke arah Niana.
"Tuan, ini cambuknya," panggil Shido sambil mengulurkan cambuk yang ada di tangannya. Shui menerima cambuk tersebut dengan raut wajah yang bahagia, sesekali dia memandang sinis ke arah Laxus dan Niana.
Tangannya memegang erat cambuk yang diberikan Shido tadi, dan bersiap untuk melakukan sesuatu yang di luar dugaan. "Buka bajunya!" titah Shui, Ayato dan Shido langsung saja menarik Niana dan membuka seluruh pakaiannya di depan semua orang. Walaupun Niana memberontak tapi dia tidak bisa mengelak, dia harus menerima hukuman ini.
Kesalahan yang dilakukan oleh orang tuanya. Niana juga harus ikut bertanggung jawab, orang tuanya membunuh paman Shui saat melakukan pekerjaan di Inggris. Bukan hanya membunuh bahkan jasadnya di potong-potong lalu dijadikan bakso dan diberikan kepada semua orang secara gratis. Bahkan yang lebih parahnya, bakso tersebut dikirim ke Jepang tepatnya di rumah Shui dan dikatakan sebagai hadiah atas ulang tahun Shui yang ke-15 tahun.
Dari kecil Shui sangat menyukai bakso, mengetahui bahwa teman ayah mengirim bakso buat ulang tahunnya. Shui langsung saja memakan bakso itu dengan sangat bangga, tapi saat dia ingin menelan bakso tersebut dia langsung teringat sama pamannya. Aroma bakso yang rasanya harum tiba-tiba berubah menjadi bau amis daging busuk.